di perayaan kematian tahun ini
kau juga tak datang. barangkali
kau sedang menjahit kenangan rapuh
dari kisah masa lalu yang getas.di perayaan kematian yang lain
kau datang. membawa kepal tangan yang
lemah, dan bingkis doa yang menipis.“maaf, aku kelewat sekarat,” katamu.
aku melihatmu di sebuah taman
lampu-lampu itu tepat mengarah
pada sudut bibirmu yang lebam,
pada sudut hatimu yang kobam.pada ragamu yang ternyata tak pernah baik-baik saja diterpa badai kota.
di sana kau menemukan ibu
menjadi jalanan yang aromanya
perkampungan yang membuat kau rindu.“luka ini tak seberapa,” ucapmu pada diri sendiri.
—para
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Kolong
Poetry[kumpulan puisi] ❛❛ sedari dulu aku selalu menjadi penonton. melihat semuanya dari luar pagar. entah siapapun pemilik rumahnya aku selalu terjebak dalam ketakutanku sendiri. atau mungkin, sudah seharus...