Waktu-03

234 24 4
                                    

Maaf jika banyak typo🍎



🕓🕓🕓


"Sampai kapan kamu berdiri terus disitu?" Ujar seorang wanita berumur yang kini menghampiri Jisoo.

Sedangkan perempuan yang berdiri itu hanya tersenyum pada sang ibu. Sudah cukup lama ia berdiri di balkon. Membuat badannya jadi dingin.

"Dingin, ayo masuk," ibunya menuntunnya untuk masuk.

Wanita berumur itu menutup pintu balkon, dan mengajak anaknya duduk di tepi ranjang.

"Sebenarnya apa yang membuat kamu sampai kedinginan begini?" Tanya ibu Kim.

Jisoo menggeleng. "Tidak ada,"

"Suho?" Tebak ibunya. Membuat Jisoo menoleh dan sedikit terkejut. "Tidak usah membohongiku nak, tatapanmu padanya sudah menyiratkan semua."

"Tapi...."

"Sudahlah, aku hanya ingin kamu bahagia nak. Jangan terlalu banyak menunggu," sang ibu menepuk pundaknya dua kali, setelah itu meninggalkan anaknya.

Jisoo termenung. Ucapan seorang ibu biasanya mengandung firasat yang kuat. Apa ibunya itu tahu tentang perasaan Jisoo dan Suho? Tetapi ucapannya benar, lelah juga menunggu Suho.

Perempuan Kim itu mengeluarkan ponselnya. Mengamati foto-foto Suho yang ia ambil secara diam-diam, dan sangat memenuhi galerinya.

"Kamu juga punya perasaan sama aku nggak Ho?" Tanyanya pada foto itu.

Perasaan Jisoo memang tak bisa diabaikan. Dan perasaan itu juga semakin tumbuh setiap harinya. Membuat perempuan Kim itu bingung harus bagaimana.

Sudah cukup lama ia selalu memendam perasaannya kepada Suho. Haruskah ia yang maju terlebih dahulu? Atau menunggu Suho? Tapi menunggu itu hal tak pasti sekarang.


🕓🕓🕓


Suasana pagi yang menenangkan. Suho pun dengan semangat berangkat ke kantor. Tak memerdulikan sarapan yang belum ia sentuh, pria Kim itu langsung bergegas pergi dengan mengendarai mobil kesayangannya.

Tak butuh waktu lama, ia sudah memarkirkan mobilnya dengan rapi, lalu keluar dengan penuh pesona.

Yah... tak heran jika para karyawan perempuan disini terpesona dengan dirinya. Siapa yang akan menolaknya? Tampan, mapan dan bisa diandalkan. Hampir semua wanita memiliki kriteria pria idaman yang seperti itu.

"Selamat pagi pak,"
"Pagi pak,"

Semua sapaan dari para karyawannya ia balas dengan ramah. Hingga kini ia duduk di kursi kebesarannya dan berhadapan dengan dokumen-dokumen yang menumpuk.

"Pak, ada ibu Jisoo," ujar sekertarisnya.

"Jisoo? Pagi-pagi begini?" Suho mengerutkan alisnya. "Ya, suruh masuk," ujarnya.

Seorang perempuan cantik bermarga sama dengannya itu memasuki ruangannya dengan tersenyum. Tak lupa dengan sebuah plastik ditangannya yang entah apa isinya itu.

Jisoo duduk di sofa, meletakkan plastik itu di meja, lalu membuka kotak makan di dalamnya.

"Kamu pasti belum sarapan Ho, aku bawain ini buat kamu," Jisoo tersenyum.

Suho terkekeh. Memang terkadang Jisoo bisa tahu apa yang belum Suho penuhi pada kegiatannya.

Lelaki Kim itu pun berjalan menghampiri Jisoo dan duduk di sebelahnya. Menatap dua potong sandwich dengan susu kotak yang juga ada disana.

"Aku bukan anak sd ya!" Ujar Suho menatap semua itu.

"Udahlah, makan aja. Ini sehat kok," ujar Jisoo.

Suho pun tersenyum dan mengambil makanannya. Memakan makanan yang telah Jisoo bawakan untuknya itu dalam diam.

"Gimana rasanya?" Tanya Jisoo.

Suho mengangguk. "Enak," ujarnya.

Jisoo mengeluarkan botol air mineral dari tasnya. "Ini kalau kamu nggak mau minum susunya," ujar perempuan itu.

Suho hanya tersenyum tipis, lalu menghabiskan makanannya.

"Makasih ya, udah repot-repot." Ujar Suho.

Jisoo tersenyum. "Sama-sama," balasnya.

Perempuan Kim itu terpesona menatap Suho yang lahap memakan makanannya. Membuatnya merasa senang, karena setidaknya kebutuhan sarapan Suho bisa ia penuhi pagi ini.

Tetapi lagi-lagi perasaan itu bertambah. Bahkan kini rasanya semakin besar. Membuat Jisoo juga berfikir.

Inikah saatnya ia membicarakannya? Jisoo rasa, mungkin akan sedikit memalukan. Tetapi ia yakin, dengan berbicara sekarang, maka tidak ada penyesalan nantinya.

"Eum.... Suho," panggilnya.

"Hm?" Suho sedang minum.

Entah kenapa Jisoo jadi ragu sekarang. Mana keberaianmu yang tadi Kim Jisoo?

Tadi kau cukup berani, tetapi sekarang malah menunduk dengan memainkan jarimu.

"Kenapa Jis?" Suho menatap mata Jisoo.

Jisoo mengangkat kepalanya. "Eum.... aku..."

"Kenapa?"

"Ho, aku.... aku...." Jisoo menarik nafasnya. "Aku suka sama kamu!" Ujarnya tegas.

























ToBeContinue🍎....

Waktu-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang