04

3.1K 379 84
                                    

Happy reading~
__________________________________

"Apa!? Tok Aba akan pergi!?"

Suasana yang ribut di ruang keluarga. Tok Aba mengatakan kalau besok pagi, dia akan pergi ke rumah Amato dan Mara.

Para Elemental sangat kaget mendengar ini, begitu juga (Y/N) dan Ochobot.

"K-kenapa Tok Aba pergi!?" tanya Blaze.

"Atok sudah tua, jadi karena kalian sudah besar, kalian harus mandiri." jawab Tok Aba.

Para Elemental tertunduk. Apa yang Tok Aba katakan ada benarnya. Mereka sudah besar, masa harus terus ditemani dan membuat repot Tok Aba.

"Kalau begitu, Tok Aba akan tidur sekarang. Kalian jangan tidur malam-malam." Tok Aba beranjak memasuki kamarnya.

Hening. Para Elemental lalu menatap tajam (y/n). (y/n) yang ditatap hanya menundukkan kepalanya karena takut.

Ais melangkah ke arahnya dan mengangkat kedua tangannya lalu mendorong tubuh (y/n) sehingga dia terjatuh.

Baik (y/n) dan Ochobot, mereka sama-sama terkejut dengan tingkah Ais. (y/n) yang tak sanggup melawan hanya diam membeku.

"Ais!!" pekik Ochobot.

"Rasakan."

Para Elemental lalu beranjak pergi. Ochobot segera membantu (y/n) berdiri.

"(y/n), kau tak apa?" tanya Ochobot memastikan.

"Iya, aku baik-baik saja."  jawab (y/n) masih menunduknya kepalanya.

"Aku akan berbicara pada mereka." (y/n) langsung meraih tangan robot Ochobot.

"Jangan. Aku tak apa." (y/n) tersenyum lalu naik ke lantai dua dan memasuki kamarnya.

Ochobot tahu betul. (y/n) sedang tidak baik-baik saja. Soal tadi, dia juga sangat terkejut. Bisa-bisanya Ais melakukan itu.
.

.

.

.

"Aku...memang...salah." (y/n) terisak di tengan malam yang gelap dan sunyi.

Sakit. Sangat sakit. Dari sekian banyak orang, kenapa harus gadis ini. Dia menyembunyikan sesuatu, tapi apa?
.

.

.

.

Pagi. (y/n) sudah terbangun lalu melangkah ke kamar mandi bawah. Setelah mandi, dia berpikir untuk membuatkan sarapan, tapi Gempa bilang kemarin tidak usah. (y/n) jadi bingung. Haruskah ia membuatnya?

'Buatin gak, ya? Tapi kemarin Boboiboy bilang tak usah membuat sarapan.' batin (y/n).

(y/n) untuk tidak membuat sarapan.

(y/n) meraih sapu lalu menyapu ruang keluarga. Tak lama, dia selesai. (y/n) keluar rumah dan melihat dedaunan kering, jadi dia mengambil sapu lidi lalu mengumpulkan dedaunan itu.

Pekerjaannya selesai. (y/n) menyeka keringat di pelipisnya lalu masuk ke rumah. Setelah masuk ke rumah, dia mendapati ketujuh Elemental sedang menatap tajam ke arahnya. Ya, hari ini sudah pergi.

"Kenapa tak membuatkan kami sarapan?" tanya Taufan.

"Hah?"

"Apa kau tuli!?" bentak Blaze.

"Tapi..kemarin, kan."

"Kau pembantu di sini, jadi sudah tugasmu, kan?" tanya Hali dengan aura mencekam.

"S-saya akan membuatkannya segera." (y/n) melangkah ke dapur terburu-buru dan tak sengaja tersandung sehingga dia terjatuh.

Taufan, Blaze dan Duri tertawa, seperti mereka melihat hiburan di depan mereka. Yang lainnya hanya diam.

"(y/n)!" Ochobot yang baru datang segera membantu (y/n) berdiri lalu menuntunnya bergerak dan duduk di sofa.

"Aku tak apa, Ochobot." (y/n) kembali berdiri dan secara tiba-tiba merasakan nyeri di bagian kaki.

"Ah!"

Tak peduli dengan kakinya, (y/n) kembali melangkah ke dapur dengan langkah pincang dan berpegangan pada benda di sekitar.

'Sakit.'

.

.

.

.

(y/n) duduk di sofa lalu memerban kakinya. Kakinya terkilir.

Sakit. Itu yang ia rasakan, maupun tubuh dan hati. Sebenarnya apa yang ia sembunyikan?

(y/n) kemudia menaruh kotak obat itu di tempatnya semula. Dia membetulkan posisi kacamatanya lalu berjalan keluar rumah dengan langkah pincang. Karena tak kuasa, (y/n) terjatuh.

"Kau tak apa?"

(y/n) mendongak dan melihat Fang dengan tatapan khawatir di wajahnya. Dia lalu mengulurkan tangannya, bermaksud membantu (y/n).

(y/n) menerima uluran tangan Fang lalu berdiri dengan bantuan Fang.

"Kakimu sedang sakit, ya?" tanya Fang melihat kaki (y/n) yang diperban.

"Iya, hanya terkilir." jawab (y/n) dengan kepala menunduk.

"Menunduk terus. Apa tidak pegal?" tanya Fang.

(y/n) hanya menggelengkan kepalanya sebagai balasan. Mungkin dia sudah terbiasa menunduk.

Terbiasa.

"Kau mau ke mana? Seharusnya kau di rumah saja." tanya Fang.

"Aku...ingin ke kedai Tok Aba." jawab (y/n) yang masih menunduk.

"Baiklah." Fang lalu berjongkok di depan (y/n).

"Naik."

"Eh?"

.

.

.

.

Tbc~

Find The Happiness [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang