18. Double Cleansing (1)

14K 2.3K 110
                                    

(Makasih banget buat pembaca yang udah kasih masukan buat judul part ini, heuheuu....

Btw, kalau kebetulan kamu baca part ini pas lagi puasa, mending nunggu sampai berbuka ya, dan jangan lupa vote dan komennya kesayangannnn....❤❤❤)

•●●•

"Di mana dia menciummu? Biar kuhapus jejaknya!!!"

Mulutku terbuka untuk menjawab. Tapi belum sempat suaraku menggemakan sepatah kata pun, tahu-tahu lidah Jorey sudah terjulur panjang dan masuk ke dalam rongga mulutku. Melesak hingga ke segala penjuru. Aku sampai bisa merasakan aroma cherry—ektrak yang terkandung dari lipstick yang kukenakan—sampai ke lidah, tanda sapuannya sudah meluber ke mana-mana.

Sialnya, terasa menyenangkan.

Paduan cherry dan bibir Jorey memang selalu memabukkan seperti ini.

Jantungku yang memompa keras menjadi bukti betapa adrenalinku ikut bekerja karena menyukai semua yang sedang terjadi. Namun sekuat tenaga kuingatkan diriku untuk menghentikan semua ini. Aku ada di sini untuk mencari sebuah kepastian. Bukan untuk mencari masalah baru, apalagi sekadar pelampiasan emosi dan hasrat. Maka yang kukerahkan tanganku untuk mendorong rahang keras berambut tipis yang menempel di depan wajahku itu. Membuat pemiliknya semakin geram.

"Aku nggak ceraikan kamu untuk membuat kamu bebas bermain dengan laki-laki lain, Alitha!!!"

Belum sempat aku merespons, lagi-lagi mulutnya membuka lebar sebelum mengatup tepat di atas bibirku. Mengisapnya kuat. Kedua tanganku yang masih berusaha bernegosiasi dengan mendorong tubuhnya malah dicengkeram keras sebelum diikat di kedua sisi tubuhku dengan genggaman tangannya. Membuatku tak bisa berkutik.

Setiap geliat tubuh yang kukerahkan sebagai perlawanan dibalas dengan tekanan kuat dari Jorey, hingga tubuh kami sempurna melekat tanpa jarak. Aku bahkan bisa merasakan tekstur kulitnya yang keras dan berotot melalui permukaan gaun tipisku.

Jorey akhirnya mengendurkan serangannya saat menyadari perlawananku perlahan surut. Ada perih yang terasa nyata di permukaan pergelangan tanganku yang baru saja dibebaskannya. Namun bukan itu alasan yang membuat mataku memanas hingga menitikkan air mata. Melainkan perih di dadalah yang menjadi pemicunya.

Bukankah semua yang sedang dilakukan Jorey saat ini adalah bukti paling nyata dari rasa cemburunya? Bukankah amarahnya ini muncul karena tidak suka melihatku dengan pria lain? Kalau dia begitu mencintaiku ... bagaimana mungkin dia tega menghancurkan perasaanku berkali-kali? Aku masih tidak habis pikir dan merasa tertekan dengan perasaanku sendiri.

Napasnya tersengal saat akhirnya ada jarak tipis di antara wajah kami.

Begitu mendapati aliran airmataku, mata kecil Jorey membola. Mendadak dia mengubah posisinya menjadi berdiri tegak. Seperti kesurupan, dia berjalan gusar ke pinggir ruangan untuk memaki dirinya sendiri.

"ANJING!!! DASAR BINATANG!!!" lalu kedua tangannya mengepal sebelum didaratkan bertubi-tubi ke permukaan dinding.

Aku hanya menyaksikannya melalui ekor mata dalam diam. Tanpa bisa kukendalikan, airmataku mengalir lagi. Tak kunjung reda. Aku benar-benar tidak bisa mengerti cara menghadapi situasi yang membekap kami saat ini. Terlebih ... kami hanyalah gabungan dari dua orang pecundang yang lebih memilih untuk saling menyakiti.

Jorey dengan sengaja menyakitiku dengan perceraian.

Sementara aku dengan sengaja menyakitinya dengan membawa-bawa Caleb.

Tidak ingin membuat situasi menjadi lebih kacau lagi, kukumpulkan sisa-sisa kekuatan yang kumiliki untuk bisa bangkit duduk dan merapikan kondisiku yang mengenaskan sebelum pergi meninggalkan tempat ini. Aku seharusnya tahu, aku tidak akan pernah bisa menandingi Jorey. Dia bukan tandinganku sama sekali.

I Love You Unconditionally [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang