Lelah berlari di sepanjang koridor. Disinilah mereka berdua sekarang. Mumpung kantin sepi, jadi mereka ada waktu untuk berdua. Karena tau sendiri lah kalau di kantin lagi rame, pada ngeliat Haruto sama Jeje pasti langsung heboh satu sekolah.
"Cape juga" ucap Jesslyn.
"Segitu doang masa cape" sinis Haruto.
Jesslyn menatap tajam cowok itu. Iyalah kalau cowok mana ada cape hanya karena lari-larian di koridor. Beda sama cewe yang langsung ngos-ngos an.
"Bu Lia.. es teh manis nya dua dong" teriak cowok itu.
"Dua buat siapa?"
"Lo lah" ucap Haruto santai.
Jesslyn mengulum bibirnya menahan senyum.
"Ini den, neng es teh manis nya" ucap bu Lia. Ibu kantin.
Haruto mengambil uang lima puluh ribu. Cowok itu memberikannya pada bu Lia.
"Ini bu uangnya. Kembaliannya ambil aja"
"Makasih den" bu Lia pergi ke lapaknya lagi.
"Cepetan habisin es nya. Gue mau ke kelas" ucap Haruto.
"Apa urusannya sama gue?" tanya Jeje.
Haruto tersenyum miring. "Lo mau disini terus? Nanti diliat bu Alya mau dihukum??"
Jeje menggelengkan kepalanya cepat. Mana mau dia dihukum.
"Ya udah cepetan abisin. Jangan bawel"
Dengan cepat Jeje menyeruput es miliknya.
"Udah, ayo cepetan ke kelas" ucap Jeje.Mereka berdua berjalan cepat menuju kelasnya. Takut ketahuan bu Alya. Karena sebentar lagi upacara selesai.
Tiba di kelas. Mereka berdua duduk di tempatnya masing-masing. Tak lama terdengar suara bising dari para murid yang baru saja selesai upacara.
"Eitsss kalian pasti ga ikut upacara ya?" tanya Cio.
"Hm" Haruto hanya berdehem.
"Haru sekarang udah taken ya? ga jomblo lagi ni?" Dengan jahil Cio menoel lengan Jeje.
Haruto menatap sinis sahabatnya yang satu itu. "Sotoy lo!"
"Udahlah Cio jangan ngurusin mereka. Lo aja masih jomblo dari lahir" ucap Danny.
Anak kelas pada tertawa, menertawakan Cio. Kasian kamu Cio :(
"Kalian semua jahat! Cio ga laik" cowok itu mengerucutkan bibirnya.
"Drama lagi" David menggelengkan kepalanya.
Memang sih, semua anak kelas juga pada tau kalau Cio ini drama king habis.
"Selamat pagi anak-anak" Pak Juna masuk ke dalam kelas 11 IPA 2.
Murid-murid langsung duduk di bangkunya masing-masing.
"Pak, kenapa cepet banget sih masuk ke kelas kita? Padahal kalau bagian ngajar di kelas lain aja masuk nya 15 menit sebelum pelajaran berakhir" cibir Danny.
Pak Juna membenarkan letak kacamatanya. "Suka-suka saya dong!"
"Hilih ga adil itu namanya" Cio ikutan mencibir.
"Sudah-sudah jangan banyak protes. Mau, kalian nilainya saya coret?" Ucap pak Juna.
Danny dan Cio dengan cepat menggelengkan kepalanya. Enak saja, sudah berusaha buat dapat nilai tinggi malah dicoret gitu aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKBOY BUCIN
Teen FictionPacaran sama fakboy? Jeje tak menyangka itu akan terjadi padanya. Apalagi dia bisa membuat seorang fakboy yang tadinya selalu gonta-ganti cewek menjadi bucin hanya padanya. Ini bukan hanya tentang kebucinan seorang Haruto, tapi juga kelabilan sifat...