17.

103 29 6
                                    

"Hospital?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hospital?"

"Lo ngapain ajak gue kesini?" tanya Callista bingung

"Ada urusan, siap dari sini gue anter lo pulang" jawab faizal

Setelahnya mereka berjalan beriringan, melewati panjangnya koridor rumah sakit, yang akhirnya sampai pada ruangan bertuliskan 'Medical Ward'

Cklek!

"Halo boss" sambut Bayu dengan suara lemas

"Sendirian?" tanya Faizal

"Sama fani, dia lagi makan di kantin" jawabnya diangguki faizal

"Gimana udah baikan?"

Bayu mengangguk "Tinggal nunggu jahitannya kering aja"

"Ulah Maximillion?"

"Maybe. Waktu mereka keroyok gue, hampir semua anggota ngga pake atribut"

"Tapi menurut saksi mata, belati yang mereka pake buat nusuk gue ada ukiran nama Maximillion" lanjut Bayu

Callista hanya diam mendengarkan obrolan mereka, karna merasa risih ia pun berniat keluar dari ruangan

"Mau kemana?" cegat faizal

"Keluar, gue ngga mau ganggu privasi kalian" jelas Callista

"Sans aja Cal" sahut Bayu dengan membaca name tag milik Callista

"Lo istirahat aja, ini biar jadi urusan gue sama anak-anak" ucap faizal di balas anggukan

"Cepet sembuh" sela Callista disertai senyum tipis

"Masya Allah, cantiknya" gumam Bayu saat melihat senyuman Callista

"Makasih ya" ujarnya pada kedua sejoli itu yang hanya dibalas deheman singkat dari keduanya

"Kompak bener"

.

"Langsung pulang?" tanya faizal saat di parkiran

"Iya, ngantuk gue pen tidur" adunya

"Trotoar ngga kurang luas" cibir faizal berniat menggoda Callista

"Anjir lo! dikira gue gembel apa" kesalnya dengan memukul lengan faizal

"Pukulan lo boleh juga" ucap faizal tersenyum smirk

"Gausah ngadi-ngadi, buruan balik"

Faizal menuruti perkataan Callista, ia mulai menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata, kedua tangan Callista pun tanpa malu sudah bertengger memeluk erat pinggang faizal yang membuatnya tersenyum di balik helm.

15 menit perjalanan, akhirnya Callista sampai di depan Mansion mewahnya.

15 menit perjalanan, akhirnya Callista sampai di depan Mansion mewahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Thanks" ucap Callista setelah turun dari motor faizal

"Hm" dehem faizal, setelahnya ia membunyikan klakson tanda pamit

.

.

.
Selepas mengantarkan Callista pulang, faizal segera bergegas menuju markas untuk membicarakan perihal penusukan yang dialami oleh Bayu.

"Gimana zal?" tanya Leo memecah keheningan diantara mereka semua

Faizal menghembuskan asap rokoknya perlahan "Maximillion" singkatnya

"Udah gue duga" ucap San

"Kapan kita War?" tanya Abi antusias- Anggota Dandelion kelas X

"Kapan kapan" sahut Oky asal

"Anjim lo bang" umpat Abi pada Oky

"Besok gimana?" tanya Arthur meminta persetujuan

"Yahahaha hayyukk" kompak mereka dan kemudian tertawa bersama

"Kalian semua tolol" ucap Varrel disela tawanya

"Bodoamat njing" sahut Leo

"Kita atur strategi sama sama" perintah sang ketua

Faizal adalah tipikal ketua yang mengutamakan pendapat para anggotanya, maka dari itu ia selalu mengatur strategi berdasarkan hasil dari kesepakatan mereka semua
"Laksanakan Capt" seru Dandelion
.

.

.
Minggu pagi ini Callista sudah berada di kamar sepupu laknatnya, siapa lagi kalau bukan Evandra Rafdal Bailey

"Woi kadal! bangun buruan"

"Lo ada janji sama gue buat jogging" ucap Callista sembari menggoyangkan lengan Rafdal

"Ck males gue, lo aja sana" tolak Rafdal dengan mata yang masih terpejam

"Lo udah janji sama gue dal, come on" rengek Callista, yang membuat Rafdal bangun dan mengacak rambutnya frustasi

"Callista, joggingnya pending dulu ya. gue mau istirahat, siapin tenaga buat perang nanti" jelasnya

"Perang?" beo Callista diangguki Rafdal

"Sama siapa?" lanjutnya

"Maximillion"

"Masalah penusukan Bayu Anggara?"

"Itu lo tau, dahlah gue mau tidur"

"Sialan lo" kesal Callista yang akhirnya ikut berbaring disamping Rafdal
.

.

.
Minggu sore pun datang, dimana sekarang terdapat 2 kubu yang saling berhadapan. Pancaran kilat amarah terlihat pada wajah kedua leader tersebut

"Dendam lo ngga terbalaskan? sampe anggota gue aja lo kroyok" remeh faizal

"Punya bukti apa, lo nuduh kita semua?!" jawab Agam

"Jangan lo kira dengan sembunyiin atribut geng lemah lo itu, kita ngga tau kebenarannya" jelas faizal dengan tersenyum smirk

"JANGAN PERNAH HINA GENG GUE BANGSAT" teriak Agam murka

"Primen heh? ora trima?" tantang Oky, yang entah belajar darimana tentang bahasa jawa

"Cuma berani ngeroyok pake senjata, cih kaleng banget" lanjutnya dengan berdecih

Habis sudah kesabaran Agam, ini semua  karna keteledoran para anggotanya. Jika saja belati yang dipakai untuk menusuk Bayu tidak terjatuh, maka hal seperti ini tidak akan terjadi.

"Gue terima tantangan lo, dan liat dari segi pasukan aja lo udah kalah telak faizal"

memang Faizal hanya mengikut sertakan seperempat anggotanya untuk pertarungan ini

"Bisa di pastikan kalo gue yang akan menang" lanjutnya dengan sombong

Belum sempat faizal menjawab, mereka dikejutkan dengan keberadaan Demon's beserta sang leader, yang membuat Agam dan para anggotanya berkeringat dingin.

"ATTACK NOW!!!" aba faizal, dan detik selanjutnya mereka saling menyerang satu sama lain dari mulai menggunakan pukulan, tendangan, dan juga bantingan sampai bau anyir tercium dimana mana.

"See, keluatan lo semua ngga sebanding sama kita" ujar Rafdal dengan menoyor kepala Agam, membuat anggota Dandelion dan juga Demon's tertawa melupakan rasa sakit akibat pertarungan tadi

"Tunggu pembalasan gue anjing" gumam Agam saat mereka semua telah berlalu

Prince Of WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang