30. Luna Trauma

142K 16.9K 860
                                    

Basecamp yang awalnya rame karna candaan anak-anak BM mendadak hening karna kedatangan Luna yang digendong Bian dengan wajah sembab dan tatapan kosong. Semua anak BM sudah tau kalo Luna adalah adik si bos maung.

"ASTAGA!! DEDEK GW KENAPA?!!" teriak Egar khawatir yang kebetulan dia keluar dari ruangan anggota inti saat Bian datang. Luna tidak menyahut dia hanya memandang kosong sejak tadi.

"Bang Aron mana?" Tanya Bian

"Didalam!! Ayo masuk!" Ajak Egar menyuruh Bian yang menggendong Luna masuk kedalam ruangan inti BM

Berbeda dengan diluar yang awalnya sangat rame karna gurauan anak-anak, didalam ruangan terasa sangat menegangkan karna sepertinya para anggota inti sedang membahas masalah penting. Mereka Aron dkk menghentikan diskusi mereka lalu menatap Luna yang sedang digendong Aron. Luna sudah seperti boneka hidup, tidak ada cahaya dimatanya hanya tatapan kosong.

"Ada apa dengan Luna?" Tanya Septa khawatir. Bian menaruh Luna untuk duduk disebelah Aron yang menatap Luna intens ada tatapan khawatir dimatanya.

"Sepertinya Luna mengalami trauma" jawab Bian prihatin

"Jelaskan!" Perintah Aron

"Luna merasa sangat ketakutan setelah melihat Nilam, Feby, Drian, dan Gista." Jawab Bian

"APA YANG SUDAH MEREKA LAKUKAN KE LUNA!!" Sentak Dylan emosi

"Minta dihajar mereka heh!" Sinis Agaz

"PUNYA NYALI GEDE MEREKA!!" seru Egar marah

"Mereka sahabat lo yang itu?!" Tanya Septa tidak suka. Sejak awal anak BM sudah tidak suka dengan sahabat Bian dan Zidan. Termasuk salah satu adik Aron, kembaran Bian si Feby yang tengil

"Iya! Mereka selalu benci Luna sejak dulu karna ulah Zia jalang, mereka suka memperlakukan Luna dengan buruk tak jarang juga mereka main tangan. Dan tadi Luna melihat mereka menyiksa Zia dengan buruk, mungkin Luna melihat seolah dirinya yang di posisi itu membuat dia sangat ketakutan dan banyak memikir membuat dia seolah delusi, lebih parahnya Luna bisa trauma" jelas Bian

"Lo kok tau banyak sih?" Tanya Egar bingung

Plak!!

"Si Bian kan belajar psikologi tolol!! Jelas lah dia bisa mengetahui cara pikir Luna!!" Ketus Dylan setelah menabok kepala Egar

"Biasah aja dong!! Kepala pinter gw ini!! Otak mungil lo gak akan cukup buat ganti rugi kejeniusan otak gw!!" Sewot Egar. Mereka semua menghiraukan kehaluan Egar lalu kembali fokus pada Luna

"Cara nanganinnya gimana?" Tanya Septa

"Kita hanya perlu memberikannya ketenangan lalu memberikan penjelasan secara pelan-pelan!" Kata Bian

"Lo tangani!" Ucap Aron tegas. Bian mengangguk mengiyakan perintah abangnya itu! Tanpa diperintah dia akan membantu Luna sebisa mungkin. Luna juga adiknya

"Luna.." panggil Bian lembut. Luna masih belum menyahut

"Luna mau ngomong sesuatu?" Tanya Bian mengelus rambut Luna. Perlahan Luna mengangkat wajahnya

"Mereka jahat" bisik Luna pelan

"Mereka membunuh Visya" lanjutnya pelan dengan air mata yang perlahan turun. Luna kembali menangis sedih mengingat saat mereka memukul bahkan mendorong Visya mengakibatkan Visya meninggal lalu Luna mengingat setiap perkataan Visya dalam mimpinya yang terlihat sangat frustasi. Sekarang Luna tau bagaimana sakitnya Visya sampai menyebabkan dia menyerah. Tapi kenapa dia meminta Luna menggantikannya?! Luna tidak sekuat dan setegar Visya!! Sekarang Luna sangat merasa terbebebani?! Dia tidak tau apakah dia sanggup menghadapi orang- orang yang selama ini menyiksa Visya?

Mereka menatap Luna bingung. Apa maksudnya membunuh Visya? Memangnya dia bukan Visya?. Tentu saja kecuali Aron yang sudah tau kenyataan dan Bian yang tau sejak awal kalo Luna bukan Visya. Ingat dia psikolog! Itulah sebabnya dia selalu menatap tajam Luna saat pertama kali Luna pulang kerumah! (Chap 4)

"Aku benci mereka!" Desis Luna penuh permusuhan. Mereka sedikit terkejut melihat Luna tapi belum juga mereka bertanya tiba-tiba pintu didobrak

BRAKK!!

"BANG GAWAT!! BASECAMP DISERANG!!!" teriak cowok itu cemas

"APAA!!" teriak Egar marah

"SIALAN!! ANAK MANA ITU!! YANG KELEBIHAN NYAWA!!" Teriak Dylan emosi

"Anak lainya?" Tanya Aron sangat dingin dan mencekam

"Mereka yang tidak di basecamp sudah dihubungi dan segera kemari!!" Ucap cowok itu cemas

"Kenapa lo terlihat sangat cemas?" Tanya Septa bingung

"Itu bang!! Mereka bawa banyak pasukan!! Tidak sebanding dengan anak2 di basecamp sekarang!! ANAK lainnya juga butuh waktu untuk sampek sini" Jawab cowok itu sangat khawatir.

"Kita gak selemah itu!!" Kata Agaz tegas

"Hmm gapeduli! Berapa banyak mereka kalo lawannya kita mah harus diperhitungkan!!" Jawab Egar pasti

"Panggil Lio!!" Kata Aron sangat dingin. Cowok itu dengan ketakutan langsung lari keluar mencari Lio

"Ada apa bang?" Tanya Lio saat masuk kedalam

"Jaga Luna!!" Perintah Aron tegas. Dan diangguki serius oleh Lio

"Baik bang!!" Jawab Lio tegas

"Kita keluar!" Perintah Aron kepada yang lainnya, lalu mereka semua keluar menghadapi biang kerok diluar. Meninggalkan Lio dan Luna didalam.

VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang