5

919 100 11
                                    

New melihat barang belanjaan yang tanpa sadar ia beli, ada begitu banyak makanan dalam kantong belanjaan nya, belum lagi pakaian dan beberapa cendramata. Dan lagi mengapa Aye memberikan banyak uang pinjaman pada New? Padahal New hanya mengatakan ia meminjam uang untuk membeli beberapa camilan, tapi Aye malah memberi hampir semua uang yang ia bawa saat itu. Sekarang bagaimana New menggantikan uang itu?

Pintu kamar New terbuka, sejenak ia lihat siapa yang kini masuk kedalam kamarnya itu Tay, mata Tay melihat kamar yang ia sewa di penuhi oleh barang belanjaan. Sedikit tak percaya tapi ini sungguh konyol, Tay hanya bisa menggelengkan kepala sambil tertawa. Tay sempat tak percaya saat Aye mengatakan hampir separuh dari uang yang Tay berikan itu dibelanjakan semua oleh New.

"Punya banyak uang kayanya sampe beli banyak banget barang." Ledek Tay, ia duduk di sisi ranjang, menatap New dengan masih tertawa.

"Gua minjem sama Aye, nanti gua ganti." Sahut New sedikit membuang muka, tak ingin melihat wajah menyebalkan Tay.

Tay masih tertawa, memang New tak pernah berubah, Tay masih ingat betul saat mereka kecil, New sering sekali menghabiskan uangnya untuk membeli makanan atau membeli beberapa mainan. Bahkan sampai sekarang New masih melakukan kebiasaan buruknya itu.

"Ga usah lu ganti, asal lu temenin gua malem ini." New langsung melempar pandangan nya pada Tay, ia masih terkejut dengan ucapan Tay. New tidak bodoh sampai tidak tau apa yang Tay maksud. Memang bukan pertama kali New dan Tay melakukannya, tapi tetap saja New tak ingin melakukan nya lagi. Ingat! Kemarin itu New di perkosa, New tak ingin menyebutnya make a love, Karna New sungguh terpaksa melakukannya.

"Gemana?" Tawar Tay. New masih diam. Sebenarnya ia memiliki tabungan, tapi New tak tau dimana hp, dompet dan segala identitas nya.

"Ga! Emang lu pikir gua apaan?" Sahut New setelah pertimbangan yang cukup lama. "Tapi gua ga Nerima penolakan." Sahut Tay.

Oh sungguh sial! Bukankah jawabannya akan tetap sama? Meski New menolak dan New menerimanya? Tay itu penuh dengan perintah, dan perintah yang Tay berikan tidak pernah bisa dibantah. Tay pemaksa, namun Tay tak suka dipaksa.

Tay menyentuh pipi lembut New, matanya tertuju pada bibir merah muda New. Tay semakin mendekat sampai bibirnya menyentuh permukaan lembut bibir New.

New ingin mendorong Tay menjauh, tapi ia tak ingin merasakan amuk dari seorang Tay Tawan. Membayangkan nya saja sudah membuat New takut bukan main, bagaimana jika itu sampai terjadi?

Tay mendorong tubuh New, menghiraukan barang-barang yang ada di atas ranjang, yang ada dalam otak Tay hanya New saat ini.

Tay melepas ciumannya, menatap wajah memerah New dengan tatapan penuh nafsu.

"Gua pengen tanya." Ucap New, tangan Tay sibuk mengusap pipi serta rambut lembut New.

"Lu siapa? Kenapa lu seakan ga pengen gua pergi." Tanya New. Pertanyaan itu muncul begitu saja dalam benak New, entah karena apa New ingin mengetahui kebenaran nya.

"Hin pasti udah lupa sama Phi." Ucap Tay. Ia tak memberi jawaban secara langsung, tapi jika New mengingat panggilan itu, New juga akan mendapat jawaban dari pertanyaan nya.

Tay mencium New lagi, tak memberi kesempatan bicara untuk New, Tay hanya ingin mendengar suara desah New saat ini, Tay hanya ingin New meneriaki namanya sepanjang malam jika mungkin.

...

New terbangun. Matanya menatap Tay yang masih terlelap dengan memeluk pinggangnya posesif.

Pikiran New kembali melayang, memikirkan perkataan Tay sebelumnya.

"Hin pasti udah lupa sama Phi."

New teringat, hanya satu orang yang memanggilnya seperti itu, tapi bukankah orang itu harunya berada di luar negeri? Bukankah ia lebih memiliki pergi ke Paris meninggalkan New daripada menetap bersama New di Thailand?

Mengapa dengan mudah Tay datang ke dalam hidupnya? Mengobrak-abrik seluruh hidup New, membicarakan tentang anak padahal Tay sendiri tau jika mereka tidak memiliki hubungan seperti itu sejak dulu, mereka hanya anak kecil yang sering pergi bermain bersama. Mereka tak memiliki hubungan spesial hingga Tay selalu menuntun anak dari New.

Memikirkan nya membuat New semakin emosi, haruskah ia meninggalkan Tay? Tay masih terlelap juga. New akan kembali sendiri ke Bangkok.

New berusaha menyingkirkan tangan Tay, tapi tangan itu malah memeluknya semakin erat.

"Jangan harap buat pergi, gua ga bakalan biarin lu pergi." Bisik Tay. New menatap Tay yang masih memejamkan matanya.

"Kenapa kalo gua pergi?! Lu juga dulu ninggalin gua!" Sahut New. Tay membuka matanya, menatap New yang kini juga menatap dirinya penuh emosi.

"Sekarang lu Dateng terus minta anak sama gua! Emang gua apaan! Kita ga punya hubungan kaya gitu waktu kecil! Lu minta anak seakan gua yang udah beneran ngelahirin anak lu!" Oceh New. Ia terlalu terbawa emosi.

"Lu nahan gua udah kaya peliharaan lu! Lu perkosa gua! Gua bukan boneka sex! Sialan!" New tak kuasa menahan emosinya, air mata mengalir di sudut mata New.

New bangkit, ia menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang polos. "Lu emang cuman mau buat gua tambah sakit kan!? Kenapa ga lu bunuh gua aja?! Kenapa lu harus kaya gini ke gua?! Sialan! Brengsek! Seenaknya pergi, seenaknya Dateng ke hidup gua! Tay Tawan sialan!!! Tay Tawan Brengsek!!!!" Maki New.

Sungguh ini sangat menyakitkan, apa Tay datang hanya untuk menyakiti New saja? Membuat hidup New semakin kacau?

"New?" Panggil Tay.

"Gua mau pulang." New menarik nafas panjang sebelum mengatakan hal itu, wajahnya di penuhi oleh jejak air mata.

"Ga usah anter gua, anggep aja kita ga pernah kenal." Ucap New lagi. Ia mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, memakainya dengan cepat dan setelahnya ia pergi meninggalkan kamar itu.

Tay sempat menahannya, ingin memberi penjelasan akan semua yang telah terjadi, tapi New terus melangkah kan kaki, tak ingin mendengar apapun dari Tay.

Hati nya sudah sakit, terlebih harga diri New. Tay sudah tak memikirkan harga diri New lagi. Tay terlalu bodoh hingga melupakan jika New memiliki harga diri yang tinggi.

TBC...

Yang tadi minta up, gua ngebut ngebuatnya🤣

Btw, mksh yg dah vote, comment, baca sama polow gua😀

10/04/21
Ni-Gun.

Bad Thing✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang