8

862 87 13
                                    

Mentari sudah meninggi, menerangi kota Bangkok saat itu, suasana cerah dan begitu indah. Semua orang sudah memulai aktifitas mereka, memadati jalanan kota Bangkok. Hampir semua orang menyambutnya dengan senyum, mungkin hanya New yang menanggapi dengan kesal.

Tentu saja ia kesal! Bagaimana tidak? Tay dengan seenaknya membeli kan condo dan membawa semua barang New kesana tanpa memberi tau New terlebih dahulu. Tidak taukah Tay jika New baru saja membayar uang sewa selama 3 bulan kedepan? New mencari dan mengumpulkan uang itu dengan sudah payah, dengan jerih payah dan keringat nya.

Dengan kesal New pergi ke perusahaan Tay. Ia bertanya pada administrasi yang berada didepan pintu perusahaan itu. Bertanya dimana ruangan Tay beranda, tapi dengan sangat santai dan tenang gadis yang berjaga disana menjawab. "Maaf Tuan. Kami tidak bisa memberi sembarang informasi pada orang asing."

Oh... Tidak tau saja siapa New. Bahkan jika bisa New akan membuat Tay menjadi tak berdaya dan bersujud minta maaf padanya.

Dengan lantang New meneriaki nama Tay, membuat semua yang ada disana menatap New sambil berbisik-bisik.

"Tay sialan!!!! Keluar ga lu!!!  Lu ga keluar, gua bakar rumah Lu!" Ancam New yang tentu saja tidak didengar oleh Tay karna didalam ruangannya, mana mungkin suara New bisa sampai keruangan Tay.

Meski suara New tak sampai kesana, salah satu karyawan Tay pergi untuk memanggil Tay, memberi tau Tay jika saat ini ada keributan dilantai dasar.

New sudah diseret paksa untuk keluar dari gedung, jika saja Tay tak datang, mungkin New benar-benar membakar rumah Tay.

"Balikin rumah gua!" Ucap New dengan wajah galak yang malah tampak sangat menggemaskan Dimata Tay.

"Kenapa? Ga suka sama apartemen nya?" Tanya Tay santai. New menghela nafas, melihat sekeliling menyadari begitu banyak pasang mata yang menatap mereka.

Tay yang seakan mengerti tatapan itu, segera menarik tangan New, membawanya pergi dari keramaian.

New tak berontak, meski sebenarnya ia ingin sekali melepaskan genggaman tangan Tay, New masih memiliki akal sehat untuk tidak membuat dirinya menjadi bahan sorotan dan buah bibir orang lain.

Tay membawa New pergi keruangannya, menatap New cukup lama, membuat New terganggu akan tatapan yang Tay berikan.

"Balikin rumah gua!" Ucap New seakan tak bisa dibantah, sedangkan Tay tetap menatap New dengan santai, dengan senyum kecil nan tulus yang terukir diwajahnya.  Senyum yang mampu membuat New semakin tak bisa menahan emosi.

"Tay!?" Tegas New yang masih tak mendapat respon. Namun beberapa saat kemudian, Tay mengedipkan satu matanya, menggoda New.

New yang melihat itu merinding. Oh... Tay benar-benar mirip dengan om-om mesum diluar sana.

Berbeda dengan New, Tay malah tertawa puas melihat reaksi yang New berikan. Sungguh menghibur.

New menatap tak suka Tay, New sangat membenci tawa itu. New tidak suka di tertawa kan, terlebih yang menertawakan nya Tay, semakin naik darah New.

Tay menghentikan tawanya, meski masih ada senyum diwajah itu. "Tinggal di apartemen aja, uang sewa lu udah di transfer, ga usah khawatir." Sahut Tay seakan mengerti mengapa New datang ke perusahaan nya.

New sempat terdiam.

Uang sewa di Transfer?

Di Transfer?

DI TRANSFER?

Cukup lama New mencerna kata-kata itu, setelah otak New memproses cukup lama, langsung saja tangan New mengeluarkan hp dan melihat jumlah saldo pada mobile bank di hp nya. Dan benar yang di katakan Tay, uang sewa New sudah di transfer.

Bad Thing✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang