3//

807 81 32
                                    

pagi pun telah tiba, Edmund membawakan Eli makanan, tetapi Eli masih saja tertidur. Edmund yang melihat Eli tidur dengan sangat pulas, pun tersenyum sendiri, karena menurut Edmund, Eli adalah sosok perempuan yang sangat berbeda dengan yang lain. 

Eli pun bangun dari tidurnya yang amat pulas, dan ia melihat Edmund yang sedang melihatinya.

"ada apa Ed?" tanyanya yang heran

"ga knapa napa kok, ini makanan buatmu" jawab Edmund dengan senyum tipis

"makasi ed," jawab Eli yang membalas senyumannya dan ingin mengambil makanan tersebut

"eh, gausa El, aku suapi saja kamu, kamu masih belum fit" kata Edmund dan ia menyuapi Eli.

Di saat Edmund sedang menyuapi Eli tiba-tiba ada sosok laki-laki yang berdiri di depan pintu.

"eh, ada cecan nih. Kok mau si sama cowo yang begituan?" tanya laki-laki itu.

di saat laki-laki itu mulai berbicara, Eli pun melihat sosok laki-laki itu, yang ternyata adalah Jacob

Edmund pun kesal ingin sekali menghajar Jacob, tapi Eli mencegatnya

"sudah ed, tidak usah di balas, nanti ia pasti akan cape sendiri" jawab Eli

Jacob pun pergi bersama kedua temannya, dan berpamitan pada Peter.

Eli yang sambil di suapi Edmund berfikir, "apakah aku menyukai seseorang?" Edmund pun menyela "Eh El, nanti kita jalan jalan ke taman yuk," lalu Eli pun mengangguk.

di taman

"pemandangannya bagus banget ya" kata Eli

"iya" jawab Edmund dengan singkat

Beberapa menit mereka mengobrol, mereka melihat Jace bersama Jacob.

"Hai Jane!" seru Eli

"Hai El! Hai ed!" seru Jane yang terkejut.

"oiya El, kenalin ini kakak ku, Jacob" kata Jane

"i-iya, salken" kata Eli yang terputus putus.

"ini perempuan yang ku bilang tadi Jane," seru Jacob ke adiknya, dengan muka yang menggoda Eli.

"ohh, dia emang perempuan yang manis," kata Jane dengan mukanya yang tersenyum tipis.

Muka Edmund pun menjadi kesal karena keberadaan Jacob yang masih berusaha menggoda Eli.

"yasudah, kami pamit ya El, Ed, sampai jumpa di sekolah" kata Jane yang pergi bersama kakaknya.

"sudah ed, janganlah kesal. Biarkan saja. jujur aku sedikit jijik dengannya" kata Eli yang tertawa kecil

Edmund pun tersenyum. ia berfikir keras, entah memikirkan apa. Edmund pun melamun bingung.

"hei ed! Kamu kenapa melamun?" tanya Eli yang melambai-lambaikan tangannya di depan muka Edmund

"ga kenapa napa kok" jawab Edmund yang berbohong

"apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?" tanya Eli di dalam hati

malam pun tiba, Eli dan Edmund pulang ke rumah mereka masing-masing

"mum aku pulang!" kata Eli yang menutup pintu rumah

"iya nak! Sekarang keadaanmu gimana?" tanya Mrs. Partidge

"sudah baik baik saja kok ma, berkat keluarga Pevensie,"  kata Eli

"syukurlah, kita berutang banyak pada keluarga mereka" 

"iya mum, aku tau" balas Eli yang tersenyum. "yasudah ya mum, aku ke kamar terlebih dahulu"

Always Here For You // edmund pevensieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang