Tenth Act

7 0 0
                                    

Beberapa hari kemudian, Kigiku akhirnya diperbolehkan untuk pulang setelah keadaannya memulih pasca melahirkan. Dia masih harus beristirahat sebelum benar-benar diperbolehkan untuk kembali bekerja. Dan sepanjang waktu itu juga, wanita itu merawat Shion dan juga si kembar. Sementara Kuroba, selagi tetap melakukan tugas di departemen kepolisian, masih berusaha mencari keberadaan Akane yang entah ada dimana.

Waktu berlalu dengan cepat dan Akane tidak kunjung ditemukan. Akhirnya pencarian terpaksa dihentikan. Kigiku hanya bisa berharap jika sang kakak segera kembali ke kediaman dan bisa menjalani kehidupan seperti dulu. Kepergiannya dari kediaman pun mau tidak mau harus disembunyikan dari Shion, setidaknya hingga dia dan si kembar tumbuh dewasa. Meskipun tidak enak rasanya harus merahasiakan hal itu dari mereka.

Di sisi lain, Akane sendiri bertahan hidup dengan bersembunyi di sekitar Nomashi. Satu-satunya tempat yang bisa ditinggali adalah sebuah rumah tua yang sudah lama tidak ditinggali di dekat pesisir pantai. Meskipun kekurangan uang, satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah berkeliaran di tengah malam dan mencari siapapun yang bisa dia bunuh. Dan korbannya kebanyakan adalah tukang mabuk atau preman jalanan yang berkeliaran di sekitar kota. Hanya bermodalkan belati, jubah, dan topeng, dia bisa mendapatkan uang untuk bertahan hidup.

Toh, dia tidak masalah melakukannya. Lagipula kejahatan di kota jadi berkurang perlahan.

Hari berganti bulan, lalu berganti tahun. Akane sudah melalui kehidupan melarat seorang diri selama bertahun-tahun, bersembunyi cukup lama tanpa ada seorangpun yang menemukannya, walaupun bersusah payah untuk bertahan di musim dingin dan gugur yang hawanya menusuk. Dan sekarang sudah musim semi lagi. Artinya sudah sembilan tahun sejak dia kabur dari kediaman.

Akane berbaring di lantai ruang tamu. Kemarin malam ada sekitar tiga-empat orang yang dibunuh, dan mereka merupakan preman di sekitar Nomashi. Uang yang didapat pun hanya bisa cukup untuk seminggu. Sementara dia sudah empat hari tidak makan dan hanya bisa mengisi perut dengan sebotol air hujan bercampur air laut. Entah sampai kapan dia bisa bertahan.

Rasanya sudah lama dia tidak merasakan hal seperti ini, tidur di lantai dingin dan merasakan pegal sekujur tubuh. Dan setiap hari hanya makan sekali, kadang hampir tidak makan sama sekali hingga tubuhnya kurus.

"Orang-orang di keluarga besar pasti akan malu melihat kakak ipar dari keturunannya menjadi seperti gelandangan begini," batinnya.

Akane meringkuk ketika perutnya berbunyi. Dua onigiri murah tidak akan cukup untuk menahan rasa lapar. Dia harus mencari sesuatu untuk di makan di sekitar sana. Siapa tahu ada roti murah atau apapun, selama bisa mengisi perut. Lalu malam nanti pergi untuk mencari orang yang bisa dibunuh agar uangnya bisa dirampas. Gelandangan atau siapapun itu.

Perlahan, Akane berdiri dan memakai jubah. Kemudian mengambil topeng kitsune-nya dan berjalan keluar dari rumah. Pukul lima lewat, jalanan di Nomashi masih sepi dan hanya diterangi oleh lampu jalanan. Kesempatan itu digunakan untuk menyelinap ke arah laut dan mencuci mukanya yang dekil oleh tanah dan debu.

Setelah mencuci muka, Akane memakai topeng dan berjalan ke arah pusat kota. Butuh waktu hingga sepuluh hingga lima belas menit untuk sampai ke sana. Dia melihat ke sekeliling untuk mencari sesuatu yang setidaknya bisa diminta sisanya untuk dimakan. Tetapi semua toko masih tutup. Wanita itu kembali mencari, namun nihil.

Akane melanjutkan keliling pusat kota. Kakinya yang ringkih tanpa sadar membawanya ke suatu tempat di kota Moto. Hingga langkahnya terhenti di bawah sebuah pohon sakura. Matanya seketika membulat saat melihat gerbang besar yang diapit oleh dua dinding batu tinggi.

"Kenapa...,"

Kedua kakinya seolah kehilangan keseimbangan. Dari semua tempat, kenapa dia malah dibawa kembali ke kediaman? Apakah dia memang harus pulang setelah sekian lama menghilang? Penampilannya pasti akan membuat mereka malu, muncul dalam keadaan kucel dan tidak terurus seperti ini.

[End] Chrysanthemum & Camellia: Stage of VengeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang