"Kalau kamu pacarnya Haruto, berarti kamu dong alasan Haruto makan pedas tadi?"
Pertanyaan dari Hanbin membuat Jesslyn terdiam kaku. Lagi dan lagi jantungnya berpacu cepat. Sudah berapa kali dia merutuki dirinya sendiri karena kejadian tadi di kantin sekolah.
Haruto menatap Jesslyn sembari tersenyum meyakinkan, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Walaupun dalam hati, Haruto juga penasaran apa yang akan dilakukan papa nya.
Namun tawa Hanbin yang tiba-tiba membuat semuanya kaget. Termasuk Haruto yang mengernyit bingung.
"Papa kenapa ketawa?" bingung Zyu. Heran juga, tidak ada yang lucu tapi papa nya tiba-tiba tertawa begitu.
Hanbin menghentikan tawanya. Dia melihat Jesslyn yang seperti takut padanya, mungkin takut ia marah.
"Jesslyn, om gak akan marahin kamu. Tenang aja."
"T-tapi om, aku ud--"
"Gak papa. Malah om gak nyangka kalau anak sulung om itu bisa bucin juga," Hanbin tertawa kecil merangkul bahu Zeny.
Jesslyn bernapas lega. Semua yang terjadi barusan sangat di luar dugaannya. Perlahan matanya menatap Haruto yang tengah tersenyum padanya. Ia pun balas tersenyum.
"Om gak tahu sih, semenjak pacaran sama Jesslyn, Haruto tuh jadi bucin banget om. Cio aja sampe dilupain, mau nebeng aja ditolak" ucap Cio dramatis seraya memegang dadanya.
"Lebay lo!" Danny menoyor kepala Cio.
"Lo mahhh noyor mulu!" kesal Cio.
"Serah gua lah" balas Danny.
Jihan memegang lengan pacarnya, "udah, jangan ribut Dann."
Danny menoleh dengan memasang senyum manisnya, "iya sayang."
"Heh! So fun kah begitu di depan orang tua?" Hanbin menatap tajam Danny yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.
Papa nya Danny ini sahabat Hanbin saat SMA dulu, bahkan sampai sekarang mereka masih sahabatan. Begitu juga menurun pada anak-anak nya yang menjalin persahabatan juga.
Danny menyengir kuda. "Maaf om, kelepasan."
"Kelepasan terosss lu." Cibir Cio.
"Diem!" Ujar Haruto yang jengah mendengar pertengkaran dua sahabatnya itu dari tadi.
"Pa, Ma, Haru mau ngomong sama Jesslyn bentar."
Hanbin mengangguk paham. "Kita ngobrol di luar aja. Disini ada yang lagi bucin."
"Ayo, sekalian bawa tuh es teh nya. Nanti tante bawain kue juga sekalian." Zeny berdiri diikuti yang lainnya.
"Hati-hati lo Jes, Haruto kalo ditinggal berduaan sama cewek di kamar bisa ganas dia." Cio tertawa pelan. Sedangkan Haruto memutar bola matanya malas.
"Jangan lo apa-apain tuh temen gue!" ucap Jihan memperingati.
"Kita keluar." Pamit David.
"Sini," ucap Haruto menepuk bagian kasur di sampingnya.
Jesslyn mengangguk dan menuruti kata Haruto yang menyuruhnya duduk disamping cowok itu.
"Masih sakit?" lirih Jesslyn. Tatapan matanya menyiratkan rasa khawatir.
Haruto tersenyum tipis. "Sedikit." Dia menarik tubuh Jesslyn masuk ke dalam pelukannya. "Kangennn."
"Belum juga sehari gak ketemu, udah kangen aja kamu." Jesslyn menenggelamkan wajahnya di dada bidang Haruto.
"Biarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKBOY BUCIN
Teen FictionPacaran sama fakboy? Jeje tak menyangka itu akan terjadi padanya. Apalagi dia bisa membuat seorang fakboy yang tadinya selalu gonta-ganti cewek menjadi bucin hanya padanya. Ini bukan hanya tentang kebucinan seorang Haruto, tapi juga kelabilan sifat...