"Tunggu apa lagi?"
Kakek Darto mengejutkan kami, yang sedang memperhatikan Kiara.
Kiara berjalan menuju kemari dengan langkah cepat, jelas sekali cara berjalan Kiara sangat kesulitan, Kiara seperti sedang menahan rasa sakit di kakinya.Kenapa dengan salah satu kaki Kiara?
Perlahan, aku mendekatinya, langkah kaki Kiara terhenti, aku melihat ada luka, seperti luka di kakiku saat itu, karena ulah bapak Bima.
Ya Allah....
Apakah Kiara memindahkan lukaku ke kakinya, karena saat itu luka itu menghilang setelah di sentuh oleh Kiara.
"Apa ini, Kiara? Apa kamu memindahkan luka itu ke dirimu sendiri, Kiara?"
Anak perempuan itu menatapku sembari menganggukan kepalanya.
"Kenapa kamu melakukan ini?"
"Tidak apa-apa, aku tidak mau kak Nisa kesulitan berjalan, apalagi kalian telah menyelamatkan jasadku" Jawabnya pelan.
Aku sama sekali tidak menyangka, sungguh Kiara memiliki sikap yang baik, bahkan ia rela berkorban, demi aku.
"Kata kamu, luka cengkeraman itu sulit untuk di sembuhkan? Tapi kenapa kamu malah berkorban dan mau menanggung rasa sakit itu, Kiara?" Netraku mengembun.
"Jangan terlalu mengkhawatirkan aku di sini, Kak. Ada Kakek Darto di sini yang akan membantu menyembuhkan luka ini. Aku tidak akan membiarkan kak Nisa pulang membawa luka ini, percayalah luka dari bapak Bima tidak bisa di sembuhkan di dunia manusia.
Maaf, aku sayang sekali sama kak Nisa, begitupun kepada kalian semua," Ungkap Kiara, menundukan kepalanya setelah menunjuk jarinya ke arah Firda, Rina, Radit, Bayu dan Brian.Hatiku seperti tersayat pisau yang tajam, Air mataku luruh, setelah mendengar pengakuan Kiara.
"Andaikan kamu bisa pulang bersama kami, Kiara. Aku akan menganggapmu sebagai adik ku, aku akan sering main ke rumahmu, bahkan akan ku ajak kamu tinggal bersamaku." Lirihku.
"M u s t a h i l, selamanya aku tidak akan pernah bisa pulang ke dunia kalian lagi,"
Kiara berjalan menghampiri Kakek, sekarang posisinya sejajar dengan kakek Darto.
Aku mengikuti langkah Kiara, aku mengusap airmata yang terus saja mengalir deras."Ki-a-ra! K i a r a!" Teriak Brian.
Kiara menoleh dengan senyuman merekah, ada rasa bahagia ketika Brian mengingatnya lagi.
"Kiara, aku ingat semua!" Brian berlari mendekat.
"Kiara, aku hidup lagi!"
"Selamat! Allah sudah memberikan kesempatan itu padamu, Kak! Aku senang dan bahagia," Senyum Kiara terlukis, namun matanya kembali mengembun.
"Ma-maafkan aku, Kiara." Kata Brian lesu.
"Kenapa harus minta maaf? Aku tidak apa apa, di sini ada kakek Darto yang sudah menganggapku sebagai cucunya. Pastinya, Kakek akan melindungiku, menyayangiku dan menemaniku.
Semangat kak Brian, berjuanglah lagi! Kalian pasti bisa kaluar dari tempat ini, aku bangga melihat keberhasilan kak Brian bisa hidup kembali."Keduanya saling menatap tanpa menyentuh, perlahan air bening itu menetes.
Begitupun dengan kami yang menyaksikan detik-detik perpisahan, tak terasa butir air mata terjatuh tanpa henti."T a p i, ----" Brian tak kuasa melanjutkan perkataannya.
"Biarlah, jangan pikirkan aku di sini. Jalan kita memang berbeda, karena selamanya aku tidak akan bisa pulang. Jangan tanyakan tentang kerinduanku pada ayah dan ibu, karena itu sudah ku kubur dalam.
Mereka juga pasti sudah mengiklaskan kepergian Kiara."
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK DI DUNIA LAIN
Misterio / SuspensoSINOPSIS : Kisah dari enam anak yang masih duduk di kelas 3 SMA, Bayu, Radit, Brian, Nisa, Firda dan Rina. Rencana mereka, untuk mengisi liburan panjang sekolah, yaitu berlibur ke desa Wunggeni, yang dimana disana ada Villa milik kedua orangtua Bri...