Maaf banyak typo:(
.
.
.Haechan berjalan gontai menuruni anak tangga rumahnya. Sebenarnya ia ingin bermalas malasan karena hari ini hari libur, namun sayangnya nya tidak terjadi. Karena Daddy dan Papa nya mengajak ia pergi ke bandara menjemput kakaknya.
"Cepet, dek. Lelet banget kamu hari ke hari. "
Haechan menatap horor ke arah papa nya, yang mengatainya lelet.
"Haechan itu nggak lelet!"
"Terus?"
"Berjalan ala pengantin!"
"Memang ada yang mau nikah sama kamu?" Sahut daddynya.
"Hyunjin kayaknya mau." Jawabnya ngelantur.
"Taeyong gimana?" Goda Luhan.
"Aku sumpeli di saku jaket!"
Haechan pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang menatap keheranan. Pasalnya Haechan tidak akan bertengkar dengan Taeyong lebih dari 1 jam, dan ia sudah bertengkar hampir sehari atau bahkan lebih.
Yixing dan Luhan menunggu anak pertama mereka yang akan datang dengan kekasihnya, Xiaojun. Hubungan mereka cukup awet, karena sudah empat tahun jalan.
"Itu mereka!" Teriak Haechan menunjuk ke wajah Hendery, se akan ia sedang mencuri makanan Haechan.
"Biasa aja dong nunjuknya!" Dumal Hendery.
"Heleh , biasanya juga kek gini. Bilang aka pencitraan dengan calon kaka ipar. Iya nggak Dejun hyung?"
Haechan bergelanyut manja di lengan calon kaka iparnya.
"Iya, Chan."
"Wlee. Dejun hyung aja tahu."
"Dasar bocah tengil, belum pernah di anu ya!"
"Anu nya anu anu apa anu. "
"Hush hush, kalian ini. Baru bertemu udah berantem. Kasian Dejun, sini nak Dejun pergi bareng Papa, biar kedua anak titisan dajjal ini bertengkar."
"Papa!!" Teriak Hendery dan Haechan berbarengan.
"Ingat by, mereka anakmu." Yixing berujar.
"Ogah. Anak aku Dejun aja."
Denjun dan Luhan memasuki mobil, dan meninggalkan kedua kaka beradik dengan muka masam.
Sesampainya di kediaman Zhang, Dejun langsung di beri salah satu kamar utama.
"Dejun kamu tidur di kamar sebelah, Haechan."
"Gausah Papa Luhan , biar Dejun tidur di kamar tamu."
"Nggak nggak. Tidur bareng Haechan aja, mayan buat guling."
Pletakk..
Hendery memukul kepala adik cerewet nya.
"Enak aja, Dejun kan pacar aku!"
"Aku calon adik ipar nya!"
"Aku calon suaminya!"
Luhan dan Yixing hanya geleng kepala. Sudah biasa jika mereka berdebat hal tak penting saat bertemu.
"Nak Dejun, ayo pergi aja. Biarin mereka berantem."
Xiaojun hanya menurut dan pergi ke arah kamar atas. Bisa di bilang ia cukup beruntung, karena ia yatim piatu, dan bisa di terima baik oleh keluarga tersohor Zhang.
Luhan hari ini akan memasak makanan spesial, karena anak dan calon mantunya pulang.
"Dek."
Haechan yang mengambil susu di kejutkan suara Luhan dari belakang.
"Iya, Pa?"
"Lagi berantem sama, Taeyong?"
"Putus."
Singkat, padat, dan jelas. Namun nampak jelas tersirat nada kesakitan.
Haechan pergi ke arah kamarnya, lalu mengunci dirinya.
"Hikksss, aku kan hikks nggak, hikss ciuman."
Haechan menatap satu persatu foto foto yang ia cetak apik. Setiap jalan berdua pasti mereka berfoto, lalu Haechan akan mencetaknya dan mengumpulkan di album.
Satu persatu foto itu dia keluar kan dari album, tak lupa tangisannya semakin pecah. Haechan pergi ke arah taman, tak lupa membawa korek.
"Selamat tinggal."
Haechan membakar semua foto foto kebersamaannya.
"Haechan?"
"Dery hyung."
"Kok di bakar, Chan?"
Hendery menatap aneh ke arah adiknya, tak biasanya seperti ini menurut nya.
"Aku."
"Kenapa?"
"Aku_"
"Iya kenapa?! "
"Aku putus."
Setelah mengatakan itu Haechan langsung berlari ke arah kamarnya, hatinya masih sakit sebenarnya namun ia paksa tersenyum.
Taeyong menatap nanar foto foto yang di bakar Haechan. Ia kesini karena daddy nya menyuruh, untuk mengantarkan salah satu bekas. Namun ia melihat Haechan membakar semua foto foto kebersamaan mereka.
"Taeyong, hyung."
"Dery. Katanya di China?"
"Iya pengen pulang aja hyung. Hyung sendiri ngapain?"
"Ini mau ngantar berkas, ke daddy kamu."
"Masuk aja orang nya di dalam, di ruang kerja tepatnya."
"Oh, oke. Aku masuk dulu ya."
Hendery menatap Taeyong tidak percaya. Ia tahu sendiri bagaimana susahnya ia mendapatkan Haechan, bahkan harus merelakan impian nya menjadi abdi negara.
Yixing memang tak ingin memiliki menantu abdi negara. Bayangkan jika anaknya hamil, lalu suaminya sedang bertugas. Jelas Yixing berpikir jauh sampai di situ, bahkan pola pikir Haechan dan Yixing itu mirip.
Jangan heran jika Haechan akan nampak biasa saat putus, karena di kamusnya putus cinta tidak akan membuat mati. Walau nyatanya putus cinta itupun membuat selera makannya menurun, bagaimana tidak? Setiap saat yang di pikir hanya mantan pacarnya.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Bear || Taehyuck
Short Storyketika sebuah perbandingan merubah perasaan ketiga seme idola sekolah. yang awalnya memuja kekasihnya, sekarang berganti berebut nerd sekolah.