01 TDL [Berangkat] ☑️

1.5K 64 9
                                    


"Sudah siap semua?"

Brian turun dari mobil menghampiri kami, "Siap!"

Sebenarnya ada keraguan di hati ku, ketika mengingat perkataan ibu.
Kami berenam akan pergi berlibur ke desa Wunggeni, dimana itu adalah Villa milik kedua orangtua Brian, teman kami.

Brian mengajak kami ikut bersamanya, berlibur di desa Wunggeni, untuk mengisi waktu luang liburan panjang.

°

"Kenapa tidak di undur saja berangkatnya, Nis? Tanya Ibu malan itu.

"Tidak, Bu. Nisa ikut teman saja."

"Perasaan ibu kok tidak enak ya?" Ucap ibu, terlihat gelisah.

🍃

"Kok kamu diam aja, Nis?" Tanya Firda memecah lamunanku, aku menoleh ke arahnya dan beranjak masuk ke dalam mobil setelah mencium punggung tangan Ibu.

"Tante kami berangkat dulu ya, assalammualaikum,"

"Wa'alaikumussalam, hati-hati kalian dijalan! Jangan sampai lupa memberi kabar orangtua di rumah,"

"Siap tante,"

"Hati-hati ya Nis, jangan lupa kabarin ibu sama bapak di rumah." Teriak Ibu dan Bapak bersamaan.

"Iya, Bu. Pasti nanti Nisa kabarin."

Kalau boleh hati ini untuk jujur, sebenarnya aku tidak mau meninggalkan rumah, rasanya berat sekali melangkah.
Tapi mau bagaiamana lagi?
Kami sudah sepakat pergi bersama ke desa tersebut dari jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.

Bismillahirohmanirahim.

Subhaanalladzii sakhhorolana hadzaa wamaa kunnaa lahu muqriniina wa innaa ilaa rabbina lamunqolibuuna. Allahumma innaa nasaluka fii safarina hadzal birro wattaqwaa waminal 'amali maa tardho.
(Doa bepergian jauh dengan kendaraan)

🍃

"Nis, kamu kok diam terus dari tadi?" Tanya Firda, yang sedari tadi memperhatikan ku.

"Hati-hati, nanti kesambet!" Sambung Rina.

Rina asik menyantap makanan ringan, ditangan nya.

"Diamnya orang berdoa itu jauh lebih baik!" Sahut Bayu.

"Ehem, Bay oh Bay!"

Semuanya tertawa, menyindir kami di dalam mobil.
Entahlah, aku hanya menanggapinya dengan senyuman tipis ke arah mereka.

🍃

"Disini senang, disana senang,dimana mana hatiku senang." 🎤🎼🎹🎶

Satu mobil riuh dengan suara teman temanku. Mereka bisa tertawa ria, tapi entah mengapa hatiku gelisah dan tidak tenang.
Tiga jam perjalanan yang telah di tempuh, kami belum juga sampai ke tempat tujuan.
Ku lihat Firda dan Rina sudah pulas tertidur, Radit masih asik dengan game online nya, sementara Bayu masih fokus melihat jalan.

"Brian, nanti kalo kamu ngantuk, aku bisa gantiin nyetir mobilnya."Tawar Bayu.

"Belum Bay, mending kamu tidur aja dulu, biar nanti bisa gantiin nyetir kalo aku udah ngantuk."

Bayu mulai memejamkan mata perlahan kemudian tidur seperti yang lain.

🍃

"Belum sampai juga ya, Yan?"

Firda membuka mata, melihat kiri kanan jalan, mobil masih terus berjalan.

"Masih jauh Fir, kamu tidur aja dulu. Nanti kalau udah hampir sampai, aku bangunin." Jawab Brian. Pandangan tetap mengarah ke depan.

"Duh panas banget sih ini mobil, udah gedein AC juga!" Gerutu Rina, anak paling gendut di antara yang lain.

Radit melirikan matanya sebentar, dan meneruskan game online yang sedang dia mainkan.

"Kayaknya kita nggak panas deh, Rin. Apa mungkin, di tubuh kamu ada jin nya ya?"

Brian menyempatkan menoleh ke arah kami dan menggelengkan kepalanya.

"Makanya kurangin ngemilnya Rin, biar kamu bisa langsing kaya aku." Ucap Bayu.

"Idih, kamu mah bukan langsing tapi tulang kering! Wong kerempeng gitu kok, ketiup angin juga terbang!" Protes Rina.

Semua nya tertawa mendengar jawaban Rina, kecuali aku. Aku lebih memilih diam, terus memejamkan mata meskipun sama sekali tidak bisa tidur seperti yang lain.

"Eh Firda, Nisa sakit ya?" Tanya Rina.

"Nggak tau, dari tadi juga banyak diam si Nisa, heran."

"Badannya nggak panas kok.
Mungkin dia ngantuk, karena semalam habis begadang." Ucap Rina, setelah menyentuh jidat Nisa.

"Begadang ngapain Nisa semalam?"

"Begadang telfonan lah sama si Bayu! Siapa lagi coba?" Ledek Firda.

Bayu menghela nafas panjang, kemudian melirik ke arah Nisa yang tidak merespon sama sekali.

"Aku semalam tidur gabteng lebih awal." Jawab Bayu merapikan rambut.

"Ganteng menurut siapa?"

"Emak." lontarnya.

🍃

Suara ramai di dalam mobil, menjadi hening seketika. Semuanya tertidur, kecuali Brian.

Sebenarnya Brian sudah lelah, tetapi sepertinya Brian tidak tega kalau harus membangunkan Bayu, yang baru saja tidur.

"A D U H!"

Mobil tiba-tiba di rem mendadak, semua terbangun.
Reflek kami semua menutup kedua telinga, karena Brian membunyikan klakson berkali-kali.

"Kamu apa apaan sih, Yan? Ngerem mobil kok mendadak!" Teriak Radit yang duduk di belakang, ponselnya sampai terjatuh.

"Maaf, maaf. Tapi lihat deh ke depan!" Ucap Brian, sembari menunjuk ke depan.

Kami semua mengarah pandangan ke depan bersamaan.

🍃

BERSAMBUNG.

 TERJEBAK DI DUNIA LAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang