Malam itu para gadis pulang dengan keadaan lelah, si bibi yang selalu mendisiplinkan mereka telah berdiri di depan kamar menunggu kepulangan mereka.
"Habis dari mana kalian?" Tanya bibi itu sinis.
Nama bibi itu adalah Shin Jihye seseorang yang telah mengasuh BR squad selama 5 tahun ini saat ini dia berumur 27 tahun. Dia sangat kasar, disiplin, dan keras kepala. BR squad sangat benci dia.
"Emang apa pedulimu?" Balas Jisoo mendorong Jihye agar dia bisa masuk kedalam kamar.
"Yak!" Baru saja Jihye akan memarahi mereka tapi pintu kamar telah ditutup paksa. "Haish!"
Keenam gadis itu berbaring di kasurnya masing masing tidak ada yang mau mengganti bajunya terlebih dahulu.
"Selamat tidur semuanya..." Lirih Jeonghan mulai menutup matanya.
"Hmm..." Tampaknya tidak ada satupun dari mereka yang bisa menahan kantuk membuat keenamnya langsung terlelap.
.
.
.Pagi ini BR squad terbangun bersiap untuk berangkat sekolah sambil menonton TV.
"Malam kemarin tepat pukul 11.00 terjadi pengeboman di mansion besar milik CEO ternama di Korea. Membunuh 12 korban dan 6 orang luka luka. Sebelum kejadian beliau mengadakan pesta malam untuk Merakan keberhasilannya—"
"Yak! Kenapa dimatikan?!" Seru Seungkwan kesel ketika Jisoo mematikan TV nya.
"Gak ada waktu buat nonton! Ayo berangkat!" Ujar Jisoo.
Seungkwan mengambil tasnya lalu mengejar yang lainnya di luar.
.
.Tidak ada yang berubah pada sekolah kecuali, seperti yang diharapkan pergerakan white squad terlihat mencurigakan menurut BR squad. Seungkwan tadi sempat memberitahu tentang berita yang dia tonton, meskipun kemungkinannya kecil tapi mereka yakin bahwa pengeboman itu adalah ulah Seungcheol dan kawan kawannya.
Saat ini bel istirahat berbunyi, tidak ada satupun dari Seungcheol dan yang lainnya menghadiri kelas meskipun tadi pagi BR squad melihat mereka.
"Jadi apa yang harus kita lakukan?"
Minghao bertanya ditengah tengah keheningan mereka menuju kantin.
Jihoon yang menatap layar hp menjawab,
"Biarkan saja, toh ayah juga tidak menyuruh kita untuk bergerak kecuali untuk mengamati mereka."Jeonghan tampak berpikir, dia tidak tau tujuan apa yang ingin dicapai white squad dan ini sangat aneh jika dipikirkan. Mengapa BR squad harus memantau mereka dan harus menceritakan setiap pergerakan mereka disekolah?
Wonwoo menepuk pundak Jeonghan membuat yang sedang berpikir terkejut dan menoleh ke Wonwoo yang menunjuk kedepan.
Reflek Jeonghan mengikuti arah tunjuk itu. Disana berdiri white squad yang seolah sudah menunggu mereka untuk datang.
Alis Seungkwan berkedut karena mereka yang menghalangi jalan masuk kantin, dengan bangga ia berjalan maju dengan wajah mengancam.
"Minggir!"
Satu kata saja sudah membuat murid lain tersentak, suara Seungkwan begitu keras dan menggema di lorong.
"Yaampun Seungkwan, suaramu selalu saja bikin kaget." Jisoo menengahi sembari mendorong Seungkwan kebelakang.
Kini Jisoo yang menghadap mereka, hanya melihat wajah white squad saja sudah bikin Jisoo ingin memukul.
"Bukankah kalian tau? Kalian menghalangi jalan." Ucapnya lembut, dengan senyuman. Siapa saja akan terpesona dengan senyuman manisnya. Namun niat itu langsung terkurung ketika wajah Jisoo berubah tajam. "Jika tidak maka kupatahkan kaki kalian." Lanjutnya tanpa ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚃𝚑𝚎 𝚃𝚁𝙰𝙸𝚃𝙾𝚁 [Seventeen GS]
DiversosSebuah masa lalu yang kelam membuat para lelaki ini kehilangan sifat hangatnya. Mereka tak pernah menunjukkan sifat sayangnya atau biasa disebut berhati batu sangat keras sampai tak bisa untuk diubah kembali. Mereka ialah ICE Prince, itulah panggila...