10

3.3K 397 49
                                    

__________________________________
Happy reading~
__________________________________

Pagi hari. (y/n) sedikit merapihkan rambutnya, dan setelah itu dia membetulkan posisi kacamatanya. Dia sudah siap untuk berangkat sekolah. Kemudian ia keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah di mana para BoEl sudah menunggunya.

"(y/n), udah siap?" tanya Duri.

"Sudah."

Mereka pun segera berangkat sekolah dengan jalan kaki karena sekolahnya tak terlalu jauh. Sepanjang jalan, Duri terus mengobrol dengan (y/n) dan tak menyadari tatapan elemental yang lain. Solar? Ya, dia juga ikut nimbrung bersama Duri dan (y/n).
.

.
Ketika masuk ke sekolah, (y/n) ditatap oleh banyak pasang mata, terlebih lagi tatapan sinis dari para siswi-siswi. (y/n) sangat tak nyaman, tapi Solar mengatakan untuk tidak meladeni mereka.

(y/n) masuk dan menelusuri koridor sekolah bersama para BoEl, tapi (y/n) ingat di mana dia harus menemui kepala sekolah terlebih dahulu.

"Aku harus ke ruangan Pak kepala sekolah dulu."

"Memang kau tau di mana ruangannya?" tanya Solar.

"Em..tidak sih." jawab (y/n).

"Kalau begitu, akanku antar." Solar baru mau melangkah, tapi terhentikan oleh Duri yang mencegahnya.

"Biar Duri saja. Solar ke kelas saja." ujarnya.

"Tidak, biar aku saja."

"Tak, Duri saja, ya?"

"Aku."

"Aku."

"Aku."

"Aku!"

Duri dan Solar saling menatap sengit satu sama lain.

"Sudahlah, aku saja." Ais tetiba bersuara.

"E-eh?"
.

.

.

.

"Baiklah, (y/n) kamu bisa ikut Pak Papa Zola."

"Baik, Pak."

"Ayo anak muda!! Kita harus masuk ke kelas kebenaran!! Karena hari ini akan mempelajari Matematika materi selanjutnya!!!"

(y/n) dan Papa Zola keluar dari ruangan Kepala sekolah dan langsung berjalan menuju kelas. Sejujurnya, (y/n) sangat gugup. Apalagi, ketika tadi ketika masuk ke sekolah saja sudah ditatap sinis seperti itu.

Saat sudah sampai kelas, (y/n) menunduk malu karena banyak sekali yang menatapnya secara intens dan juga penasaran.

"Baiklah, anak muda!! Silahkan perkenalkan dirimu!!" perintah Papa Zola.

"Hai semua, n-namaku (f/n), tapi kalian bisa memanggilku (y/n). Aku harap, kita bisa berteman baik." beberapa murid mengangguk dan tersenyum ke arah (y/n).

"Baiklah anak muda!! Kamu bisa duduk di samping Blaze!" Papa Zola menunjuk kursi kosong tepat di samping Blaze.

(y/n) mengangguk dan berjalan ke bangku tersebut. Blaze tak memperhatikannya. Dia hanya membuang muka ketika (y/n) sudah duduk di sampingnya.
.

.

.

.

Jam istirahat. (y/n) tetap berada di bangkunya dan berkutat dengan buku catatannya. Hanya dia sendiri yang berada di kelas. Awalnya, Solar, Duri dan yang lainnya sudah mengajaknya untuk pergi ke kantin, tapi (y/n) menolak karena dia harus membaca catatan sebentar.

Find The Happiness [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang