40. Hukuman buat Uler Zia

110K 14.6K 737
                                    

"Pagiii Lunaaa.." goda seseorang berjalan disamping Luna

"Pagi bang Sapiii..." jawab Luna tersenyum lebar

"Savi Lun, SAVI oke?" Greget Savi. Luna tertawa terbahak-bahak melihat muka kesal Savi

"Oke!! Abang kok sendiri? Yang lain mana?" Tanya Luna, sekarang mereka sedang berjalan memasuki kampus dari parkiran

"Abang lo tuh! Ngeselin pake kubik. Bilangnya otewe, gw tungguin 30 menit kagak datang saat ditanya lagi bilangnya masih otewe, sejam kemudian dia bilang udah sampe, saat ditanya sampe mana? Dia bilang 'sampe buat lo lumutan' gitu jawabnya!! Ngeselin gak?!" Curhat Savi dengan menyedihkan. Luna malah tertawa ngakak mendengar penderitaan Savi

"Bang Nanda emang laknat, kenapa abang percaya?" Tanya Luna

"Eh iya? Kenapa gw percaya si Nanda?" Bingung Savi kemudian berteriak kesal "Waaahh, dipelet nih pasti gw! Biar gampang dikibuli" Luna makin ngakak melihat Savi yang mukanya merah menahan kesal

"Cieeee Sapi dibuat blushing sama Luna! Hayoloh gw aduin Lio loh biar dicekek sampe mampus hahahahaha" goda Nardo yang tiba-tiba udah ada disebelah Savi

"Blushing jari lo sepuluh! Gw lagi kesel ini! KESEL!!" Savi yang awalnya kesel makin kesel lagi karna kehadiran Nardo

"Gada bedanya. Tetep jelek ae lo" jawab Nardo enteng

"Eh lo-"

"HEH! JALANG!!" Teriak seseorang dibelakang mereka. Mereka berbalik dan melihat Zia bersama dua cecunguknya memandang remeh kearah Luna. Dan sekarang mereka menjadi pusat perhatian di koridor depan lapangan kampus

"Ealah... ada kuda lumping disini!" Jawab Nardo santai

"Gada yang nikahan kan? Kenapa bisa ada ondel-ondel disini?" Bingung Savi melihat Zia dkk

"LO!!" Bentak Zia nunjuk Luna

"Aku kenapa?" Tanya Luna bingung menunjuk dirinya sendiri

"JANGAN SOK POLOS ANJING!! DASAR JALANG GATAU DIRI LO!!" Teriak Zia marah. Luna mengernyitkan dahinya bingung

"Aku jalang?" Perlahan Luna berjalan kearah Zia dengan senyum manis tapi mengerikan. Zia yang melihat itu tanpa sadar berjalan mundur beberapa langkah. Luna terkekeh pelan melihatnya dia memutar Zia dengan memandang dan menilai tubuhnya

"Aku jalang? Lalu kamu apa? Baju kurang bahan, gapunya duit buat beli baju utuh? Trus apa tuh tubuh kamu? Kenapa banyak bercak merah gitu? Digigit Tawon dimana kamu?! Oh! dan uang dari pelanggan kamu ga cukup buat biaya perawatan? Kenapa tetep jelek!" Ucap Luna sinis, dia berhenti disamping Zia dan langsung menarik rambutnya kasar

Sreeett

"Akhh.. Le-pas an-jing!" Rintih Zia mencoba melepaskan tangan Luna. Anak buah Zia sudah mau membantu tapi mereka dipegangi oleh Nardo dan Savi

"Sakit gak?" Tanya Luna polos

"Sa-kit lah njing!" Seru Zia marah. Luna mengangguk paham

"Kalo ini?"

Sreett
Krtakkk

"AKKHHH SAKITTT" teriak Zia kesakitan karna Luna menarik tangannya dan mematahkannya

"Aduh sorry sorry tadi hanya percobaan hehe coba lagi deh sapa tau lebih bagus"

Sreett
Bugh!
Krtakkk

"AKHHH ANJING LO LUNA!! SAKIITT BITCH!" Teriak Zia kesakitan. Luna menarik tangannya yang patah lalu menendang kakinya sampai bunyi suara tulang terdengar. Dan Luna belum melepaskan rambut Zia sejak awal.

Semua penonton memandang ngeri kearah Luna yang terlihat mengerikan dan sangat beringas dalam menyiksa Zia.

Brukkk!

Luna melempar Zia kearah tembok sampai dia jatuh terduduk. Perlahan Luna berjongkok dan mencengkeram dagu Zia keras.

"Gimana? Masih mau main-main sama aku?" Tanya Luna perlahan. Para penonton tanpa sadar menggelengkan kepala mereka takut. Tapi tidak dengan Zia dia memandang Luna dengan penuh dendam lalu meludah kearah wajah Luna

"Tcuih!! Dasar JALANG murahan! Sampai kapanpun gw gak akan takut sama lo!" Marah Zia. Luna hanya dengan santai merobek baju Zia untuk digunakannya mengelap ludah Zia di wajahnya. Dia tersenyum lebih menyeramkan dari sebelumnya, kali ini tatapannya sangat dingin.

"Oke, selamat datang di neraka dunia.. Zia" bisik Luna ditelinga Zia. Zia ketakutan tapi dia mencoba menyembunyikannya dengan wajah sombongnya. Luna yang melihat itu terkekeh pelan lalu berdiri memandang rendah Zia

"Oke? Sepertinya aku harus kesalon buat Spa wajah sebelum timbul jerawat karna kena ludah penuh kuman milikmu" gerutu Luna kesal. Sebelum dia pergi dia sempat menginjak pergelangan kaki Zia sampai berbunyi retakan

Krtakkk!!

"AKKHH!!!" Luna tersenyum sinis lalu meninggalkan Zia yang kesakitan diikuti Savi dan Nardo yang juga senang melihat pertunjukan itu.

"SAYAANGGG!!" Teriak Luna saat melihat Lio berjalan kearahnya bersama Givan dan Nanda

"Yang, kamu kemana aja sih? Aku cariin juga" kesel Lio memeluk Luna dengan erat.

'Gatau orang lagi kangen apa?' Batin Lio kesal

"Abis basmi lalat kita. Ya gak bang sapi? Bang Nardo?" Jawab Luna

"Yo'i bukan lalat sembarangan woy yang kita basmi" jawab Savi

"Lalat apaan?" Tanya Nanda

"Lalat jadi-jadian. Mana babonnya lagi" jawab Nardo

"Kamu gapapa kan yang?" Tanya Lio khawatir memeriksa keadaan Luna

"Gapapa kok! Cuma tadi kena liur menjijikkannya hiihhh" jawab Luna jyjyk membayangkan ludah Zia yang kena wajahnya

'Pokoknya setelah ini harus perawatan mahal' batin Luna

"Sayang habis ini aku anterin cari bunga" kata Lio

"Buat apa?" Tanya Luna bingung

"Kamu harus mandi kembang tujuh rupa!" Tegas Lio

VILLAIN or PROTAGONIS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang