34. Flashback

120K 15.9K 2.2K
                                    

Luna menatap kosong kearah gundukan tanah didepannya. Dia masih tidak menyangka kalau semua ini nyata. Abang kesayangannya Aron telah meninggalkannya. Selamanya..

Flashback on

Aron sangat marah saat mengetahui kalau adiknya dibawa oleh Novan, musuh bebuyutannya. Dia juga sangat murka setelah salah satu anak BM menemukan Lio dengan kondisi sekarat.

Dengan emosi memuncak dia langsung menuju basecamp THE GROWL gangster Novan, musuh bebuyutan BM. Dia tidak memperdulikan luka2nya yang bahkan belum diobati. Aron hanya membawa anggota inti ditambah Zidan dan Bian untuk melakukan penyerangan balik lebih tepatnya menyelamatkan Luna.

Zidan ingin ikut karna dia tidak kalah murkanya setelah melihat kondisi adiknya Selio Zayn Xavier atau biasa dipanggil Lio. Dia sangat marah dan ingin sekali menghabisi Novan dkk.

Sesampainya disana mereka langsung masuk kedalam dan yang dilihatnya adalah Novan yang mencoba melecehkan Luna. Mereka menggeram sangat marah, tanpa pikir panjang Aron langsung menyerang Novan dengan membabi buta.

"SIALAN!"

Bugh! Bugh!
Brak!! Bugh!!

Dan saat itu pula terjadilah baku hantam antara Aron dkk dan Zidan dengan Novan dkk dan anak TG (The Growl) lainnya.

Bian mencoba menyelamatkan Luna terlebih dahulu dengan membawanya pergi dari sana. Itu juga yang sempat diperintahkan Aron padanya tadi.

Bian menghampiri Luna, lalu melepaskan semua ikatan pada tubuhnya dan juga mulutnya.

"ABANG!! Hiks hiks" teriak Luna memeluk Bian

"Hiks Luna ta-kut bang, hiks me-reka hiks ak-an hiks" isak Luna

"Syuutt.. kita pergi dari sini dulu oke?" Bujuk Bian lalu menggendong Luna

BUGH!!
BRAKK!!

Aron terlempar setelah mendapat tendangan dari Novan karna lengah, dia memperhatikan adiknya yang menangis sedih di pelukan Bian. Aron tau Luna pasti bertambah trauma setelah kejadian ini.

Melihat Aron yang lengah Novan memiliki kesempatan untuk menyerang balik Aron lalu mengeluarkan pistolnya. Lalu mengarahkannya kepada Luna dan Bian yang akan kabur

DORR!
DORR!

semua orang menghentikan berkelahian setelah mendengar suara tembakan.

"ARON!!" Teriak Septa, Egar, Dylan, Agaz, dan Zidan

Sedangkan Luna dan Bian hanya terdiam menatap Aron yang memeluk mereka, menghalangi peluru yang diarahkan kearah mereka.

"A-bang.." Lirih Luna
"Bang.." bisik Bian dengan pandangan kosong

"K-kalian t-tidak apa?" Tanya Aron tersenyum manis pada kedua adiknya

"Kenapa bang..?" Bisik Bian yang tanpa disadari air matanya sudah mengalir

"Kar-na ka-lian a-dik a-bang" jawab Aron tersenyum manis lalu ambruk didepan Bian dan Luna

"ABANG!!!" teriak Luna yang digendong Bian. Bian langsung terduduk didepan Aron dengan Luna yang masih digendongannya (posisinya Luna digendong depan/ bridal style) Luna langsung turun dan memeluk Aron erat

"Nggak ab-ang hiks hiks" Tangis Luna memeluk kepala Aron. Aron tersenyum manis lalu mengusap kepala Luna.

Bian terpaku dengan senyuman kakak pertamanya yang baru kali ini dia lihat, dan mungkin gak akan dia lihat lagi. Aron menatap Bian yang juga menatapnya kosong, Aron memegang tangan Bian yang sudah keringat dingin.

"Ja-ga Lu-na, a-bang ti-tip Lu-na" kata Aron terbata dengan nafasnya yang mulai tersenggal.

"Nggak bang.. kita jaga Luna bersama" jawab Bian yang sudah terisak. Aron hanya tersenyum manis kepada Bian

"Ma-af" ucap Aron lalu menutup matanya.

"Nggak!! Abang buka mata abang hiks hiks ab-"

Brukk!

"Luna?!" Seru Septa melihat Luna pingsan.

Dengan segera mereka membawa Luna dan Aron pergi dari sana untuk mendapat pertolongan

"Gw ngicar anak ayam eh yang kena induk maung! Bukankah ini kebetulan yang bagus?" Ucap Novan menyeringai kejam melihat mereka semua pergi dengan tergesa.

Sesampainya dirumah sakit, Aron sudah tidak bisa tertolong karna salah satu peluru tepat mengenai jantungnya.

Flashback off

"Lunaa.." panggil Lexa lembut dengan memegang bahu Luna yang bergetar

"Kita pulang yuk?" Bujuk Lexa lembut. Luna hanya terdiam tidak menghiraukan

"Luna kita pulang yah?" Bujuk Fani

"Luna... bang Aron gak akan suka liat kamu begini" lirih Cia sedih melihat keadaan Luna yang seperti raga tak bernyawa.

Luna mengangkat kepalanya yang menunduk, tatapannya kosong. Tanpa kata Luna berdiri dan pergi dari sana, meninggalkan ketiga sahabatnya yang menatapnya sedih

"Hiks gw hiks gak suka hiks luna gini hiks hiks" tangis Cia dipeluk Fani yang juga ikut terisak

"Gw juga gak suka hiks hiks" isak Fani.
"Udah, sebaiknya kita susul Luna" ucap Lexa mengusap air matanya. Fani dan Cia mengangguk lalu mengikuti Lexa mengejar Luna yang sudah pergi lebih dulu

"Luna!!" Teriak Lexa yang tidak dihiraukan oleh Luna, yang masih berjalan dengan tatapan kosong, tidak ada air mata di matanya. Bisa saja orang mengira Luna mayat hidup yang berjalan

"LIO KOMA!!" Teriak Lexa lagi yang sukses menghentikan langkah kaki Luna

"Lio.." bisik Luna dengan air mata yang perlahan mengalir dari matanya yang sejak tadi kering

VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang