14//

318 32 5
                                    

hari ini hari Minggu, aku dan Louis memutuskan untuk pergi ke rumah keluarga Pevensie untuk memberi tau apa yang Mum beri tau.

TOK! TOK! TOK!

seseorang membuka pintu. ia sangat asing.

"permisi anda siapa?" tanyanya pada kami.

"saya temannya Edmund dan Lucy," jawab Louis.

"Pevensie?" tanyanya. kami mengangguk.

"mereka pindah," jawabnya.

pindah?

"ohh, maafkan kami. trimakasih atas informasinya," kata Louis. kami kembali ke rumah.

"sudah?" tanya Mum pada kami.

"Edmund sama Lucy pindah Mum," jawab Louis.

"kemana?" tanya Mum lagi.

"entah, aku ingin chat Edmund dulu," jawabku.

Edmund tayang <3

Edmund:

:iya?

kau pindah?:
kemana?
kenapa ga bilang?

:pindah dekat kok
rumahku dulu kau pergi
ke samping nya 2 kali

oke, aku kesana:

:oke

"Louis, ayo!" kataku.

"kemana?"

"rumahnya Edmund deket," jawabku.

aku dan Louis akhirnya pergi ke rumah yang Edmund beri tau.

TOK! TOK! TOK!

seseorang membukakan pintu.

"siapa?" tanyanya. ia laki laki berambut pirang dengan badan yang... pendek?

"Edmund dan Lucy ada?" tanyaku.

"ada, kenapa?" tanyanya singkat.

"boleh kah kami bertemu dengan mereka?" tanya Louis. laki laki itu mengangguk dan mengajak kami masuk.

laki laki ini membuka pintu sebuah ruangan.

"ada kedua anak yatim, yang membaca buku dan memercayai dongeng," katanya.

"kenapa kau tak mengetuk?" tanya seseorang tak asing. Edmund.

"ada seseorang yang ingin bertemu," jawab anak laki laki itu.

"Edmund!" teriakku yang memeluknya.

"hai," sapanya tersenyum.

"kalian berdua ngapain kesini?" tanya Lucy pada kami berdua.

"kami pengen ngobrol sebentar," jawab Louis.

"Euctace, bisahkah kau pergi?" tanya Edmund kesak padanya.

"ini rumahku, kalian hanyalah tamu!" jawabnya.

"orang yang membaca dongeng seperti 'narnia' selalu menjadi beban mengerikan dibandingkan orang-orang seperti diriku" kata laki laki tersebut. siapa namanya? Euctace?

Always Here For You // edmund pevensieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang