Sixth Act

8 1 0
                                    

Setelah pernikahan diadakan, mereka tinggal di kediaman Hanazuki selama setahun. Dan selama itu pula, Kigiku dan Kuroba sesekali bolak balik ke Izu Oshima untuk mengecek rumah baru mereka yang dibangun di salah satu wilayah. Kehidupan mereka yang baru berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan.

Akane sendiri perlahan mulai terbiasa mengatur diri. Meskipun dibantu oleh pelayan kediaman, namun gadis itu tidak ingin terlalu bergantung kepada mereka dan memilih untuk berusaha melakukan apapun sendirian. Sesekali membantu para pelayan memasak atau membantu mertuanya mengurus rumah. Selama itu pula, dia menjalani pengobatan untuk menyembuhkan penyakit.

Waktu berlalu cukup cepat hingga tanpa terasa setahun sudah lewat. Ketiganya bersiap untuk pindah ke rumah baru. Mereka hanya perlu membawa tas berisi pakaian dan keperluan pribadi. Perabotan dan semua barang sudah dipersiapkan sejak awal hingga tidak perlu repot-repot lagi untuk memindahkannya. Kuroba dan Kigiku juga telah mendapat persetujuan untuk pindah ke Izu Oshima dan bekerja di departmen kepolisian pulau tersebut.

Kini keduanya berdiri di hadapan tempat tinggal baru mereka. Kediaman bertingkat dua terletak di wilayah Umakura yang megah dengan taman yang luas disekitarnya. Kediaman tersebut memiliki gerbang kayu yang diapit oleh dinding batu tinggi dan memiliki papan nama dengan kanji "bunga" dan "bulan" beserta lambang keluarga.

Di dalam kediaman, barang-barang antik diletakan di beberapa sisi. Beberapa replika pedang milik para shogun diletakan di sebuah ruangan. Di tengah-tengah kediaman, ada taman dalam yang cukup luas lengkap dengan kolam ikan dan roda kayu yang berputar dan mengeluarkan suara menenangkan, juga sebidang besar lahan yang siap digunakan untuk menanam bunga.

Kuroba tampak senang melihat istri dan kakak iparnya menyukai tempat tinggal mereka. "Bagaimana dengan istana baru kita? Semuanya sudah tertata rapi, dan ada pelayan-pelayan dari kediaman sebelumnya yang siap membantu. Mungkin tidak seberapa banyak, tetapi aku yakin kita bisa mencari orang yang tepat untuk dipekerjakan di sini. Untuk sekarang hanya ada kita dan tiga pelayan itu."

Akane tersenyum kecil. "Aku terkejut kau membuat ini jauh sebelum hari pernikahan."

"Yah, aku selalu ingin hidup di dalam rumah sendiri bersama dengan istriku sejak dulu. Dan sekarang impian itu sudah tercapai. Ini semua pun berkat Akane-neesan juga hingga aku bisa menikahi wanita seperti Kigiku," kata Kuroba.

"Yah, selama kalian bahagia, kenapa tidak. Jadi, kalian mau punya berapa anak?"

Kigiku tersentak. Dia memalingkan wajah untuk menyembunyikan pipinya yang memerah. "Ngg... soal itu... aku dan Kuroba belum tahu."

"Kami belum menentukan mau punya berapa anak, sih...," sambung Kuroba.

Akane tertawa kecil. "Aku menantikan hal itu. Tidak sabar rasanya untuk segera melihat wajah imut keponakanku nanti."

Kehidupan baru mereka di kediaman yang baru dimulai. Kuroba mulai bekerja sebagai seorang penyidik di kantor polisi daerah, sehingga terkadang pulang larut malam. Sementara Kigiku memantau para pekerja dan pelayan yang sudah diterima bekerja di kediaman untuk membantu mengurus kediaman. Akane sendiri bekerja paruh waktu di sebuah restoran ramen. Enam bulan pun terlewati dengan tenang, dan kehidupan mereka berjalan dengan lancar.

Dua bulan kemudian, Kigiku akhirnya mengandung anak pertama. Kuroba turut senang saat mendengar istrinya hamil dan berusaha untuk memberikan lebih banyak perhatian kepadanya di sela-sela kesibukan bekerja. Akane pun turut melakukan hal serupa. Dia memberitahu apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama masa kehamilan. Bahkan sang kakak rela memenuhi permintaan adiknya ketika sedang mengidam, sampai-sampai dia heran sendiri dengan permintaannya yang hampir bermacam-macam.

[End] Chrysanthemum & Camellia: Stage of VengeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang