White squad terdiam ketika keesokan hari tidak menemukan BR squad sama sekali di sekolah, bahkan dikelas pun tidak ada tanda tanda bahwa mereka pernah datang. Para murid juga mengaku tidak melihat mereka.
Langkah mereka begitu tergesa-gesa seolah sedang dikejar, tidak ada yang tau mengapa mereka menghilang setelah perdebatan kemarin.
"Emangnya guru gak jawab?" Tanya Soonyoung saat ini mereka semua berkumpul di tempat biasa setelah pelajaran pertama selesai, yah meskipun sejak pagi mereka justru bolos karena sibuk mencari keenam gadis sialan itu.
"Gak tuh, padahal aku udah nanya tapi mereka gak jawab sama sekali." Mingyu menjawab dengan wajah rumit sambil menggosok dagunya.
Suasana menjadi hening pikiran mereka masing masing terbang ketempat yang berbeda.
"Apa karena mereka terlalu takut dengan kita?"
Ucapan Seokmin membuat Seungcheol tertawa terbahak-bahak, itu sangat tidak mungkin BR squad wanita yang bahkan gak takut sama mafia malah justru takut dengan mereka? Lelucon macam apa ini.
"Pasti ada sesuatu terjadi."
"Kamu pikir begitu?" Vernon bertanya dengan wajah penasaran.
"Sejak kapan kita peduli dengan mereka? Jika mereka pergi bukan urusan kita bukan?" Jun menengahi dengan kerutan di keningnya.
Ah seolah mendapat pencerahan mereka langsung terdiam, sepertinya aneh ketika mereka secara tiba-tiba memikirkan keenam perempuan yang bahkan dekat saja tidak pernah mereka bayangkan.
"Jun kamu sudah cari tahu detail datanya belum?" Seungcheol bertanya mengalihkan topik melupakan topik awal.
"Yah sudah, aku meminta bantuan dari temanku di Jepang." Jawabnya sambil bersandar di kursinya seringai licik terlihat di bibirnya sambil menatap ponselnya membaca email.
"Hah kamu punya teman di Jepang?" Tanya Mingyu tidak pernah mengingat lelaki di sampingnya ini memiliki teman dari Jepang.
"Iya, cewek..." Di terkekeh sebentar sebelum melanjutkan, "cewek bodoh."
Yang lain hanya bisa mendengus tersenyum miring melihat kelakuan Jun yang bisa dibilang jahat karena memanfaatkan cewek. Yah pada dasarnya tidak ada satupun dari mereka yang tidak membenci cewek, dan sangat menikmati melihat cewek tersiksa.
"Siapa namanya?" Tanya Seokmin penasaran.
"Untuk apa kau nanya namanya?" Bukannya menjawab Jun bertanya balik.
Seokmin menghedikkan bahunya, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman,
"Setidaknya kita harus mengingat nama dari pengorbanan nya." Jawabnya membuat yang lain tertawa.Ada jeda sebelum Jun menjawab,
"Namanya Hana, Fuyutsuki Hana.".
.
.Pembunuhan biasanya terjadi ketika malam hari, tapi tidak bagi rumah mansion keluarga Fuyutsuki. Siang hari dengan matahari yang bersinar begitu terang dan panas secara tiba-tiba didatangi keenam gadis dengan baju hitam di tengah musim panas ini.
Penjaga penjaga yang berada di halaman dengan mudah dijatuhkan bahkan tanpa menggunakan senjata apapun.
(Ts: tulisan miring berarti memakai bahasa Jepang)
"A-apa apaan mereka?!"
"Siapa kalian! Berani sekali melawan Fuyutsuki!"
"Matii!"
Bahasa asing masuk ketelinga begitu keras dan berdengung karena teriakan histeris tatkala mereka merusak bagian dalam tubuh lawan.
"Ngomong apa sih!" Keluh yang termuda sambil melempar kepala dari tangannya lalu mengelap darah yang mengenai pipi gembulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚃𝚑𝚎 𝚃𝚁𝙰𝙸𝚃𝙾𝚁 [Seventeen GS]
De TodoSebuah masa lalu yang kelam membuat para lelaki ini kehilangan sifat hangatnya. Mereka tak pernah menunjukkan sifat sayangnya atau biasa disebut berhati batu sangat keras sampai tak bisa untuk diubah kembali. Mereka ialah ICE Prince, itulah panggila...