Wonwoo sangat bosen, dia tidak menemukan novel bagus lainnya, di perpustakaan hanya dipenuhi buku pelajaran dan para murid kutu buku. Dia tidak bisa mendapatkan tempat dimana novel terletak.
"Haish!" Keluhnya sembari kesana kemari mengelilingi rak perpus.
"Apa bener bener tidak ada?" Lirihnya sesekali matanya membaca judul judul dari buku yang menarik perhatiannya.
Wonwoo seketika ingin mengumpat pada seseorang yang mengisi perpus ini dengan buku pelajaran saja, ia putus asa dan sangat bosen, teman temannya pergi memiliki kegiatan masing masing. Bodohnya, dia tidak membawa novel barunya ke sekolah karena ia mengira bahwa di perpus ada novel menarik.
"Ku-kumohon satu hari saja tak apa."
Telinga Wonwoo berkedut, ia tak sengaja mendengar suara gadis dari sisi rak lainnya.
"Sudah kubilang aku tak suka menyia-nyiakan waktuku." Suara dingin itu membuat Wonwoo sedikit tersentak.
"Mingyu..." Pikirnya mengernyit, yang awalnya mau pergi alhasil dia kembali menguping pembicaraan keduanya.
Wonwoo mengambil salah satu buku dan berpura-pura membacanya, sedangkan telinganya sangat fokus mendengarkan.
"Ke-kenapa begitu! Bukankah aku sudah mengikuti tipe idealmu!" Seru sang gadis terdengar bergetar.
"Cih! Aku tak tahu kamu dengar darimana tentang hal itu, tapi enyahlah dari hadapanku!" Balas Mingyu ketus dengan tatapan menjijikkannya.
Wonwoo sedikit terhenyak mendengarkannya, berani sekali dia mengatakan hal sejahat itu pada cewek imut didepannya, dan tentu saja Wonwoo emosi mendengarnya meskipun bukan untuknya.
"Tu-tunggu dulu! Kumohon dengarkan aku!" Entah apa yang ada dipikiran gadis itu, dia terlihat tidak berdaya didepan Mingyu.
Mingyu menepis tangan gadis itu dan pergi setelah menatapnya tajam.
Wonwoo melihat gadis itu tersungkur, karena kasihan dia mendatangi sang gadis berniat untuk memberikan sapu tangan jika dia menangis.
"Permisi...!" Wonwoo membelalak, gadis itu tak menangis melainkan menyeringai mengerikan.
"Ah iya?" Gadis itu langsung menatap Wonwoo dengan senyuman.
Wonwoo merasakan hal aneh padanya,
"Gak.. gak papa, aku ingin mengambil buku disitu." Jawabnya menunjuk kearah rak bagian bawah dimana letaknya tepat bersampingan dengan gadis itu.Gadis itu terkejut dan cepat cepat berdiri menghindar.
"Maaf." Ucapnya ramah.Wonwoo tersenyum canggung,
"Gak papa." Ucapnya.Setelah mengambil buku Wonwoo entah mengapa dia langsung kabur tanpa menatap gadis tadi, ia memiliki firasat bahwa gadis itu sangat berbahaya jika terlibat dengan urusannya.
.
.
.Jihoon, gadis bertubuh kecil ini sedang duduk di bangku taman sekolah entah sejak kapan tapi akhir akhir ini dia memiliki hobi baru yaitu membuat lagu yang terlintas di pikirannya.
"Uh..." Jihoon memutar pulpennya sembari mencoba berpikir lanjutan dari syair tersebut.
Sudah tiga hari dia tidak bisa melanjutkan syair tersebut dan itu membuatnya sangat tertekan.
"Hmm...hmm.. hmm~" Sesekali ia berdehem mengulangi irama yang sebelum dan selalu berhenti di titik.
"Unnie!" Tubuhnya tersentak setelah mendengar teriakan Seungkwan yang berlari kearahnya.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Jihoon serius.
Minghao meletakkan kaleng Coca cola dingin dipipi Jihoon membuat hawa dingin menghilangkan panasnya pipi Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚃𝚑𝚎 𝚃𝚁𝙰𝙸𝚃𝙾𝚁 [Seventeen GS]
عشوائيSebuah masa lalu yang kelam membuat para lelaki ini kehilangan sifat hangatnya. Mereka tak pernah menunjukkan sifat sayangnya atau biasa disebut berhati batu sangat keras sampai tak bisa untuk diubah kembali. Mereka ialah ICE Prince, itulah panggila...