Reveal

2.3K 361 62
                                    

Kalau kalian mengira jika bercak kemerahan yang ada di sekujur leher dan dada Jihoon adalah hickeys, kalian salah. Itu benar-benar bekas gigitan gemas dari Soonyoung. Jihoon sampai harus berdarah-darah malam itu saat menginap di kastil Soonyoung. Karena itu juga dia terpaksa menonjok Soonyoung telak di pipinya agar pria itu berhenti menggigiti dan menghisap darahnya.

Setelah itu, barulah dia bisa tidur dengan tenang di ranjang, sementara Soonyoung tergeletak tak berdaya di lantai. Namun, entah kapan Soonyoung naik, Jihoon tidak tahu. Yang jelas, dia terbangun dengan kaki Soonyoung yang menimpa kakinya dan tangan kiri Soonyoung yang menimpa lehernya. Posisi tidur yang tidak karuan sama sekali.

"Harusnya kau bisa mencegah Soonyoung melakukan hal itu padamu. Kau tahu sendiri kalau darah manusia dan In-Human sepertimu itu berbeda. Kalau Soonyoung meminum darah manusia yang bukan dibawakan oleh Hunter, dia akan berubah menjadi hamster. Kalau dia meminum darah Hunter itu sendiri, apa yang akan terjadi nanti?" Jeonghan berceloteh sambil membantu Jihoon memasangkan plester ke setiap lukanya.

Jihoon menatap Jeonghan bingung, "Hyung juga tidak tahu apa yang akan terjadi kalau ada vampir yang meminum darah In-Human?"

"Sejak awal memang sudah ada peringatan jika vampir tidak boleh meminum sembarang darah, karena itulah ada Hunter. Aku tidak pernah mendengar kasus vampir pure-breed yang meminum darah dari seorang In-Human, tapi aku pernah mendengar kabar tentang seorang vampir half-breed yang meminum darah seorang In-Human."

"Apa yang terjadi?"

"Efeknya mirip seperti manusia yang kecanduan dengan obat-obatan. Mereka harus selalu mendapatkan suplai darah dari In-Human yang sama terus-menerus. Jika tidak, maka mereka akan mati…," tutur Jeonghan.

"Tapi, Soonyoung terlihat baik-baik saja ketika bangun tadi," ujar Jihoon. Jeonghan menggedikkan bahunya. "Mungkin efeknya tidak langsung terlihat jika terjadi pada vampir darah murni seperti Soonyoung. Nah, sudah…" Jeonghan mengancingkan kembali kemeja Jihoon setelah selesai dengan seluruh luka-luka tadi.

"Okay, lupakan itu sejenak. Ada apa hyung datang kemari?" Tanya Jihoon yang teringat jika tadi Jeonghan datang ke tempatnya seperti ingin mengatakan sesuatu tapi malah teralihkan dengan luka gigitan di tubuhnya.

"Oh, iya…," Jeonghan terlihat berpikir. "Tadi aku mau melakukan apa, ya, di sini?" Tanyanya balik pada Jihoon.

"Mana kutahu, hyung," jawab Jihoon datar.

Jeonghan lalu berdiri dari sofa. "Aku lupa. Nanti saja, kalau aku sudah ingat, aku akan kembali lagi," katanya sambil berlalu keluar dari ruang kerja Jihoon.

"Dasar Jeonghan hyung…"

.

"Hyung, kau terlihat tidak baik. Kenapa kau tidak pulang saja? Mau kuantarkan atau kupanggilkan Jihoon hyung untuk menjemputmu?" Tanya Mingyu yang khawatir pada keadaan Soonyoung.

Tadi, ketika dia masuk ke ruangan Soonyoung, pria bermata sipit tersebut langsung mengunci pintunya dari dalam dan jatuh berlutut di lantai sambil menjambaki rambutnya dan mengerang kesakitan. Mingyu segera membantunya berdiri dan memapahnya ke sofa.

Untuk beberapa saat, Soonyoung masih bertarung dengan rasa sakitnya dan tidak membalas satupun perkataan Mingyu. Sampai akhirnya dia mulai terlihat tenang dengan tampilan yang mengenaskan. Rambutnya berantakan, kemejanya kusut, dasinya juga acak-acakan.

Heart of The LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang