The Continuation

2.1K 323 100
                                    

Sudah lima hari berlalu. Kamar tempat Jihoon berada diliputi keheningan. Hanya ada Soonyoung yang setia berjaga di sisinya. Pria itu senantiasa diam di tempatnya, memandangi Jihoon, sesekali ia merapikan rambut calon tunangannya tersebut. Keadaan Jihoon belum bisa dikatakan baik karena masih ada racun di dalam tubuhnya, dan para Healer yang datang tidak cukup hebat untuk mengeluarkan seluruh racunnya sekaligus. Ketika pengurus kastil datang membawakan air hangat, handuk, serta pakaian ganti untuk Jihoon, Soonyoung sendiri yang langsung turun tangan membersihkan tubuh Jihoon dan memakaikannya pakaian baru dengan telaten. Setelahnya, dia akan kembali diam di sisi Jihoon. Ia terus menggenggam tangan Jihoon, berharap denyutan lemah di pergelangan tangan Jihoon tidak akan berhenti dan akan selalu ada.

Soonyoung tidak pernah merasa sesedih ini sebelumnya. Tapi, melihat bagaimana Jihoon terbaring dengan mata terpejam dengan waktu yang lama seperti saat ini dan dia tidak bisa melakukan apapun, membuat hatinya terasa sangat sakit. Harusnya malam itu dia tidak membiarkan Jihoon berpencar sendirian. Harusnya malam itu dia menjaga Jihoon seperti Jihoon menjaganya. Kenapa dirinya ceroboh sekali?

Soonyoung duduk di sisi ranjang Jihoon, meletakkan tangan kanan Jihoon yang ia genggam pada pipinya. Tanpa ia sadari, air matanya menetes begitu saja.

"Maafkan aku..., aku gagal menjagamu," gumamnya dengan pelan.

"Kapan kau akan bangun Ji? Apa kau tidak bosan tidur melulu?"

"Aku berjanji tidak akan membuat masalah lagi jika kau bangun nanti. Aku akan membantumu dan menuruti semua perkataanmu. Aku lebih suka melihatmu mengabaikanku karena pekerjaanmu yang banyak itu daripada seperti sekarang..."

"Bangun, ya? Hm?"

Soonyoung menundukkan kepalanya, ia tidak sanggup menahan tangisnya sendiri.

"Aku merindukanmu, Jihoon..."

.

Jeonghan menutup pintu kamar tempat Soonyoung dan Jihoon berada, kemudian masuk ke dekapan Seungcheol untuk menangis di sana. Pertama kalinya ia melihat sepupunya sehancur itu dan hal itu juga menghancurkan hatinya. Seungcheol mengeratkan pelukannya pada Jeonghan. Ini kedua kalinya ia melihat Jeonghan menangis setelah di hari pernikahan mereka dulu.

"Mingyu, kau masih belum menemukan cara untuk menemui Dokyeom?" tanya Seungcheol.

Mingyu yang sedari tadi menyandar pada pilar besar kastil hanya menggeleng pelan. Dia sudah mencoba berbagai macam cara, mengirim berbagai macam orang, tetap saja dia tidak bisa mendapatkan celah untuk bertemu dengan Lee Seokmin karena penyihir itu memperketat penjagaannya dan memiliki daftar nama serta wajah mereka. Sepertinya, Seokmin bersungguh-sungguh saat ia bilang bahwa dirinya tidak ingin terlibat lagi dengan Mingyu.

"Siapa orang yang mau kalian temui?"

Joshua lagi-lagi muncul secara tiba-tiba entah darimana dan mengejutkan semua orang. Sambil berkipas-kipas, ia membuka sedikit pintu kamar Jihoon untuk mengintip, kemudian menutupnya kembali.

"Kulihat, Soonyoung sudah cinta mati pada Jihoon. Jadi, sebelum dia memutuskan untuk bunuh diri, apa yang bisa kubantu?" tanya Joshua.

"Percuma unc-... maksudku pam-..., aduh!" Mingyu menepuk bibirnya sekali. "Percuma, Joshua-ssi. Dia memblokir semua orang yang punya hubungan denganku," tukas Mingyu.

Heart of The LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang