Maaf banyan typo:(
.
.
.Haechan mengembungkan pipinya lucu sepanjang pelajaran.
Kringg...
Semua siswa-siswi keluar menuju kantin untuk mencharge tenaga mereka. Berbeda dengan yang lain, kini Haechan nampak ber malas malasan menatap buku buku di rak perpustakaan.
Tae_Park mengunggah foto baru.
Haechan membuka notifikasi tersebut, dan meremas ponselnya pelan. Ia mengerang geram saat melihat foto kekasihnya.
Di sudut perpustakaan pemuda asal Hongkong yaitu Wong Lucas tersenyum senang. Apa alasan ia senang, hanya ia sendiri yang tahu.
"Lucasee."
Lucas menengok dan menemukan Jungwoo menatapnya heran.
"Jungwoo, apa yang lakukan disini, by?
"Aku melihat mu tersenyum, namun seperti melihat objek lain." Selidik Jungwoo.
"Aku hanya memikirkan cara agar menang, bukan kah besok hari terakhir taruhan ini?"
Jungwoo mengangguk, karena yang di ucapkan kekasihnya adalah kebenaran.
"Semoga kau menang."
Cup
Jungwoo mencium pipi kekasihnya secara kilat.
Sedangkan Haechan melihat interaksi yang membuatnya mual. Ia dalam keadaan marah, dan malah menemukan hal seperti itu.
Haechan berjalan cepat melewati Jungwoo yang tersenyum remeh.
.
.
.Taeyong sangat cemas saat semua panggilan , dan pesannya tidak di balas oleh kekasihnya. Padahal sebelumnya mereka nampak sangat baik baik, namun setelah Taeyong mengugah fotonya dan Koeun, semua berubah.
"Arrrgghhhh."
Taeyong mengacak rambutnya frustasi. Sungguh ia sangat merindukan kekasihnya.
Taeyong mengambil benda pipih, dari saku celananya menelpon seseorang yang nan jauh disana.
"Siapkan kepulangan ku ke Korea, esok hari."
"Baik bos."
Pip.
Taeyong memutuskan telfon sepihak.
Taeyong menyambar jaket kulit nya lalu pergi entah kemana, untuk menenangkan pikirannya.
Ia menapakkan kakinya di area taman yang cukup luas. Bahkan ia mampus menghirup aroma tubuh Haechan saat berjauhan.
"Ah, aku sangat merindukanmu." Gumamnya.
Ini baru dua hari dan ia tak tahan untuk berjauhan.
"Tae, apa yang kamu lakukan?"
Taeyong mendongakkan wajahnya dan melihat senyum manis Koeun.
"Aku hanya merindukan kekasihku."
Koeun mengangguk mengerti.
"Kau sendiri sedang apa, Koeun?"
"Aku sedang bosan, lalu jalan jalan."
Taeyong membalasnya dengan anggukan dan sedikit senyuman.
"Aku boleh duduk di sebelah mu?"
"Silahkan."
Koeun mengambil tempat duduk di sebelah Taeyong.
.
.
.Mark menarik tangan Haechan paksa, saat ia melihat Jeno dan Haechan berdekatan.
"Mark, ini sakit! "
Haechan merasa bahwa tangannya kini sudah memerah.
"Apa yang kau bicarakan dengan Jeno? Jika kau lupa, kau adalah kekasih kaka ku."
"Aku hanya ingin meminjam komik miliknya, apa salah?"
Mark melepas tarikan nya dsn tersenyum kikuk. Ia malu karena salah paham bahwa Jeno akan mencium Haechan.
"Maaf, aku tidak tahu."
"Tak apa."
Haechan pergi meninggalkan Mark yang tersenyum kikuk.
"Lo apain Haechan goblok?"
Jeno datang dengan amarah yang memuncak.
"Maaf, gue kira lo mau cium dia."
"Gue masih punya otak, lo kira gue lupa kalau Haechan pacar Taeyong hyung."
"Iya gue tahu, maaf."
Jeno mendengus lalu pergi begitu saja melewati kembaran nya.
Lucas melihat semua adegan itu hanya terdiam, walau Mark dan Jeno itu kembar namun sangat mudah bersitegang. Lucas menyeringai lalu pergi dari balik pohon di parkiran sekolah.
"Aarrrgghh gue bisa gila."
Mark mengacak rambutnya frustasi.
Mark melihat sendiri bahwa Jeno dan Lucas, nampak menyukai Haechan. Ia sadar bahwa saingan nya untuk mendapatkan Haechan sangat banyak, apalagi kaka nya.
Rasanya Mark ingin memutar masa lalu, maka ia akan menolak permainan konyol itu. Tapi semua terlambat, permainan itu sudah mempermainkan perasaan nya, dan Haechan bahkan tidak peduli dengan perasaan nya.
Di sisi lain Jeno menarik tangan Haechan yang baru saja keluar dari sekolah.
"Aw dasar bod_ Jeno?"
"Bareng aku yuk Chan, daripada naik bus. "
Tanpa menerima jawaban Jeno menarik tangan Haechan dengan paksa, dan yang di tarik masih terdiam.
Jeno segera melajukan mobilnya ke arah kediaman Zhang.
"Chan, kamu sayang banget ya sama Taeyong hyung?"
Haechan kembali mengigat soal foto di salah satu sosmed milik kekasihnya.
"Ya begitulah. Memang kenapa , Jen?"
"Tidak, hanya ingin tahu."
Setelah percakapan singkat itu, Jeno dan Haechan kembali terdiam.
"Sudah sampai."
"Terimakasih calon adik ipar."
Adik? Batin Jeno.
"Iya Chan."
Haechan pergi dan meninggalkan Jeno yang masih meratapi nasibnya.
"Andai gue nggak main game itu, andai dan andai." Gumam nya.
.
.
.TBC
Maaf baru up><
Gimana alurnya? Jelek banget ya:(
Maaf kalo jelek:( baru belajar akutuh:"
Pasti bosenin ya alurnya-' aku tahu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Bear || Taehyuck
Short Storyketika sebuah perbandingan merubah perasaan ketiga seme idola sekolah. yang awalnya memuja kekasihnya, sekarang berganti berebut nerd sekolah.