Another Attack

1.7K 201 50
                                    

"Mingyu..."

Pria yang dipanggil menoleh dan tersenyum tipis ketika melihat sosok Wonwoo berjalan ke arahnya. Mingyu itu sebenarnya adalah seseorang yang tidak menyukai kekerasan. Kalau bisa diselesaikan secara damai, dia akan selalu memilih cara tersebut. Namun, kenyataannya selalu berbeda dari apa yang ia harapkan. Pada dasarnya, sejak awal dia memang ditakdirkan untuk tidak pernah hidup, sampai akhirnya Wonwoo yang menghidupkannya.

Padahal, ia hanya ingin menghidupkan Wonwoo kembali dan hidup dengan tenang berdua bersama Wonwoo. Tapi sepertinya mimpinya itu terlalu lugu untuk dijadikan kenyataan. Rasa senangnya setiap kali dia melihat Wonwoo perlahan memudar, tertutupi oleh rasa bersalah dan kekhawatiran pada Wonwoo. Kalau saja dia tidak membangkitkan Wonwoo waktu itu, kalau saja dia tidak memaksa Seokmin waktu itu, semuanya tidak akan berakhir seperti ini. Peperangan tanpa akhir ini mungkin tidak akan terjadi. Semua salahnya, karena egonya yang begitu tinggi, dia hanya ingin bersama Wonwoo dan ternyata kebersamaan sederhana yang diinginkannya malah membawa petaka bagi yang lainnya.

Sebuah pelukan hangat membawa Mingyu kembali dari lamunannya. Dia sedikit menunduk, melihat Wonwoo yang sedang memeluknya dengan erat membuatnya merasakan hangat di relung hatinya. Wonwoo bersamanya saat ini dan itu saja sudah cukup bagi Mingyu.

"Maafkan aku," ujarnya seraya membalas pelukan Wonwoo.

"Karena sudah membangkitkanku lagi?"

"Karena sudah memaksakan egoku kepadamu, kepada Seokmin dan kepada yang lainnya. Karenaku, kau mengalami hal yang sama untuk yang kedua kalinya. Harusnya, aku membiarkanmu pergi dengan tenang waktu itu." Mingyu berujar dengan teramat lirih. Suaranya bergetar, mungkin sebentar lagi dia akan menangis. Sebegitu hebatnya seorang Jeon Wonwoo hingga dapat menciptakan sebuah boneka yang memiliki perasaan selayaknya manusia seperti Mingyu.

"Kalau dipikir lagi, aku juga bersalah padamu. Tidak seharusnya aku meninggalkanmu sendirian begitu saja. Karenaku, kau menjadi seperti ini. Perjuanganmu untukku, mungkin tidak akan pernah bisa ku balas. Terima kasih Mingyu..."

Pelukan di antara keduanya semakin mengerat. Hangatnya pancaran dari sinar matahari pagi yang perlahan mulai menunjukkan dirinya menerpa mereka.

"Mingyu." Wonwoo berbisik. "Ini bukan salahmu. Kalaupun seandainya kau tidak membangkitkanku, di dunia ini akan ada masalah lain yang akan menggantikan sumber peperangan ini. Sekarang, yang perlu kita lakukan adalah menatap ke depan, bekerja sama dengan yang lainnya, lalu setelah kita berhasil menumpas semua lawan, aku akan membawamu bersamaku. Kita bisa pergi dari sini, pergi yang jauh..."

"Berjanjilah padaku."

"Aku berjanji."

.

Tepat jam 7 pagi, para maknae pergi meninggalkan kastil dengan menggunakan mobil tanpa memberitahukan tujuan mereka pada siapapun. Orang-orang yang melihat mereka secara otomatis berpikir kalau mereka ingin pergi jalan-jalan biasa karena memang biasanya itulah yang mereka lakukan.

Samuel yang mengendarai mobilnya, di sebelahnya Vernon, lalu Seungkwan dan Chan duduk di kursi belakang. Mereka berhenti di depan sebuah kafe yang berjarak sekitar 4 blok dari klub malam tempat mereka berkumpul biasanya dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Mereka juga berpencar untuk mengurangi kecurigaan.

"Jungchan-ah," panggil Samuel.

"Ya?"

"Ada yang memperhatikan kita dari lantai 7 gedung seberang sana."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart of The LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang