9

918 96 3
                                        

Tay masih menatap New dengan senyum. Tak ada yang terjadi selama beberapa saat lamanya, Tay berangsur turun, tapi tangannya kini memeluk tubuh New posesif. Menenggelamkan kepalanya dalam patahan leher New.

"Gua udah janji ga bakalan macem-macem." Bisik Tay. "Gua cuman mau peluk lu doang." Sambung Tay.

New bernafas lega, ia kira Tay melupakan janjinya. Tangan New mengusap kepala Tay dengan reflek, membuat Tay semakin nyaman dalam pelukan New.

Tay mengangkat kepalanya, menatap wajah manis New. "Gua nginep di sini, boleh 'kan?" Tanya Tay.

New tampak berpikir, cukup lama hingga membuat Tay bosan menunggu jawaban itu dari New. "Boleh. Tapi! Tidur diruang tengah!" Ucap New yang tentu membuat Tay menatap tak percaya.

Yang benar saja! Tay menginap agar ia bisa tidur satu ranjang dengan New. Tapi, New menyuruhnya untuk tidur diruang tengah? Oh... Sungguh! New sedang mencari masalah dengannya.

"Hah?! Ini apartemen gua yang beli! Kenapa gua yang tidur di luar?!!" Tanya Tay dengan nada tingginya. Tak kuasa menahan emosi saat mendengar perkataan New.

"Gua kan ga minta lu beliin apartemen buat gua!" Balas New tak mau kalah.

Dan malam itu mereka bertengkar kecil, Tay yang tetap ingin tidur bersama dengan New, sedangkan New yang ingin merasakan ranjang king size nya seorang diri.

Meski pada akhirnya Tay tidur dikamar yang sama tapi Tay harus rela tidur di atas karpet berbulu, tanpa selimut dan bantal. Sangat menyedihkan.

Tay mematikan lampu kamar, merebahkan diri siap untuk tidur. Tay tak yakin ia bisa pergi kealam mimpi, pada dasarnya Tay tak pernah tidur dilantai, tak ada yang berani menyuruh Tay untuk tidur dilantai beralaskan karpat berbulu saja. Baru New seorang yang berani melakukan itu.

Tay memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpi. Mungkin Tay terlalu lelah hari ini, hingga Tay kini sudah tertidur. New sempat memanggil Tay, namun pemuda yang ia panggil tidak merespon nya sedikit pun.

"Tay? Udah tidur?" Tanya New. New membalik badannya dan melihat Tay, suara dengkuran halus dapat New dengar.

"Padahal kalo tidur keliatan ganteng, tapi pas udah bangun ngeselin banget." Gumam New, New sedikit tertawa melibat Tay yang selalu tidur diatas ranjang mewah nan empuk, kini berakhir dilantai kamar nya.

New mungkin terlalu kejam hingga membiarkan Tay tidur dilantai.

New beranjak turun dari ranjang, membawa selimut tebal itu bersama dengannya. New merebahkan diri disamping Tay, tanpa lupa menyelimuti tubuh Tay dan juga dirinya.

New bangkit kembali saat ingat jika Tay tak menggunakan bantal, tangannya mengambil bantal yang terdekat, mengakat kepala Tay dan meletakkan bantal itu dibawah kepala Tay. New merapatkan tubuhnya pada tubuh Tay, menjadikan dada bidang Tay sebagai bantalan. New memejamkan mata, besok New harus beraktivitas, New harus memiliki tidur yang cukup.

...

Tay terbangun, mata Tay langsung mendapatkan New disampingnya. Senyum kecil dan hangat terukir diwajah tampan Tay, untuk sejenak Tay menatap wajah damai New saat terlelap, sangat menggemaskan.

Tay membawa tangannya untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah New, dapat Tay rasakan jantungnya berdebar tidak kauran. Tay menatap setiap inci wajah itu, mata, hidung, pipi tembam nya, dan tentu bibir merah muda New yang sedikit terbuka. Tay ingin sekali mencium bibir itu, tapi ia teringat akan janji yang ia ucapkan pada New. Tay tak ingin membuat New marah dan berakhir ia tak dapat bersama dengan New lagi. Sudah cukup Tay merasakan kegilaan selama di Paris.

New membuka mata, matanya langsung bertemu dengan wajah tampan Tay. Senyum hangat Tay yang bahkan jarang sekali New lihat kini New melihatnya, Tay tampak begitu tampan saat tersenyum.

"Pagi." Sapa New dengan senyum manisnya, Tay ikut tersenyum. "Ga ada morning kiss?" Goda Tay.

Entah apa yang salah dengan kepala New, New memberi kecupan ringan di bibir Tay dan tersenyum begitu manis, membuat Tay membeku sesaat. Tay mengira New akan melempari nya dengan kalimat sumpah serapah, tapi ternyata ini sungguh diluar dugaan Tay.

New hendak beranjak, membuat sarapan untuk mereka. Tapi tangan Tay menahannya.

Tangan Tay yang bebas, menyentuh pipi New lembut, menahan wajah itu agar tidak menghindari nya. Tay mencium bibir New lembut. Hanya ciuman pagi hari yang lembut penuh perasaan. Tay menyudahi ciuman itu, menyatukan dahi mereka dengan senyum yang mengembang diwajah mereka masing-masing.

"Ini baru morning kiss." Bisik Tay.

Wajah New memerah, Tay selalu berhasil membuat jantung New tidak karuan.

"Mandi sana, gua buatin sarapan." Ucap New sambil bangkit dan pergi.

Tay menatap punggung New yang menghilang dibalik pintu yang tertutup. Tay merasa ia baru saja menikah dengan New, kegiatan rutin sepasang pengantin baru.

...

Tay keluar dari kamar itu, hanya mengenakan boxer dan handuk yang ia gantung di pundaknya. Tangan Tay sibuk mengeringkan rambut nya yang basah, tidak hanya rambut tapi dada bidang Tay juga basah karena tetesan air dari rambutnya.

New sempat mengalihkan pandangannya pada Tay, seakan sulit bernafas saat melihat tubuh proposional Tay. Jantung New bahkan berdetak tidak karuan, wajah New kini sudah memerah.

"Suka kan?" Goda Tay dengan senyum miringnya. New langsung membuang pandangannya, ia sudah seperti anak kecil yang tertangkap basah saat mengambil permen.

"Pe-pede banget!" Sahut New kembali ke kegiatan awalnya.

Tay menghampiri, memeluk pinggang New dengan begitu posesif, Tay sempat menghirup dalam aroma tubuh New, membuat New sedikit risih akan hal itu.

"Nikah yuk!" Bisik Tau.

New membalikkan tubuhnya, menatap Tay dengan tajam. "Ngajak nikah udah kaya orang ngajak makan." Ucap New. Meski bagaimana pun juga, New menginginkan hal romantis, seperti di series yang pernah ia tonton sebelumnya.

"Maunya kaya gemana?" Tanya Tay.

New terdiam. Mana mungkin ia mengatakan jika ia ingin dilamar dengan begitu romantis dan penuh dengan kejutan.

Tay yang tak mendapat respon mengambil tangan New, menatap mata New begitu dalam, ukiran senyum manis nan hangat terukir di wajah tampannya.

Jantung New kini berdebar tidak karuan lagi, tatapan yang dilontarkan oleh Tay mampu membuat hati New bergejolak, seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan dalam perut New, memaksa New untuk tersenyum.

"Yuk, nikah Yuk!" Ajak Tay.

Ini sungguh diluar harapan New. "Lu ngajak gua nikah udah kaya anak kecil ngajak maen!!!! Pergi lu!!!! Males gua liat muka lu!!!" Marah New.

TBC...

29/04/22
Ni-Gun

Bad Thing✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang