__________________________________
Happy reading~
__________________________________Hari mulai senja. Mereka sudah menutup kedai dan langsung pulang ke rumah. (y/n) ingin membuat makan malam, tapi ditahan oleh Solar. Solar bilang, hari ini mungkin (y/n) lelah, jadi mereka akan pergi membeli makanan keluar.
"Beli makanan di luar?" tanya (y/n)
"Ya, kau juga pasti lelah karena ikut mengurus kedai tadi, kan?" jawab Solar
"Baiklah, tapi kalian semua pergi?" (y/n) bertanya lagi.
"Tidak, Duri tidak ikut. Dia bilang, dia belum mengerjakan PR MTK." jawab Solar.
(y/n) hanya ber 'oh' ria saja. Dia meminta izin kepada Solar untuk pergi keluar sebentar dan diizinkan.
..
.
.
(y/n) melangkah menuju taman dekat kedai Tok Aba. Dia lalu duduk di sebuah ayunan dan sedikit menggerakkan ayunan itu. Angin sore menerpa beberapa helaian rambutnya. Matanya terpejam untuk menikmati semilir angin. Dia biasanya juga sering pergi ke atap sekolahnya dulu, sekedar untuk menikmati semilir angin.
Dia kembali mengingat kejadian masa lalunya. Air mata seketika keluar dari mata gadis itu. (y/n) melepas kacamatanya dan mengelap air matanya, lalu kembali memakai kacamatanya. Dia beranjak pergi dari taman itu.
..
.
.
Tak terduga, malam ini hujan deras. Hanya ada Duri dan (y/n) di rumah. Duri masih belum selesai dengan tugasnya. Sementara (y/n), sedang membaca buku pelajaran karena dia sudah lama tak sekolah lagi, dan belum ada kabar dari Amato dan Mara.
Tak hanya hujan deras, ditambah suara petir dan angin kencang. Suasana juga terasa canggung bagi (y/n). Di saat itu juga, Duri terus mengeluh karena tugas sekolahnya lumayan susah. Duri lalu melirik (y/n) yang sedang membaca buku. Duri sangat ingin meminta bantuan, tapi ya dia masih gak bisa menerima (y/n).
"Duri mau teh manis hangat dan biskuit?" tawar (y/n).
"Tidak." Duri kembali membolak-balik halaman bukunya untuk mencari rumus.
Setelah ketemu, Duri justru makin pusing karena dia memang tak terlalu ahli dalam MTK. Duri lalu merengek bak anak kecil yang ingin sesuatu, tapi tak diizinkan oleh orangtuanya.
"E-eh!?" (y/n) kaget dan menghampiri Duri yang sedang merengek itu. (y/n) melihat ke arah soal yang sedang dikerjakan oleh Duri. Dia paham dengan materi ini.
"Duri mau (y/n) bantu?"
"B-boleh?" Duri bertanya dan dibalas anggukkan kepala (y/n).
(y/n) kemudian mengajari Duri tentang materi tersebut. Nampak, wajah Duri yang senang karena dia sudah tahu cara mengerjakan soalnya. Selain itu, Duri juga nampak senang diajarkan oleh (y/n) penjelasannya mudah dipahami.
"Bagaimana? Sudah selesai?" tanya (y/n).
"Sudah!" jawab Duri dengan senyuman lebarnya.
Namun tiba-tiba, terjadilah kejadian yang sangat tidak disukai banyak orang. Ya, mati lampu. Apalagi di saat malam hari dan hujan deras bersamaan dengan suara petir.
"Huwaa! Mati lampu!" jerit Duri yang kaget.
"Sebentar, (y/n) ambil lilin dulu, ya?" saat (y/n) ingin beranjak pergi, ujung cardigannya ditahan oleh Duri. (y/n) menoleh dan melihat Duri raut wajahnya nampak sedikit takut.
"D-duri..mau ikut."
..
.
.
Setelah menemukan lilin, menaruh lilin itu di ruang tamu. (y/n) dan Duri duduk di sofa. Mereka bingung mau melakukan apa, yang lain juga belum kembali. Duri juga sedikit ketakutan.
"Duri, takut?" tanya (y/n).
"E-eh? I-iya. Duri...takut." jawabnya.
JTTAAARRR!!!
Suara petir yang satu ini sangatlah keras. Duri semakin takut dengan kondisi ini. (y/n) yang melihat hal itu, berniat menenangkannya.
"(y/n), D-duri takut. Duri m-mau ke kamar aja." pintanya.
..
.
.
Suasana masih sama. Yang lain belum pulang, dan masih saja mati lampu. Duri berbaring di kasur, sedangkan (y/n) duduk di meja belajar Duri sembari membaca novel ditemani lilin. Duri bosan. Hujan masih belum reda, tapi setidaknya, petirnya sudah tak ada.
Duri yang bosan pun mendekati (y/n) untuk melihat apa yang ia baca. (y/n) membaca buku novel yang berjudul 'Looking for happiness'. Duri kemudian melirik ke wajah (y/n) yang sangat fokus membaca.
'(y/n) fokus banget. Emang novelnya semenarik itu?' batin Duri bertanya.
"(y/n) fokus banget. Menangnya bukunya seru, ya?" tanya Duri. (y/n) melirik Duri yang berada di sampingnya. (y/n) tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.
"Duri mau denger ceritanya. (y/n) bisa ceritain gak?" tanya Duri disertai tatapan berharap.
"Iya, mau."
Duri segera berbaring di tempat tidurnya dan mendengarkan apa yang diceritakan (y/n). (y/n) memulai dari halaman pertama. Dia lalu menceritakannya pada Duri. Duri terlihat menikmati ceritanya. Dan sampai di mana lampu kembali menyala. (y/n) mematikan lilin dan kembali membacakan ceritanya.
Setelah beberapa menit, pintu kamar Duri terbuka. Mereka reflek menengok ke arah pintu dan terlihat Solar yang ternyata membuka pintu.
"Loh? Kalian sudah pulang?" Duri mengubah posisinya menjadi duduk.
"Sudah. Kalian sedang apa?" tanya Solar menghampiri mereka.
"(y/n) sedang membacakan cerita." jawab Duri.
"Oh, ya? Cerita apa?" Solar melihat buku yang (y/n) baca, dan sedikit terkejut dengan judulnya.
"Kau...kenapa membaca buku ini?" tanya Solar lagi.
(y/n) tahu apa yang Solar maksudkan. (y/n) bilang dia tidak apa-apa. Lalu mereka keluar dari kamar Duri dan berjalan menuju dapur untuk makan malam.
(y/n) mengambil tempat di antara Solar dan Duri. Selama makan, (y/n) dan Duri terus mengobrol dan membahas tentang novel tadi. Tanpa mereka sadari, kelima Elemental itu memperhatikan mereka.
"Tapi Duri paling penasaran sama endingnya. Apa kira-kira dia berhasil menemukan kebahagiaan?" tanya Duri.
"Tentu saja. Setelah banyak cobaan hidup dan terus bertahan, dia pasti akan menemukan kebahagiaan." jawab (y/n).
Setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga. Duri meminta (y/n) untuk menceritakan lanjutan ceritanya. Solar juga ikut nimbrung dengan mereka berdua.
Namun tiba-tiba, telepon rumah berdering. (y/n) berinisiatif untuk mengangkat telepon itu dan ternyata dari Amato.
"Paman Amato? Ada apa?" sontak ketujuh elemental itu langsung melirik ke arah (y/n). Duri dan Solar mendekati (y/n).
"Ah, benarkah?"
"wah! Terima kasih banyak, Paman." (y/n) merasa senang.
"Baik, waalaikumsalam." (y/n) kembali meletakkan telepon itu.
"Apa kata Ayah?" tanya Duri yang antusias.
"Aku bisa bersekolah bersama kalian mulai besok."
.
.
.
.
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Find The Happiness [✓]
Fanfiction(BoBoiBoy x Reader) "Akhirnya, aku menemukan kebahagiaan. Terima kasih." 🥇1#Ying 2 Februari 2022 🥇1# Adudu 23 Februari 2022 🥈2#Gopal 2 Februari 2022 🥉3#Yaya 2 Februari 2022 -Boboiboy©monsta -Story by : Summer-kou -Super power and Alien