12

922 92 11
                                    

New terbangun, tubuhnya lelah karena kegiatan semalam yang ia dan Tay lakukan.

New meregangkan tubuhnya sebelum beranjak untuk mengambil pakaian yang berserakan dilantai. Mata New tak menemukan Tay dimana pun, mungkin Tay sudah berangkat ke kantor nya.

Selesai mengenakan pakaian nya, New berjalan keluar kamar. Hidung nya langsung mencium harum makanan. Bukan ini seperti bau gosong yang sungguh membuat New khawatir bukan main.

New segera berlari ke dapur dan melihat apa yang sedang terjadi disana. Mata sipit New melihat Tay yang kini sudah membuat dapur New seperti kapal pecah, banyak sampah yang berserakan di lantai, belum lagi peralatan masak New yang berantakan tidak karuan disana. New memijat pelipis nya, heran akan Tay yang kini masih tampak sibuk.

"AW! Bangsatt!!" Teriak Tay saat tangannya tak sengaja menyentuh wajan panas.

New segera menghampiri Tay dan menarik tangan Tay, membawa tangan Tay untuk segera disiram oleh air mengalir.

"Mangkanya kalo ga bisa masak ga usah sok-sok an bisa masak." Omel New. Tay hanya terdiam, menatap New kesal.

"Gua kan cuman mau kaya di series-series." Sahut Tay tak berani menatap New.

New menghela nafas, menatap Tay dengan malas. "Ga usah lebay." Sahut New. Kini New mematikan keran air. Tay yang di tatap oleh New hanya bisa menatap takut-takut New, berniat ingin memberi kejutan terbaik untuk New, tapi Tay hanya bisa menghancurkan dapur New. Hah~ benar-benar sial.

"Lu ga kerja?" Tanya New. Tay tampak berpikir, seharusnya ia memiliki jadwal rapat dengan investor nya, belum lagi rapat mengenai produk yang akan ia keluarkan bukan depan, rapat data keuangan dan sebagainya.

Tapi, Tay terlalu malas untuk mengikuti semua kegiatan rutin nya. Tay ingin beristirahat sejenak, memberi waktu agar ia bisa mengenal New lebih lagi. Selama ini Tay terlalu fokus pada pekerjaan nya, hingga hanya sedikit waktu yang ia miliki untuk mendekati dan mengenal pemuda yang akan menjadi pendamping nya. Menjadi pasangan hidup nya.

"Mandi Sono, gua buatin sarapan." Usir New. Tay menuruti perkataan New, ia meninggal kan New dengan dapur yang super duper berantakan. Tay memang tidak seharusnya ke dapur.

Yah... Itupun karena Tay mengingat ia harus mengurus pernikahannya dengan New, jika saja Tay tidak mengingat hal itu mungkin ia akan tetap ingin berada dirumah bersama dengan kekasih manisnya.

...

Tay melihat dekor rumahnya, tidak buruk. Warna biru serta kuning di padukan, terlihat begitu indah. Tay yakin, New akan menyukainya.

Kini kaki Tay membawanya kedalam ruangan ganti, ia lihat Taxedo biru langit serta bunga putih di dada kiri.

Tay membayangkan bagaimana jika New mengenakan baju pernikahan itu, New pasti akan terlihat begitu tampan, tidak. New akan terlihat begitu menggemaskan.

Tanpa sadar, Tay tersenyum kecil, membayangkannya saja sudah mampu membuat Tay bahagia, bagaimana jika Minggu depan New benar-benar mengenakan pakaian itu? Mungkin Tay adalah orang yang paling bahagia didunia ini.

"Tuan Tay." Tay mengalihkan perhatiannya pada Aye yang baru saja masuk kedalam ruangan. "Setelah ini. Tuan memiliki rapat dengan--"

"Iya! Iya! Ngerti!" Potong Tay. Tay segera keluar dari ruangan itu diikuti oleh Aye di belakangnya, padahal Tay masih ingin melihat bagaimana dekorasi pernikahannya dengan New nanti.

Seharian itu Tay disibukan dengan segala pekerjaan nya, bahkan ia tak sempat menghubungi New, terlebih lagi Tay yang pulang larut malam.

New sudah menunggu Tay sedari tadi, entah ini sudah kebiasaan New atau memang New yang terbiasa akan kehadiran Tay dalam hidup nya.

New kembali melihat jam yang kini menunjukan pukul 11 malam. Sudah terlalu larut. New mengambil bantalan sofa Dan merebahkan dirinya di sofa panjang tengah ruangan besar itu.

Mata New menatap langit-langit kamar, menanti Tay nya segera kembali. Entah sudah berapa lama New menunggu, hingga tak sadar New memejamkan mata dan pergi kealam mimpi. Mungkin Tay tidak lagi menginap, yah... Rumahnya jauh lebih besar dari apartemen yang Tay berikan.

...

Tay membuka pintu apartemen New, kakinya melangkah masuk dan langsung menemukan New yang sudah tertidur pulas diatas sofa panjang.

Tay menghampiri dan berjongkok dihadapan New, tangan nya membelai kepala New dengan lembut, matanya menatap New tak kalah lembut, ada ukiran senyum kecil nan hangat di sana.

Tay mengangkat tubuh New tanpa membangunkan pemuda manis itu. Membawa New yang sudah tertidur pulas kedalam kamar, meletakan tubuh New dengan berlahan diatas ranjang lembut nan empuk mereka. Menutupi tubuh New dengan selimut sebelum Tay pergi untuk membersihkan diri.

...

New terbangun saat dirasa sinar mentari sudah cukup tinggi, mengusik tidur New. "Udah bangun?" Sapa Tay yang berada tepat disamping New, memandangi wajah manis New sedari tadi.

New hanya mengucak matanya dan mengangguk kecil, ia masih mengantuk sebenarnya, tapi tidak mungkin kan New pergi tidur lagi.

"Hari ini ikut gua ya?" Ajak Tay dengan begitu semangat. "Kemana?" Tanya New dengan suara khas bangun tidur nya.

"Hm... Balik ke rumah." Jawab Tay. "Ngapain?" Tanya New lagi.

"Ga papa, pengen aja." Sahut Tay. New bangkit dan turun dari ranjang, mengambil handuk yang menggantung di sana, Tay tersenyum melihatnya, jarang sekali mereka tidak berdebat di pagi hari.

Tidak terlalu lama, New sudah selesai membersihkan tubuhnya, ia keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang menutupi area privasinya. Tay hampir saja hilang kendali, jika saja Tay tidak memiliki akal mungkin Tay sudah menyerang New sekarang ini.

New mengambil pakaian di lemarinya sedangkan Tay kini yang pergi untuk membersihkan diri. New memakai pakaiannya, ia juga menyiapkan pakaian untuk Tay kenakan.

Oh... Tidakkah mereka terlihat seperti pasangan? Yah... Sebentar lagi pun mereka akan menjadi pasangan sehidup semati.

Tay keluar dan langsung memakai pakaian yang sudah New siapkan. Setelahnya mereka segera pergi menuju rumah mewah nan megah Tay.

Sesampainya di sana New sempat terkejut melihat dekor rumah Tay yang sudah seperti gedung pernikahan, belum lagi para pelayan yang sibuk.

Tay membawa New menuju kamar ganti, New harus segera di dandani, tentu agar New terlihat semakin manis.

Dan New semakin terkejut saat melihat ada pakaian ganti pengantin pria disana. Ia menatap Tay penuh tuntutan. Tay yang di tatap hanya tertawa bodoh.

"Oh... New, kan lu udah gua lamar masa ga dinikahin." Ucap Tay. New menghela nafas, ia juga ingin menikah tapi tidak secepat ini.

"Kenapa lu ga bilang dulu ke gua?" Balas New.

"Kalo gua bilang lu pasti bakalan bilang kaya gini, 'nanti aja, gua masih belom siap nikah' lu pasti nanti punya banyak alesan" sahut Tay cepat. New terdiam, tak bisa membantah apa yang Tay ucapkan.

Memang benar, New belum siap untuk menikah, ia masih ingin sendiri.

Sejenak mereka terdiam, terlalu asik dengan pikirannya sendiri. "Gua pokoknya ga mau nikah kalo ga ada P'Arm sama First. Ga mau tau!" Ucap New final. New sudah berjanji bukan jika New nikah nanti, ia akan mengundang Arm dan First. New hanya ingin menepati janjinya saja.

TBC...

Update lagi setelah sekian lama otk gua mentok

30/05/21

Ni-Gun.

Bad Thing✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang