Hari sudah semakin malam, tapi ketiga manusia itu masih belum menginjakkan kakinya keluar dari rumah Jesslyn. Mereka berempat masih asik mengobrol menceritakan hal random. Seperti saat ini, Jeje dan Jihan sedang menceritakan tentang idola nya mereka.
Para cowok hanya ikut mendengarkan atau sesekali bertanya tentang dari mana mereka menyukai kpop. Sebenarnya Danny juga termasuk fanboy, tapi dia hanya tau Treasure saja. Kalau Haruto sih, udah pasti dia mah taunya hal yang berbau game saja.
"Lo tau gak? masa Hyunsuk rambutnya mullet" tanya Jeje heboh.
"Tau donggg. Hyunsuk kan bias gue, anjir belum siap gue kalo dia mullet" ucap Jihan dengan menopang dagunya.
Danny menyahut, "gue juga tau, pas waktu vlive birthday nya Yedam juga kan udah keliatan agak panjang rambut belakangnya"
Sedangkan Haruto hanya fokus bermain game di ponselnya. Biasalah.
"Gila! Gue pasti bakal meleyot tuh kalo dia udah bener-bener mullet" ucap Jihan.
"Kamu suka rambut mullet Ji?" tanya Danny tiba-tiba.
"Ya suka-suka aja si... soalnya kan Hyunjin juga mullet, jadi bukan pertama kalinya juga bias aku rambutnya kaya gitu" jawab Jihan.
"Aku juga mau mulletin rambut ah. Biar kamu seneng"
Jihan mengerjapkan matanya. "Hah? Kamu mau mullet? Jangan dulu deh Dann..."
"Kenapa?" Danny mengangkat sebelah alisnya.
"Nanti aku gak bisa bedain mana Hyunsuk mana Kamu. Kan kalian mirip hehe"
"Mirip Hyunsuk? Wihhh baru nyadar juga nih aku" ucap Danny terkekeh.
Jesslyn melirik Haruto, "kamu gaada niatan mulletin rambut gitu?"
"Kamu mau aku mullet?"
"Terserah si"
"Yaudah"
"Ishh gak peka!!" Kesal Jeje.
"Iya nanti aku mulletin kalo aku nya niat" ucap Haruto mematikan ponselnya dan beralih menatap Jeje.
"Aku tunggu"
Mengusap pelan rambut Jeje, Haruto hanya menganggukkan kepalanya.
"Eh kalian gaada niatan mau pulang gitu?" tanya Jeje pada semuanya.
"Iya juga ya. Udah jam sepuluh malam... Dann pulang yuk" ajak Jihan.
Danny menggandeng tangan Jihan, "Ayo"
"Je, gue pulang duluan ya. Bye" pamit Jihan.
"Gue duluan bro" ucap Danny menatap Haruto.
Beberapa menit mereka berdua dilanda keheningan. Jesslyn juga tidak tahu kenapa Haruto diam saja. Cowok itu seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Haru ..."
"Hm?"
"Kamu lagi ada masalah ya?"
"Ngga" jawab Haruto.
Jeje mendelik, "terus kenapa diem aja?"
"Udah malam, aku pulang dulu ya" bukannya menjawab pertanyaan Jeje, Haruto malah berpamitan untuk pulang.
Jesslyn menghembuskan nafasnya berat, mungkin Haruto memang belum siap cerita. Tapi tak apa, itu juga kan privasi nya cowok itu, jadi dia tak harus tau semua masalah Haruto.
"Yaudah, hati-hati"
"Iya" Haruto mengecup singkat pucuk kepala Jeje.
Cowok itu sampai di depan rumahnya, Haruto segera berjalan masuk ke dalam rumah. Saat melewati ruang tamu, ia menemui adiknya yang ternyata masih anteng didepan televisi sambil memakan cemilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKBOY BUCIN
Teen FictionPacaran sama fakboy? Jeje tak menyangka itu akan terjadi padanya. Apalagi dia bisa membuat seorang fakboy yang tadinya selalu gonta-ganti cewek menjadi bucin hanya padanya. Ini bukan hanya tentang kebucinan seorang Haruto, tapi juga kelabilan sifat...