Ayo Readers tunjukkan bakat Bomvote and bakat top comentmu.
😻😻😻
Semangat buat ngevote💪😃
HAPPY READING
📖
Brakk!Angga menggebrak meja kerjanya frustrasi, ia sesekali mendengus kesal dan melampiaskan ke semua yang ada di dekatnya.
Lelaki itu mendecak. "Besok ujian bukannya belajar ini malah pergi main sama cowok gak jelas!" Angga menggeram sambil sesekali mengacak-acak rambutnya frustrasi. "Kalo mau refreshing ajak temen ceweknya, kek ... ini malah ngajak cowok gak jelas. Kalo gak mau ajak temen ceweknya ya ajak saya dong sebagai calon suaminya. Kalo kayak gini caranya sih saya kayak gak ada harga dirinya lagi. Seharusnya tadi saya berhentiin mereka lah ...!" Angga membulatkan matanya dan semakin memanas saat dirinya sadar bahwa seharusnya tadi ia memberhentikan mereka yang hendak pergi main.
"Lha, iya. Kenapa gak diberhentiin tadi?"
"Terus gimana dong kalo udah kayak gini? Mana gak punya nomer HP-nya lagi." Kemudian Angga menggeram kembali. Tetapi percuma saja ia telfon juga, semakin tidak ada harga dirinya dong dia?
"Hahhh!" Angga sudah keberapa kalinya memukul meja.
Pintu ruang kerja Angga terbuka dan terlihat sesosok lelaki jangkung yang tak kalah tampannya menghampiri Angga.
"Kenapa sih, Ngga? Rusuh banget dah berisik tau kedengeran ampe luar," tegur Arham seraya mendelik dengan sorot mata heran.
Angga menyenderkan badannya ke senderan bangku putar kerjanya, lalu ia memijat-mijat kening.
"Gue tebak, pasti soal si Zalya itu ya? Dia main sama pacarnya bukan?"
Angga sempat tercengang mendengar tebakan Arham yang begitu tepat. Lalu ia pun mengangguk sebagai jawaban.
"Turut prihatin, ya." Arham menepuk-nepuk pundak Angga dan memeluknya penuh Dramatis.
Melihat tindakan temannya itu, dengan segera Angga mendorong tubuh Arham agar menjauh darinya. "Pergi aja sana! Kalo ke sini cuma mau kasihanin doang ga ada ngasih solusi!" Angga geram.
"Solusi gimana?″ celetuk Arham berhasil membuat Angga semakin menggeram.
Hanya lewat tatapannya yang bagai elang ingin menyerang mangsanya, Arham dibuat berdeham oleh itu.
"Yailah, Ngga, galak amat sih, pantes Zalya milih tuh laki," celetuk Arham sambil cengengesan.
Brakk!
Bunyi meja yang dipukul keras oleh Angga memantulkan suara yang begitu terdengar nyaring hingga membuat Arham terjungkal karena kaget.
"Sekretaris Arham, keluar!" Angga menyentak dengan menggunakan bahasa formalnya yang legend.
Arham tak menjawabnya ia hanya cengengesan saja sembari berjalan menuju keluar.
Brukk!
Suara pintu yang ditarik Arham keras hingga membuat Angga terperanjat.
"Arham sial—" Angga tak melanjutkan ucapannya ia langsung beristigfar dan mengontrol emosinya.
Terdengar dari dalam, temannya itu tertawa terbahak-bahak.
"Astagfirullahal'adzim, sabar Angga, sabar ...," ucap Angga menenangkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You [OPEN PO]
Teen Fiction(young-adult fiction) Siapa sangka orang yang pernah ia tumpahi es krim tepat mengenai dadanya itu bisa-bisanya dijodohkan dengannya. Kala mengetahui itu Zalya frustasi dibuatnya. Selain menjengkelkan dan tua untuknya, lelaki itupun selalu narsis h...