The Blue Moon (End)

10.1K 666 14
                                    

Happy Reading

...

Jaemin berjalan menyusuri hutan yang gelap karena sekarang adalah malam hari. Malam dimana cahaya biru dari bulan hanya menjadi penerangnya dimalam hari. Tapi Jaemin tidak sendirian, jangan lupa tentang kehadiran Ian yang selalu menemaninya kemana-mana. Suasana tenang saat menyusuri jalanan hutan, hanya ada langkah ringan yang mengisi kesunyian.

Jaemin berjalan untuk pulang kerumah sesudah acara melolongnya selesai.

Tak butuh lama untuknya keluar dari hutan dan menemukan jalan raya yang terlihat sepi hanya ada beberapa kendaraan saja yang lewat.

"Aku lelah.." gumamnya lalu memutuskan untuk duduk ditempat perhentian bus setelah lelah berjalan.

"Ini sudah lewat jam 10, apa daddy tidak berniat menjemputku?..hahh"

"Mungkin kau bisa suruh Jeno menjemput kita." Usul Ian yang seketika teringat pada Jeno.

Jaemin menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan hal itu.
"Tidak ian, aku tidak mungkin mengganggu waktu tidur Jeno..,"

"Yaampun, dia kan mate mu..,pasti dia tidak akan keberatan."

"Tidak Ian."

"Kau akan kering disini jika menunggu daddymu."

"Tak apa."
ucapnya dengan nada tenang

Baiklah Jaemin memang cukup keras kepala. Selalu mengira bahwa dirinya itu merepotkan.




























Warning!!🔞
Dosa tanggung sendiri

*.*

"Ahh..Markh pelan..ugh pelan"

Suara desahan mengalun indah disebuah kamar yang hanya diterangi oleh remang cahaya bulan. Tak ada lagi yang dapat dilakukan oleh Haechan selain mendesah dan sesekali menyebut nama namja yang tengah menggagahinya.

Mark tengah sibuk dengan aksinya menumbuk lubang milik Haechan berulang kali. kedua tangannya sibuk memilin kedua puting merah muda yang sudah berkedut sedari tadi.

Semua kenikmatan yang diberikan Mark membuat Haechan melayang.

"A-aku inginh keluar..uhh~" lirih Haechan yang segera ingin mencapai puncak.

Mark segera mempercepat temponya dan kedua tangannya mencengkram kedua sisi pinggang Haechan.

"Aahh..Haechann." desah Mark setelah mendapat pelepasan yang kedua kalinya.

Haechan merasakan cairan hangat milik Mark memenuhi hole nya sekerika si dominan membaringkan tubuhnya disebelah sang Omeganya.
Keduanya mencoba menstabilkan nafas mereka. Peluh keringat membasahi tubuh keduanya, Haechan hendak menutup matanya menuju dunia mimpi tapi sebuah kecupan membuatnya tidak jadi menutup mata. Mark sama sekali belum puas ternyata, kedua tangan milik Haechan meraih wajah itu bermaksud mengehentikan Mark yang tengah melumat bibirnya.

"Aku lelah~" rengeknya

Mark terkekeh pelan lalu kembali mendekatkan kepalanya tapi kali ini ia memberikan kecupan di dahi si manis.

MY FINCHANTER OMEGA (NOMIN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang