New membuka mata, melihat jam dinding yang menunjukan pukul 9 malam, tubuhnya terasa sangat lengket, ia harus pergi mandi.
New mengambil helaian pakaian dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai, New berjalan menuju kamar nya. Kamar dimana Tay selalu menyekap New.
Sejenak New melihat langit malam dibalik balkon yang tertutup rapat, betapa indahnya lagi itu. Melihat langit mengingatkan New akan kebebasan yang telah Tay rampas darinya, kapan New bisa mendapat kebebasannya lagi? Atau memang New tidak akan pernah mendapatkannya lagi?
"Belom tidur?" New mengalihkan pandangannya pada Tay yang baru saja masuk kedalam kamarnya. "Ga ngantuk." Sahut New melihat kembali langit malam.
Tay menghampiri. Berdiri tepat disebelah New, melakukan hal yang sama seperti yang New lakukan.
"Masih ga bisa inget gua siapa?" Tanya Tay. New mengalihkan pandangan, kini teka-teki macam apa yang Tay berikan? Kepala New sudah sakit hanya karena memikirkan apa benar ia pernah melahirkan seorang bayi? Tapi itu mustahil mengingat dirinya seorang laki-laki. "Ga! Ga mau mikir." Sahut New asal. Ia terlalu lelah untuk berpikir, New lelah akan semua pertanyaan Tay yang tak dapat New jawab dengan yakin.
"Tidur sekarang, besok gua mau ajak lu pergi." Ucap Tay sedikit menahan emosi, ia terlalu kesal mengapa sampai saat ini New tak kunjung mengingat dirinya? Padahal Tay selalu mengingat New, Tay datang kembali ke Thailand karena New, Tay membantah kedua orang tuanya karena New, Tay membuka perusahaan di Thailand karena New. Alasan Tay untuk tetap bernafas karena New, Tay ada karena New. Dan Tay meyakini hal itu.
Sedangkan New sendiri masih berpikir, dimana mereka bertemu? Mengapa New tidak bisa mengingatnya? Mengapa New harus memiliki ingatan yang pendek? Sungguh sial!.
...
"NEW!!!!" New segera terbangun saat telinganya mendengar suara teriakan Tay tepat disamping telinganya. Kepalanya menjadi pusing sekarang karena dengan tiba-tiba Tay membangunkannya.
Kenapa Tay suka sekali mengganggu New? Bahkan saat New sedang tidur pun Tay selalu mengnggunya. Apa Tay tidak memiliki pekerjaan hingga selalu mengganggu New? Sungguh sial nasib New bertemu dengan pemuda seperti Tay.
"Bangun, siap-siap, jangan lupa buatin sarapan." Ucap Tau penuh dengan perintah. Setelahnya Tay pergi meninggalkan New didalam sana.
"Tay Tawan sialan!!!! Bisanya merintah doang!!! Emang gua apaan?!!! Pembokat nya?!!! Dibayar berapa gua buat ngurus idup iblis berwujud manusia kaya dia!!!!! Sialan!!! Titisan setan!!!!" Maki New.
Puas memaki Tay, New segera membersihkan diri, memakai pakaian yang telah disiapkan oleh pelayan. Setelah merasa dirinya selesai, New pergi turun menuju dapur, menyiapkan sarapan untuk Tay.
New bisa lihat bagaimana para pelayan tengah menyiapkan sarapan untuk Tay, tapi kenapa Tay meminta New yang membuat nya?
Baru beberapa langkah New memasuki dapur, para pelayan sudah menghidangkan sarapan diatas meja. New merasa tak berguna ada di dapur.
Karna merasa dirinya tak berguna, New berjalan untuk sarapan juga, tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara Tay hampir diseluruh penjuru ruangan.
"Makan apaan ini?!!! Rasanya ga enak! Orang yang ga punya sertifikat aja masakannya lebih enak!!! Buat ulang!! Kalo 10 menit belom siap, kalian semua di pecat!!!" Oceh Tay.
"Aye!! Rekrut koki ternama di dunia!" Teriak Tay lagi sebelum pergi.
Sejenak New berpikir, dengan cepat New berlari menuju dapur, mengambil beberapa sayur dan juga telur yang ada di kulkas. Memotong dengan cepat dan memasukkan semua sayuran yang sudah ia potong dan cuci kedalam panci yang diisi oleh air. New menunggu beberapa saat membiarkan sayuran itu matang setelahnya ia memasukan telur kedalam sana, membuat kuahnya menjadi lebih kaldu.
Setelah selesai, ia segera meletakkannya diatas meja makan besar diruangan itu, ia meminta Aye untuk memanggil Tay agar segera turun dan sarapan.
Tak terlalu lama, Tay datang dengan wajah galaknya, duduk dihadapan mangkuk berisi sup itu. "Siapa yang buat?" Tanya Tay.
"Gua." Sahut New dengan tersenyum manis, Tay ikut tersenyum, tangannya terulur mengusap sayang Surai halus New. "Good boy." Ucap Tay.
Tunggu! Bukankah New terlihat seperti anak anjing? Sialan sekali Tay, bisa-bisanya ia mengatakan Good Boy pada New. New tidak bodoh, biasanya good boy dilontarkan untuk anak anjing. Sialan!!!
New menahan emosinya, jangan sampai New lepas kendali dan berakhir dikurung lagi di kamar besar itu.
Tay memakan sup buatan New hingga habis, setelah habis kini New duduk disalah satu bangku kosong disana. "Tay, gua melakukan penawaran." Ucap New. "Apa?" Tanya Tay. New tersenyum senang karena Tay ingin melakukan penawaran dengannya. Oh... Terima kasih Tuhan karna sudah membuka pikiran sempit Tay.
"Kasih gua waktu buat cari tau gua beneran lahirin anak lu apa ngga." Sahut New. Seketika raut wajah Tay berubah, segitu ingin bebasnya kah New? Segitu tak ingin dekatnya kah New dengan Tay sekarang?
"Ditolak!" Tay bangkit dan pergi begitu saja, meninggalkan New yang kesal bukan main.
Sialan sekali bukan? New berusaha untuk membuat Tay tidak terpancing emosi, tapi Tay selalu berhasil memancing emosi New, entah itu karena ucapan atau tingkahnya. Oh... Sungguh! New ingin sekali mencekik Tay agar ia tak lagi bernafas. Memaki Tay hingga New merasa puas.
"Ngapain masih di situ? Cepetan! Gua mau ajak lu pergi." Teriak Tay. Dengan sangat berat hati New bangkit dan berjalan dibelakang Tay, mengikuti Tay dari belakang.
...
Hampir memakan waktu 1 jam perjalanan bahkan New sampai tertidur didalam mobil.
New membuka matanya saat ia sudah berada di dalam kamar penginapan, ia tak tau dimana Tay saat ini, dan sejujurnya New tak ingin tau dimana Tay berada. Dan New juga tak ingin melihat Tay saat ini.
New beranjak dari kasur, melangkahkan kakinya menuju balkon yang menampilkan pemandangan indah. New tersenyum kecil, ini tempat yang sangat ingin New datangi. Pemandangan yang indah dan memanjakan mata, dimana lagi jika bukan Phuket?
Tak menyangka jika Tay akan membawa New ketempat yang sangat ingin New datangi. Selama ini New ingin pergi kesini, tapi ia tak memiliki waktu. Ia terlalu sibuk dengan pekerjaan nya, bahkan terkadang New tak dapat beristirahat dengan baik karna terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan mengumpulkan uang.
"Indah kan?" New melihat sosok yang baru saja datang dan langsung memeluknya dari belakang, mengeratkan tangan kekar itu di pinggang New dengan begitu erat.
"Dulu gua pernah janji bakalan bawa seseorang kesini." Ucap Tay, matanya menatap hamparan pantai serta laut biru dan langit tanpa awan yang sangat memanjakan mata.
New tak menjawab, entah mengapa mendengar cerita Tay membuat dirinya sedikit kecewa, siapa sosok yang beruntung itu? Mengapa New tak menyukainya?
"Tapi dia dah lupain gua." Lanjut Tay dengan nada yang terdengar begitu sedih.
New tertawa jahat dalam hati, siapa yang akan mengingat lelaki kejam seperti Tay? Mungkin semua orang tak ingin untuk sekedar kenal dengan Tay.
Tay melepas pelukannya, memutar tubuh New menatap wajah putih nan mulus New dengan sangat lekat. Kapan New akan mengingat dirinya?
"Gua bakalan ada urusan, kalo lu mau jalan-jalan, Aye bakalan nemenin lu." Ucap Tay sebelum beranjak.
Jika dilihat lagi, Tay pemuda yang hangat, tapi terkadang Tay kesulitan untuk mengendalikan emosi, dan sungguh New sangat membenci hal itu.
New melihat punggung Tay yang menghilang dibalik pintu yang tertutup. Sejenak New mengingat sosok yang telah lama pergi dari hidup nya.
"Ga mungkin, sifatnya beda jauh." Gumam New menertawakan dirinya sendiri.
TBC...
06/04/21
Ni-Gun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Thing✔️
Romanceide pokok terinspirasi dari komik mangatoon, ga tau judulnya apa. TayNew New terbangun, ia sadar jika dirinya saat ini tidak berada di kamar nyamannya, mata indahnya melihat jelas sosok laki-laki yang terus saja merancau tentang anak. Apa ia bodoh h...