Kiara duduk di antara kami.
"Aku sudah berusaha mengejar, agar kalian tidak melanjutkan perjalanan kemari."
"Aku mencoba menghentikan mobil, tapi selalu gagal. Kakak itu saksinya!"
Kiara menunjuku dengan jari telunjukya, sudah pasti semua mata tertuju padaku.
"Kalau kamu memang nggak mau kita ada di sini, kenapa saat kami bertanya arah pulang, kamu malah mengusir kami?" Tanya Radit.
"Karena aku tidak tau," Jawab kiara. Kami diam sejenak.
"Kenapa nggak tau?"
Kiara mematung, hening, .....
"Kiara, kenapa kamu tidak bisa di sentuh?
Sedangkan, bapak Bima bisa menyentuh kami. Begitupun sebaliknya. Padahal kalian sama-sama bukan manusia seperti kami." Kataku memecah keheningan."Aku manusia, tapi sekarang aku tidak tau, apa aku sebenarnya!" Jawab Kanaya lesu.
"Ma-ma-nusia? Kamu sebenarnya manusia?" Ucap kami serempak.
"Awalnya, aku memang seorang manusia seperti kalian, tapi sekarang tidak lagi.
Mungkin aku bisa kalian sebut h a n t u.
Lain dengan keluarga bapak Bima, aku tidak tau dia siapa, yang kutahu keluarga mereka adalah mahluk yang jahat!""Kamu sendiri di sini?" Tanyaku.
Kiara mengangguk.
"Apa sebelumnya kamu juga tersesat?" Kata Bayu.
"Karena di ses4tkan oleh mereka!" Lirihnya, namun dengan suara berat.
Kami saling melempar pandang, apa mungkin kami juga akan bernasib sama seperti Kiara?
"Tapi, aku jauh lebih baik dari orang-orang sebelum dan sesudahku." Ucap Kiara perlahan, senyum manis terlukis di bibir kecilnya.
"Akan aku ceritakan, bagaimana awal mula aku masuk ke tempat ini," Ucap Kiara dengan mata mengembun.
🍃 FLASHBLACK KIARA
5 tahun lalu , ....
Kami sekeluarga berencana akan pergi ke rumah Nenek dan Kakek di desa, agar kami bisa merayakan hari raya di rumah Nenek.
Kami berangkat pada waktu yang mepet, yakni saat takbir berkumandang.Kami nekat menerjang perjalanan, mengejar waktu agar kami bisa sampai di pagi hari nya.
Tapi, rencana tidak sesuai harapan.Ayah memilih jalan alternatif, karena jarak tempuh akan semakin singkat meskipun perjalanan nya tidak semulus jalan biasa yang biasa kami lewati.
Saat itu, ada seorang Nenek tua menghadang mobil kami, dia tidak mau memberi jalan karena menginginkan kami pulang dan putar balik.
Karena sudah setengah perjalanan, ayah dan Ibu tetap melanjutkan perjalanan tanpa mempedulikan perkataan Nenek itu.
"Lebih baik, kalian pulang. Putar balik saja jika mau terus melanjutkan perjalanan. Kasian anakmu!" Tunjuk Nenek itu ke arahku.
"Maaf, Nenek. Tidak ada waktu lagi untuk putar balik, kami sedang di kejar waktu. Anak kami pasti baik-baik saja, karena kami akan menjaga nya. Lagipun, anak kami sedang di dekat ibunya."
Mendengar jawaban itu, Nenek terdiam. Dia berjalan menjauh dan menepi. Setelah mobil melaju, aku masih memandangi Nenek itu dari dalam mobil, dia melambaikan tangan dan menghilang begitu saja.
Setelah itu, mobil melaju dengan kecepatan sedang. Tapi tiba-tiba, mesin mobil m4t1, sehingga terpaksa Ayah harus turun untuk mengecek, di susul dengan Ibu. Sementara aku masih ada di dalam mobil.
Lama sekali mereka di luar, tidak ada pergerakan ataupun suara mereka terdengar. Aku mencoba untuk memanggil-manggil, namun tidak ada jawaban.
"Buka pintu nya." Ucap Ibu dan Bapak tiba-tiba.
Aku langsung membuka pintu mobil tanpa rasa curiga. Mereka mengajak ku keluar dari mobil, dan aku pun patuh di bawa oleh Ayah dan Ibu, saat itu.
Setelah di bawa menjauh dari mobil, aku mendengar suara seorang laki-laki dan perempuan sedang memanggil-manggil namaku, pemilik suara itu adalah kedua orangtuaku.
Tapi, pikiran itu teralihkan karena saat itu, Ibu dan Ayah sedang bersamaku.Kami masuk ke sebuah perkampungan, dimana ada jalan yang di himpit dua pohon beringin besar. Malam itu, aku memasuki area itu, dengan Ayah dan Ibu. Sesampainya, aku tak juga sadar kalau mereka bukan lah orangtuaku, melainkan mahluk jahat yang menyerupai mereka.
Aku di suguhkan dengan berbagai makanan, untuk memulai perjalanan kembali, besok.
Aku juga di minta untuk tidur sejenak, tapi setelah itu aku m4t1 di tangan mereka. Aku di bvnvh mereka bertujuan agar menjadi bagian dari mereka.Tapi, nasib baik berpihak pada ku kala itu. Aku bisa bebas keluar dari kawasan perkampuangan m4ut, meskipun hanya nyawaku saja yang bisa keluar. Sewatu-waktu mereka akan membangkitkan jas4dku, untuk menjadi sepertinya.
Setelah itu, aku ketakutan di hutan yang luas ini.
Aku merasa kesepian, karena hanya seorang diri, maratapi nasibku yang malang ini.Aku rindu Ayah dan Ibuku, bagaimana kabar mereka.
Apakah mereka sampai ke rumah Nenek dengan selamat? Ataukah, ------🍃🍃🍃
Kiara mulai menangis, tak bisa menahan kesedihan nya di depan kami. Tak terasa, mata kami pun mengeluarkan air mata yang mengalir begitu saja, mendengar pengakuan dari Kiara.
Setakut apa Kiara, dulu ya Tuhan.
Dia anak kecil dan hanya seorang diri di tempat mengerikan ini.🍃
"Kiara, kamu jangan sedih ya, kamu pasti akan ikut pulang dengan kami."
Aku menatap dalam wajahnya yang sendu, Kiara tersenyum ke arahku.
Baru kali ini, kami melihat senyumnya yang begitu manis, indah dan cantik."Kamu mau ikut kan? Kalau kami udah tau jalan keluarnya, pasti kami akan ajak kamu, Kiara!" Ucap Bayu.
"Sulit,"
"Sulit?"
"Iya, karena aku sudah ada di sini selama 5 tahun lama nya.
Aku juga sudah terbvbvh, tidak seperti kalian. Ada harapan besar kalian bisa pulang, tidak seperti aku.
Aku tidak seberuntung kalian, tapi aku merasa lebih beruntung dari mereka yang sudah menjadi bagian keluarga bapak Bima, sedangkan aku masih bisa leluasa di alam bebas, meskipun harus siap melarikan diri dan bersembunyi jika bertemu dengan mereka."Apa yang perlu kami lakukan untuk kamu sekarang?" Tanyaku.
"Tidak perlu"
"Izinkan kami menolong kamu, Kiara!Sebutkan apa yang harus perlu kami lakukan!" Ucap Firda.
"Sebagai tanda terimakasih kami, karena kamu menyelamatkan nyawa kami saat terjun bebas ke dasar jurang yang curam," Imbuh Rina.
"Jangan pikirkan aku, pikirkan lah nyawa kalian, aku akan membantu sebisaku," Kata Kiara tanpa ekspresi.
Kami terdiam.
"Yang paling penting, selamatkan dulu nyawa salah satu teman kalian, kak Brian. Dia dalam bahaya!"
"Brian?"
"Dimana Brian? Dia melarikan diri saat kami di k e p u n g!"
"Dia berada di rumah bapak Bima!"
"Kita harus sama-sama pulang dengan selamat! Iya kan teman-teman?" Seru Radit.
Kami mengangguk setuju.
"Lalu apa yang harus kami lakukan untukmu, Kiara?"
"Jika dalam pencarian, kalian menemukan jas4dku, tolong bawalah kemari, bakar dan buang abu tubuhku ke air mengalir yang ada di bawah jurang. Karena sungguh, aku tidak mau selamanya ada di sana."
🍃
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK DI DUNIA LAIN
Misteri / ThrillerSINOPSIS : Kisah dari enam anak yang masih duduk di kelas 3 SMA, Bayu, Radit, Brian, Nisa, Firda dan Rina. Rencana mereka, untuk mengisi liburan panjang sekolah, yaitu berlibur ke desa Wunggeni, yang dimana disana ada Villa milik kedua orangtua Bri...