Maaf banyak typo:(
.
.
.Jeno dan Haechan duduk berdampingan. Mereka memakan nasi goreng buatan maid di rumah Haechan.
Jeno melirik sesekali ke arah Haechan, ia melihat beruang kelaparan. Sangat mengemaskan. Dalam hati ia bersorak ria karena dapat mengalahkan kedua temannya.
"Chan, nggak niat cari ganti?"
Haechan mengerut kan dahinya.
"Ganti apa, Jen?"
"Anu itu, nggak jadi."
Haechan hanya mengangkat bahu acuh.
Jeno hanya bisa pasrah. Ternyata Haechan masih polos, atau mungkin tidak peduli dengan percintaan lagi.
Ceklek..
"Chan, nih thaitea."
Hendery memberikan dua cup thaitea. Ia baru saja keluar dengan kekasih cantiknya.
"Thank you , hyung."
Jeno dan Haechan bermain game lagi hingga hari menjelang petang. Besok hari senin dan Jeno belum mengerjakan PR. Ia langsung berpamitan pada Haechan untuk pulang, tak lupa pada anggota keluarga lainnya.
"Chan, aku pulang dulu."
"Hati-hati ,Jeno ya."
Jeno tersenyum lalu menancapkan gas nya.
Senyumnya tak pernah pudar. Bahkan Chanyeol dan Baekhyun sempat berpikir anaknya tidak waras.
"Jeno, otak mu tertinggal dimana?" Tanya Chanyeol.
"Daddy! Otak Jeno masih ada."
Chanyeol mendelik tak percaya. Ia bahkan melihat sendiri putranya tersenyum aneh. Seperti sedang jatuh cinta, tapi dengan siapa.
Mark yang turun tangga melihat adiknya tersenyum seperti orang gila, lantas memukul kepala Jeno.
Plakk..
"Aw!! Sakit pabbo."
"Jen, otak lo kenapa? Senyum mulu."
"Nggak ngerti orang seneng aja sih lo, makanya sewot."
Jeno pergi meninggalkan Mark yang masih terdiam.
Taeyong yang baru memasuki rumahnya di buat terheran karena teriakan Jeno.
"Dad, Jeno kenapa?"
"Eh, Taeyong. Adikmu otaknya ketinggalan, dari tadi senyum mulu."
Taeyong segera menatap Mark, dan di balas Mark dengan mengangkat bahu tanda tidak tahu.
.
.
.Haechan memasuki kelasnya pagi ini dengan riang. Karena uang sakunya bertambah, sebab orang tuanya pergi ke luar negeri.
"My baby pudu nya Lucas, kenapa senyum mulu?"
Haechan melihat ke arah Lucas yang membawa coklat.
"Memang tidak boleh tersenyum?"
Lucas tersenyum canggung.
"Boleh, tapi senyum mu membuat hatiku berdebar honey."
Eheemm...
Hyunjin datang dengan meneteng paper bag.
"Nih Chan, tadi Papa bikin bekal banyak. Biar di bagi sama temen ku katanya."
"Thanks you, Hyunjin."
Haechan menerima bekal itu dengan riang, melupakan Lucas yang sedang masam dan memilih meninggalkan Haechan.
Hyunjin tak habis habisnya memperhatikan Haechan. Ia melihat cara makannya, cara berbicara, semua hal kecil yang di lakukan Haechan. Sebut saja ia ter obsesi namun nyata nya begitu.
"Hey, kau melihatku dari awal pelajaran hingga istirahat."
"Kau menyadari nya?"
Haechan menjawan dengan anggukan.
Ia sebenarnya risih namun tak enak menegur Hyunjin. Tapi tatapan Hyunjin ke dirinya sungguh menakutkan baginya.
Jam istirahat pun usai. Haechan menyerahkan kotak makan Hyunjin yang sudah ia cuci.
"Terimakasih, Hyunjin."
"Sama-sama, Chan. Besok kalau bawa aku kasih lagi."
Haechan membalas dengan senyuman manis. Semua yang melihat terkikik gemas sendiri.
Mark melihat interaksi keduanya sangat muak. Ia Menyaksikan lewat jendela.
"Keduluan star!" Gumamnya.
Ia memang harus esktra cepat jika ingin mendapatkan Haechan. Namun saingan itu banyak, bahkan bukan orang lain.
Puk..
Mark membalij badannya dan menemukan kakanya dengan tampang tanpa beban. Padahal ia baru putu tapi wajahnya itu se akan akan mau menikah.
"Kenapa kau disini?"
"Anu hyung, mau minjem buku."
"Buku siapa?"
"Itu Lucas! Aku pergi dulu bye."
Mark menghampiri Lucas yang sedang membuang sampah.
"Hai, Luk."
"Hai , Mark."
Mark lalu pergi begitu saja setelah menyapa Lucas.
Guru di sekolah Haechan sedang rapat dadakan. Akhirnya ia memutuskan untuk ke perpustakaan.
Haechan memperhatikan seluruh ruanga perpustakaan. Ia takut ketiga seme gila itu menemukan nya. Ia berjalan mengendap endap seperti pencuri.
Puk.
"Chan, ngapain kaya maling?"
Haechan melirik sebentar dan menyaksikan wajah rupawan Hyunjin.
"Eh, Hyunjin. Anu aku_"
"Gara-gara seme gila itu ya?"
Haechan mengangguk lemah.
"Yaudah, sama aku aja."
Hyunjin menarik tangan Haechan.
Dari kejauhan seoongok manusia mirip kartun sedang meremas tangannya sendiri.
"Akhh, nyeri nya hatiku."
"Hyung bisa patah hati ya." Mark menyahut.
Taeyong menengok dan membulatkan matanya. Ia malu karena galau di pergoki oleh adiknya.
"Apaan sih, sana ke kelas!"
"Ada rapat guru, hyung."
Taeyong hanya mengangkat bahu acuh lalu pergi.
Haechan dan Hyunjin di dalam perpustakaan kini sedang duduk berhadapan. Jangan lupakan Lucas dan Jeno di samping mereka.
"Kalian ngapain?" Tanya Haechan pada Jeno dan Lucas.
"Takut aja adonan mie kering mesum." Jawab Jeno.
"Memang mie kering makek adonan ya?" Tanya Lucas.
"Mana saya tahu, saya kan Jeno."
Hyunjin yang jengah menarik tangan Haechan keluar perpustakaan. Dan melupakan teriakan nyaring dari dua manusia di belakang nya.
.
.
.TBC.
Uhuy~
Selamat sahur pertama ><
Jika ada tulisan atau kalimat yang tentang makanan, aku minta maaf. Aku bakal berusaha ganti adegan makan dengan yang lain:) karena menghargai yang puasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Bear || Taehyuck
Historia Cortaketika sebuah perbandingan merubah perasaan ketiga seme idola sekolah. yang awalnya memuja kekasihnya, sekarang berganti berebut nerd sekolah.