Rina mengoleskan sedikit minyak kayu putih yang di bawanya, ke hidung Nisa agar segera sadar.
Kami duduk melingkari Nisa, berharap dia bisa membuka mata.Selang beberapa lama, Nisa sadar.
Semuanya senang, terlebih lagi Bayu."Nis," Panggil Firda
Tapi Nisa seperti kebingungan, dia sibuk memegangi kepala nya yang masih terasa sakit, pandangan nya masih meremang, pendengaran nya belum kembali total.
"Di-dimana kita?" Ucap Nisa terbata-bata.
Setelah itu, kami menjelaskan apa yang sudah terjadi pada nya hingga kami sanpai kemari.
Bayu memegang kening Nisa, badannya masih demam tinggi.
"H u h, masih demam," Keluh Bayu.
"Kamu tau nggak, Nis? Bayu kawatir banget pas kamu pingsan, dia yang bawa kamu sampai kesini." Tutur Firda.
Nisa menoleh ke arah Bayu, "Makasih ya, Bay. Dan maaf, aku ngerepotin kamu. Aku ngerepotin kalian semua,"
"Kita kan teman, nggak ada yang merasa di repotin kok. Cepet sembuh ya, nanti kita berjuang lagi sama-sama." Jawab Bayu salah tingkah.
"Iya Nis, kita kan teman. Tapi kalo Bayu mah beda, teman rasa cinta." Ledek Bayu
"Berisik!"
🍃
Terdengar suara hujan masih sangat deras, petir masih menggelegar dan menakutkan.
Hari sudah semakin malam, tapi kenapa Kiara tak juga menemui kami? Apa kami tidak bisa bertemu dengan nya lagi?
Kami duduk di samping Nisa, dia masih sangat lemas karena semenjak bangun, kami tidak bisa memberinya air minum.
"Kalian tidur aja dulu, biar aku yang jaga malam ini. Kita lanjutin pembakaran jasad Kiara besok pagi. Setelah itu kita lanjut nyari jalan pulang, meskipun Kiara nggak dateng, setidaknya kita udah melakukan apa yang Kiara minta." Ucap Bayu.
"Nggak Bay, kami juga ikut jaga. Biar Nisa aja yang tidur." Tolak Firda yang di angguki Rina dan Radit.
Jasad Kiara, Radit letakan di atas ranjang yang lain. Sementara Brian masih duduk di posisi semula, dengan tatapannya yang kosong.
Semakin malam suhu badan Nisa semakin tinggi, bahkan Nisa sempat mengigau, kemudian menangis dalam tidur.
Kami terpaksa membangunkan Nisa, karena tangisnya semakin menjadi-jadi.
Rina dan Firda menggoyang goyangkan badan Nisa sampai terbangun.Ketika Nisa membuka mata, dia langsung beranjak bangun dan melompat dari tempat tidurnya menemui Brian.
"Kenapa Nisa?"
"Nis!"
🍃
#POV_NISA
Aku berlari mendekati Brian.
Brian duduk terpaku tanpa gerakan sedikitpun, wajahnya pucat pasi, tatapan nya kosong, badannya dingin seperti es.
Ku tatap kedua bola matanya dalam dan langsung memeluknya."Brian!" Tangisku pecah.
"Brian, sadarlah! Ini aku, Nisa.
Kami semua teman mu! Teman mu ada di sini, Yan! Sadar Yan! Kita pulang sama-sama, kita berjuang sama-sama!"Aku menangis sejadi-jadinya, tapi Brian sama sekali tidak merespon ku. Dia tetap diam, tanpa bisa menoleh atau sekedar mengedipkan matanya.
Bayu, Radit, Rina dan Firda menghampiriku. "Nisa, kamu kenapa?"
"Pasti karena demam tinggi, Nisa jadi begini." Keluh Firda.
"Terus gimana ini, Bay?" Panik Rina.
Aku berbalik, memeluk Firda dan juga Rina. Mereka semakin tidak mengerti.
"Kamu mimpi, Nis?" Tanya Radit.
Aku menggeleng.
"Kamu kenapa, Nisa?" Ucap Bayu.
"Tenang Nis, ini pasti karena efek demam tinggi. Kamu jadi kaya gini," Rina menyentuh jidatku. Aku menggeleng.
"Brian, Fir. Brian, Rin! Brian, Bay! Brian, Dit!" Teriak ku.
"Brian emang udah begini dari awal, kita bawa dia dari rumah pak Bima kan? Apa kamu lupa, Nisa? Nanti setelah kita pulang, pasti Brian bisa di obati. Percayalah," Bayu berusaha menenangkan. Tapi aku semakin terisak.
"Brian, Fir ...."
Kali ini aku mengiba pada Firda, mataku menatap matanya dalam-dalam.
"Iya, oke. Aku percaya, ini bukan efek demam. Sekarang, ayo cerita sama kita, Nis. Kamu kenapa? Ada apa?" Tanya Firda setenang mungkin.
"Apa kamu mimpi, tentang Brian?" Tanya Radit.
Aku mengangguk.
"Kenapa Brian? Kenapa kamu sampe nangis, Nis?" Tanya Bayu.
"Se--sebener-nyaa, -------------"
Belum sampat Nisa menjelaskan, tubuh Brian ambruk. Brian jatuh tersungkur di lantai.
Perhatian kami teralihkan, beranjak membantu Brian dan membaringkan nya. Bayi mencoba mengoleskan sedikit minyak kayu putih, sementara Firda dan Rina menggoyang-goyangkan tubuh Brian, agar bangun.Tapi, kami langsung menjauh setelah melihat apa yang keluar dari tubuh Brian.
"K I A R A ?"
Tiba-tiba Kiara keluar dari tubuh Brian.
Apakah Kiara yang membuat Brian begini?
Apa artinya Kiara bekerjasama dengan keluarga bapak Bima?
Apakah anak perempuan itu menipu kami?
Apakah dia juga mahuk jahat?
🍃
BERSAMBUNG.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK DI DUNIA LAIN
Misteri / ThrillerSINOPSIS : Kisah dari enam anak yang masih duduk di kelas 3 SMA, Bayu, Radit, Brian, Nisa, Firda dan Rina. Rencana mereka, untuk mengisi liburan panjang sekolah, yaitu berlibur ke desa Wunggeni, yang dimana disana ada Villa milik kedua orangtua Bri...