16. Hard Day

12K 2K 66
                                    

Hari yang berat.

Aku nyaris kehilangan pasien di meja operasi efek tekanan darah yang meningkat saat menjalankan operasi Caesar. Syukurlah keadaan bisa teratasi, meski durasi operasi menjadi lebih lama daripada seharusnya.

Aku berharap banyak pada sambutan Nabila yang selalu cerah an ceria untuk meringankan perasaanku. Tapi aku malah menemukan gadis kecilku sedang asik bercengkerama dengan peralatan kosmetiknya dan Jorey sebagai objek yang akan dihiasinya.

Tengkukku mendadak kehilangan kekuatan untuk menopang kepala, hingga batok kepalaku harus terkulai lemas. Bukan. Bukan karena Jorey bersedia menjadi kanvas untuk jiwa seni puterinya. Toh, selama ini pun, Jorey selalu bersedia menjadi rekan bermain 'salon-salon'nya Bila.
Tapi wajah semringah dan petunjuk-petunjuk menyesatkan dari Meta--yang duduk di set sofa yang sama dengan Nabila dan Jorey--menjadi alasan kepalaku kian berat.

Randal, yang berdiri di belakang punggung sofa saja sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya.

"Bila ... kecupnya yang kuat ya, supaya bentuk bibir Bila tercetak sempurna di kemeja Papa." Meta memberi instruksi lagi.

Bila mengangguk antusias, dengan bibir monyong siap didaratkan di kemeja ayahnya.

Jorey sendiri tampak pasrah. Dia bahkan sepertinya tidak menyadari apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Matanya menatap kejauhan tanpa fokus yang jelas. Menerawang.

Apa aku selalu bilang kalau Jorey adalah ayah yang baik? Kali ini aku akan menarik kembali pernyataan itu.

Mengajarkan Bila mengata-ngatai dalam bahasa daerah dan membiarkan Bila bertingkah binal seperti itu sama sekali bukan sikap yang dipilih seorang ayah teladan.

Baru saja aku ingin menghentikan aksi bibir monyong Bila, Jorey membuat suaraku tertelan kembali.

"Ini buat apa sih, Sayang?" tanya Jorey lembut, menahan wajah Bila dengan  rangkuman tangannya.

"Kata Onty Meta buat jagain Papa. Biar Papa nggak direbut orang. Biar Papa selalu punya Bila dan Mama aja," jawab Bila polos.

Tatapan Jorey tiba-tiba berubah nyalang. "Memangnya siapa yang bilang kalau Papa bukan punya Bila dan Mama???"

Kelopak mata Bila membulat, sebelum berkedip-kedip bingung.

Melihat reaksi putrinya, Jorey segera menghela napas panjang, sepertinya tersadar kalau dia terbawa emosi sendiri. Terpancing tingkah usil Meta.

Jorey mendelik kesal ke arah Meta, sebelum memberi Bila pengertian. "Bila Sayang ... ini ...." Jorey menunjuk bibir mungil Bila, "sama sekali nggak perlu untuk jagain Papa. Karena nggak akan ada yang bisa rebut Papa dari Bila. Kalau Bila jorokin pakaian Papa pakai ini, justru nanti Papa dikira nggak profesional sama klien. Malah merusak reputasi Papa."

Melihat Bila masih dalam mode bingung, Jorey memberi nasihat yang lebih sederhana. "Lagipula, anak kecil belum waktunya pakai kosmetik kayak gini, Sayang. Nanti kalau udah gede kayak Onty Meta atau kayak Mama, baru boleh pakai-pakai beginian yaa...." Jorey meraih tisu dari permukaan meja, lalu mengusap bibir Bila yang penuh lipstik.

"Itu aman kok, Bang. Aku udah konsultasi sama Randal untuk bikin produk yang alami," Meta berusaha membela.

"Nggak mau tau!!! Aku nggak suka Bila jadi anak yang lebih tua dari usianya. Dia seharusnya sibuk bermain, bukan berdandan!!!"

Meta tertawa meremehkan. "Trus siapa yang selama ini biarin Bila coret-coret muka papanya pakai lipstik harga jutaan?"

"Buat have fun. Buat main. It's okay. Tapi bukan untuk dipakai di keseharian. Apalagi untuk bikin cap bibir di kemeja begini!" tegas Jorey.

I Love You Unconditionally [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang