Liar

4 2 0
                                    

Enjoy reading this part 🤗❤


Ini tidak benar. Gea mendengar dari hari ke hari batuk ibunya semakin tidak dapat dikendalikan. Gea hanya tersenyum getir saat mendapati jawaban ibunya. Gea selalu mendapatkan kebohongan.

Apakah Gea akan marah? Berbalik dan lihatlah bagaimana hari harinya pula dipenuhi dengan kebohongan. Bagaimana ia membelokkan langkahnya. Bagaimana kesalahan yang ia perbuat selama kurang lebih 2 minggu ini. Katakan dimana letak perbedaanya.

**************

"Ibu istirahat dulu di rumah. Tidak usah ke pasar lagi," Kata Gea pagi ini dengan seragam yang akhir akhir ini menjadi formalitas di depan ibunya.

"Bagaimana keuangan kita? Bagaimana uang sakumu?"

"Gea tidak membutuhkan uang saku lagi. Gea mau ibu istirahat dulu,"

Kemarin, Wati sempat menolak. Tapi kali ini ia memilih mengiyakan. Wati dapat melihat Gea sering menahan marah sendirian. Mendongak pada dunia tapi tertunduk di belakangnya.

Gea membelokkan langkahnya ke arah kamar mandi umum pasar. Seperti biasanya. Hal yang lumrah ia lakukan 2 minggu ini.

Keluar dari dalam kamar mandi dengan baju longgar dan celana pendek longgar sebatas tulang kering. Mengganti sepatu usang dengan sendal jepit. Menghiraukan pandangan orang orang di pasar.

Gea tidak tahu pasti apa yang akan ia lakukan jika ibunya tahu. Setiap hari ia melakukan pekerjaan ini di pinggir jalan raya. Ia tidak pernah sekalipun masuk kelas padahal ujian tinggal menghitung hari.

Gea mengubah alur tujuan. Melihat ibunya yang sakit sakitan, kondisi ekonomi yang tak lagi stabil. Gea mengubah arah perlahan. Merelakan salah satu hal yang sedang ia perjuangkan.

Seharusnya hasil yang ia dapatkan sekarang ia tabung untuk membayar SPP sekolah. Mengikuti ujian dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Mendapatkan beasiswa yang ia incar semenjak dahulu.

Tapi segalanya berubah. Mungkin benar, ini yang dinamakan segalanya tak dapat semulus bayangan kita. Kita hanya bisa merencanakan tapi segalanya ada di tangan Sang Kuasa.

"Akhir akhir ini aku sering melihatmu,"

Tiba tiba sebuah suara mengagetkan Gea. Cepat ia menoleh. Gea terlalu banyak melamun. Sampai ia tak sadar ada seseorang yang ikut duduk di sampingnya.

Lalu lalang orang yang naik dan turun bus menyadarkan Gea. Hari sudah siang. Melihat koran koran yang ada di pangkuannya belum terjual habis, Gea harusnya lebih bersemangat seperti anak lainya.

"Em iya," Jawab Gea sedikit canggung.

Gadis itu tersenyum. Membenarkan tempat duduknya, lalu mengulurkan tangan pada Gea. Semula Gea ragu. Tapi melihat mata anak itu tampak begitu hangat, Gea lantas tersenyum. Menautkan tangannya kemudian.

"Dita..."

"Gea..."

Mereka saling tersenyum. Gea dapat melihat anak itu membawa ukulele. Mungkin dia seorang pengamen.

"Aku sering melihatmu," Dita mulai membuka percakapan.

"Iya. Aku berjulan koran. Aku tinggal di perkampungan belakang stasiun,"

"Kau pasti anak baru disana. Lantas kenapa berjualan koran? Tidak bersekolah?"

"Bersekolah. Tapi, aku merasakan kebutuhan yang semakin melilit. Aku tidak punya pilihan. Kadang memang begitu," Gea tersenyum lalu menunduk dalam.

Dita seperti merasakan apa yang Gea rasakan. Perlahan, tangannya memegang pundak Gea. Mencoba memberi kekuatan yang sepantasnya seorang teman lakukan.

"Apakah ingin menyerah? Kau lihat, hidup masih terus bernafas. Ini belum berakhir. Roda roda masih berjalan. Mungkin kini rodamu sedang ada di bawah. Jangan menyerah,"

Mendengar penuturan Dita, Gea mendongak. Menatap sekitaran yang mulai ramai. Menoleh menangkap mata teman barunya yang sangat baik. Tapi Gea penasaran bagaimana hidupnya dapat berjalan.

"Kau sendiri?" Tanya Gea.

"Aku? Aku selalu melihat ke depan. Mungkin saat ini sedang berada di titik dasar, tapi aku tidak punya pilihan lain selain berjalan. Aku kadang kehilangan harapan, tapi semakin aku menunduk aku semakin merasakan kegagalan dan kelemahan. Maka aku akan melihat sekeliling dan belajar dari mereka. Kehidupan mereka yang jauh kekurangan daripada aku tapi tetap berjalan pada kaki mereka. Aku memiliki semangat lagi, dan aku yakin, aku tak sendiri,"

Gea tersenyum. Perasaanya semakin melega. Ia mendapatkan semangat kembali. Dari orang asing yang entah mengapa terasa dekat dengan dirinya. Gea tidak sendiri. Ia memiliki banyak teman dalam posisi yang sama.

Dan Gea melihat, tidak ada kebohongan dalam langkah mereka. Tapi Gea bahkan menyembunyikan kebohongan dari orang yang andil untuk hidupnya.

"Ramai orang ya?" Gumam Dita sambil mengamati sekitar.

Gea ikut menoleh kesana kemari mengamati lalu lalang orang. Halte bus ini sangat ramai.

Dita segera memposisikan ukulelenya. Memulai memetik senar, yang menimbulkan suara alunan nada. Hal itu cukup membuat perhatian Gea teralihkan.

"Disini...
Di persimpangan jalan hidupmu..." Dita mulai memetik ukulelenya dan bernyanyi.

"Tlah kau temui...
Keterpurukan yang menjadi tanya hatimu..."

Beberapa orang yang menunggui bus mulai bekerumun di sekitar Gea dan Dita. Mendengarkan Dita benyanyi dengan bermain ukulele yang menurut Gea sangat baik.

"Karena hidup itu indah...
Dan waktu tak bisa kau putar kembali ...
Kau terlahir untuk bahagia ...
Ubahlah keterpurukan yang engkau sesali ...
Bangkit dan bangunlah jengkal demi jengkal....dunia untukmu ..."

Gea ikut bernyanyi seolah mendapatkan kepercayaan dirinya. Seolah jiwa Dita memancarkan aura kepercayaan diri yang secara abstrak menjalar pada dirinya.

"Kau yang bermain, aku akan berkeliling," Senyum Dita.

Gea mengangguk. Memulai bermain ukulele dengan nyanyian tadi. Sedangkan Dita mulai mendekat ke arah orang orang dan menodongkan gelas plastik bekas air mineral.

Menemukan beberapa koin dan lembaran uang. Gea tidak menyangka mengamen ternyata tak seburuk apa yang pernah ia pikirkan.

"Terima kasih," Gea dan Dita berhigh five setelah membungkukkan badan kepada mereka.

"Seru!" Semangat Gea.

"Kau suka?"

"Iya. Ini asyik. Tak seburuk apa yang aku kira,"

"Kita bagi dua hasilnya ya," Senyum Dita dan mulai menghitung penghasilnya karena sudah penuh dan harus dimasukkan ke kantong celana.



Terima kasih 🤗❤
Next part👇
Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote❤❤


On The Traffic✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang