1

1.9K 117 27
                                    

Sinar mentari begitu silau, mengusik pemuda dengan kulit bersih yang masih bergumul manja dengan selimut.

Matanya melihat sekitar, ia sadar jika ia tidak berada di kamarnya, apa mungkin teman-teman nya membawa New pergi ke hotel? Mengapa tidak langsung membawa New kerumah saja?

Pandangan New beralih saat pintu kamar itu terbuka, menampilkan sosok pemuda tampan dengan kulit yang sedikit lebih gelap. New merasa familiar dengan pemuda tampan itu, apa ia pernah bertemu sebelumnya? Tapi dimana? Mengapa New tidak mengingatnya? Atau hanya perasaan New saja jika ia mengenal pemuda itu?

"Dimana anak ku?" Tanya pemuda itu. New mengedipkan matanya, berpikir maksud dari perkataan pemuda itu.

"Anak apanya?" Tanya New polos. "Anak ku, aku tau kamu mengandung anak ku!" Ucapnya dengan nada yang sedikit lebih tinggi.

New tertawa, apa pemuda dihadapan nya ini terlalu bodoh? "Hei Tuan? Punya mata kan? Bisa liat kan kalo saya ini laki-laki, mana mungkin ngandung anak tuan. Jangan bercanda." Sahut New masih dengan tawa.

Tapi tawa itu tak terlalu lama menggema dalam ruangan mewah itu, karena tawa New berhenti saat pemuda tampan itu mendekat, wajahnya terlihat sangat mengerikan, seperti siap memakan New hidup-hidup.

"Aku peringati, jangan pernah main-main dengan ku!"

New memasang wajah datarnya, jari telunjuknya menyentuh dahi pemuda tampan itu, mendorong nya agar tidak terlalu dekat dengan wajahnya.

"Tuan, coba pakai akal sehatmu, aku ini laki-laki--"

"Meskipun laki-laki banyak kemungkinan kamu mengandung anak ku!" Balasnya cepat.

New menarik nafas, berusaha untuk tetap tenang dan berkepala dingin. "Okay! Gini saja. Aku yakin Tuan tidak akan percaya dengan kata-kata ku, bagaimana kalo kita bukti kan?" Tawar New. Jujur saja, New tidak suka berdebat, perdebatan menurut New hanya menguras tenaga saja.

Tanpa banyak bicara, pemuda itu mendorong tubuh New, menahan kedua tangan New di kedua sisinya. "Aku akan mencari buktinya sendiri." Bisik pemuda itu tepat disamping telinga New, mengecup leher New, meninggalkan beberapa bekas kemerahan disana.

New tentu memberontak, maksud dari perkataan New, mereka pergi ke dokter atau semacamnya. Bukan dengan cara seperti ini. "Tunggu! Maksud ku, kita pergi ke dokter--"

"Aku lebih baik dari pada dokter." Potongnya lagi.

New tidak bisa berontak, mungkin karena beberapa titik sensitif New sudah disentuh olehnya, tapi sudut mata New mengeluarkan air mata. Walau bagaimana pun, New tetap menginginkan seorang gadis untuk menjadi pengalaman pertamanya, bukan pemuda brengsek yang langsung bertanya anak pada New.

...

New kembali terbangun. Ah~ sekarang dimana lagi New berada? Ini bukan kamar nya.

New menuruni ranjang, oh... Sungguh! Bagian belakangnya terasa begitu sakit, ia kira hanya bermimpi buruk saja, ternyata ini sebuah kenyataan. Bolehkah New berharap jika ia masih berada di dalam mimpi buruk itu?

"Udah bangun?" Mata New beralih pada sosok yang baru saja masuk. Pemuda brengsek semalam, yang seenaknya memperkosa New! Oh tunggu saja! New akan mengadu pada temannya dan tentu ia akan membuat pemuda sialan itu bersujud minta maaf atas kesalahan yang sudah ia perbuat pada New.

"Kalo gua udah jalan ya berarti udah bangun, masih nanya lagi." Gumam New setengah kesal.

"Tuan Tay, rapat akan dimulai 30 menit lagi." Bisik seseorang. Pemuda bernama Tay itu tidak terlalu menanggapi, karna matanya sedari tadi hanya terfokus pada New.

New tampak berpikir, ia pernah mendengar nama itu, tapi dimana? Namanya begitu familiar ditelinga New, tapi New tidak bisa mengingat dengan jelas.

"Aku beri waktu 1 hari untuk membawa anak ku kemari." Ucap Tay pada New.

"Nee Khun! Aku sudah mengatakan jika aku ini laki-laki! Mana mungkin hamil anak mu!!!! Bodoh! Tidak berontak! Ga pernah sekolah kali ya!! Sampe ga ngerti juga kalo cowok tuh ga bisa hamil! Otaknya di gadein!!!" Maki New dengan sumpah serapah yang keluar dari bibirnya.

Tay mendekat dan mendorong tubuh New ke dinding kokoh belakang New, matanya tajam menatap New. "Aku ga peduli sekalipun kamu laki-laki! Dimana anak ku!" Geram Tay.

"Jadi orang jangan bego-bego banget ngapa! Lu kira gua apaan bisa hamil anak lu! Kenal sama lu aja ngga! Mikir orang mah! Emang gua punya rahim! Gua cowok! Woi! Buka mata lu!!" Sahut New gemas sendiri. Entah sudah berapa kali ia mengatakan jika dirinya itu laki-laki yang tidak mungkin bisa mengandung.

"Kalo satu hari ini kamu ga bawa anak ku, kamu tanggung sendiri akibatnya." Ancam Tay langsung pergi meninggalkan New.

"Jadi orang kok bego banget!!!! Mana bisa gua hamil! Maksa gua buat hamil juga kan ga bisa, minta anak sama gua segala lagi! Kaya doang, tapi otak kaga berguna." Gerutu New kesal sendiri.

Pintu kamar itu kembali tertutup, sedangkan New masih kesal berada didalam sana, menghentak-hentakan kaki dengan sumpah serapah yang ia berikan pada Tay.

New seketika teringat, jika kini Tay tengah pergi rapat, maka ini kesempatan yang bagus untuk dia kabur. New sedikit berjalan cepat menuju pintu itu. Dan sungguh sial!

"Kenapa pintunya di kunci?!!!! Woi!!! Buka!! Gua mau kabur!!!!" Teriak New dengan menggedor-gedor pintu itu, karena sangat kesal, New menendang pintu itu dan mengasuh kesakitan karena pintu itu ternyata begitu keras.

New berjongkok, melihat kakinya yang sudah memerah. Menghapus air mata dan pandangan New beralih pada sekitar, menjari jalan keluar dari ruangan itu.

Dan mata New melihat ke arah balkon, dengan begitu semangat New berjalan kesana, tangannya menggapai knop balkon, siap mendorong pintu balkon itu agar terbuka.

"Woi!! Kenapa di kunci lagi! Terus gua gemana bisa kabur?! Tay sialan! Emang gua apaan di kurung kaya gini?! Katanya gua suruh bawa anak, tapi gua kan ga punya anak, sialan!!! Ngapa bisa ketemu orang gila sih gua?!!" Suara New menggema diseluruh ruangan itu.

Tanpa New sadar jika saat ini ada kamera pengintai dimana Tay tengah terhibur akan semua yang New lakukan. Pemuda bodoh yang terus saja memaki Tay tanpa henti. Yah... Tidak Tay sangka jika pemuda yang manis dan begitu lugu kini sudah berubah menjadi pemuda yang begitu berisik.

"Tuan? Apa kau yakin jika pemuda itu yang telah mengandung anak mu?" Tanya seorang wanita dengan menuang air teh hangat kedalam cangkir kecil dimeja itu.

"Aye? Kau sudah bosen kerja?" Sahut Tay. Pasalnya Tay memang tidak suka diragukan seperti itu, menurut Tay, apa yang ia katakan dan apa yang ia yakini selalu benar adanya. Tak peduli jika apa yang ia katakan itu salah, menurut Tay semua yang ada padanya selalu benar, meski itu hal mustahil sekali pun.

"Maaf, tuan karena sudah lancang."

"Pergi sana! Ganggu orang aja!" Sahut Tay mengusir asisten nya itu.

TBC...

03/04/21
Ni-Gun.

Bad Thing✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang