13. The Contract (2)

1.2K 168 5
                                    

Setelah kepulangan mereka dari Jepang dan mengkonfirmasi kepada ayah mereka bahwa Keluarga Fuyutsuki sudah sepenuhnya di punahkan. Ada tawa setiap ayah mendengarkan kabar baik, yang sangat ingin menampar wajah sombongnya itu.

"Baiklah baiklah, kalian boleh istirahat, tapi sebelum itu ayah memiliki hadiah untuk kalian." Sang ayah berdiri dari tempat duduk besarnya membimbing anak anaknya menuju kesuatu tempat yang dalam di mansion itu, bahkan BR squad saja tidak pernah memasuki area itu.

"Kenapa ayah membawa kami kesini?" Seungkwan bertanya  setelah keheningan menyelimuti mereka di tengah jalan. Ya Seungkwan memang tidak suka dengan keheningan yang menegangkan jadi dia mencoba untuk mencairkan suasana meskipun tau tidak akan di jawab.

Mereka bisa melihat dari balik punggungnya, pria tua itu tersenyum.
"Kalian akan liat nanti."

Semakin mereka memasuki area dalam semakin gelap dan minim akan cahaya, entah karena tidak ada uang untuk membeli lampu atau memang sengaja untuk membuat suasana menjadi mengerikan.

Kini hanya langkah mereka yang terdengar mendentum ke lantai dingin. Hingga sampai didepan pintu kayu berat berwarna hitam dengan ukiran naga di sekelilingnya, ayah mengangkat tangannya menyuruh bodyguard yang menjaga untuk membukakan pintunya.

Pintu di dorong terbuka, sampai sekarang BR squad hanya bisa melihat luarnya tanpa bisa melihat kedalamnya, dan sekarang waktunya mereka melihat apa isinya.

Ruangan itu gelap, cukup gelap hanya dengan lampu gantung di tengah tengah. Yang bisa disimpulkan disini adalah, tempat itu terlihat seperti tempat penyiksaan yang bahkan lebih lengkap alatnya dibandingkan tempat penyiksaan mereka.

"Ini..." Bulu kuduk mereka berdiri merinding secara bersamaan berpikir apakah mereka akan dihukum di tempat ini?

Ayahnya berbalik untuk menatap wajah terkejut anak anaknya yang cantik, lalu seringai puas terlihat di wajahnya hingga dia menyalakan lampu memberi cahaya ke setiap sudut ruangan.

Mata mereka semakin membelalak ketika melihat seseorang diikat dengan cara yang mungkin sangat tidak nyaman dan akan susah bergerak, bahkan mata korban itu juga membelalak bersamaan terkejut.

"Ya ini adalah hadiah ayah untuk kalian, mungkin masih satu tapi ayah akan membawa yang lainnya nanti." Jelas Sang ayah dengan seringai sombong masih terlihat di wajah busuknya.

Tidak ada yang berani berbicara ketika akhirnya Jeonghan berkata sembari memberikan seringai palsunya,
"Benarkah? Ini untuk kita? Apa ayah yakin?" Pertanyaan itu muncul dengan sangat datar berbeda jauh dengan wajah nya yang terlihat ceria.

"Tentu, apakah kamu ingin mengambilnya?"

Wonwoo mengangkat tangannya begitu pula yang lainnya, berbicara dengan gerakan tubuh bahwa mereka akan pergi dan tidak akan menyentuh.

"Kami tidak tertarik." Ucap Jisoo dengan tatapan datar masih melirik ke korban yang penuh luka dan tidak berdaya.

Jeonghan menoleh kearah mereka mengirim tatapan tajam.

"Bagus, apakah kamu mau memilikinya Jeonghan?" Ayah itu bertanya sambil meminum wine yang baru dia ambil di lemari ujung ruangan.

Jeonghan menoleh kearah nya memberikan senyuman manis layaknya anak yang patuh pada orang tuanya.
"Ya! Tentu saja! Aku menyukai hadiahku!" Serunya seolah mendapatkan mainan yang selama ini dia inginkan.

Ayah itu tertawa melihat tingkah anaknya lalu melambaikan tangannya,
"Ambillah! Lakukan sesukamu padanya, aku sudah tidak butuh dia lagi jika kamu bosen bunuh dia." Lanjut nya berjalan pergi meninggalkan ruangan dengan suara tongkat yang semakin lama menjauh.

𝚃𝚑𝚎 𝚃𝚁𝙰𝙸𝚃𝙾𝚁 [Seventeen GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang