〈Hai. Kalau suka bab ini nanti, jangan lupa vote dan comment-nya, ya. Ditunggu!✨〉
Kalandra | Kaila
❝Flashback: Roderick? Artinya?❞︎○◔◑●
Bagi Kaila, hari Selasa selalu melelahkan karena beberapa tanggung jawab berada di tangannya. Memikirkan ke sekolah lebih pagi daripada biasanya sudah memberatkan, ditambah lagi tugas sebagai sekretaris kelas mengharuskan Kaila ekstra sabar untuk bisa menghadapi engkah-engkahan sejumlah kawannya.
Menulis di papan tulis merupakan satu kegiatan yang selalu melelahkan sekalipun sudah terbiasa. Hal tersebutlah yang membuat Kaila tak berhenti mengembuskan napas berat selagi terus melanjutkan aktivitasnya. Ia masih mesti tenang meski bayangan mencatat ulang di buku sendiri memicu ubun-ubun berdenyut nyeri.
Dari posisinya berjongkok, Kaila perlahan bangkit sembari meringis tertahan. Ia memejamkan sejenak dengan harapan bisa meredakan nyeri di sepanjang kakinya, lalu berbalik guna mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan dengan dominasi warna putih tersebut. Kaila berdeham singkat, bersiap memecah kesunyian.
“Cowok yang piket hari ini, tolong hapus papan tulis pertama. Semuanya selesai, kan?” Dalih bersedekap di depan dada, Kaila menggeleng samar sebab tak memperoleh respons apa pun. “Ini benaran enggak ada yang piket?”
“Fatir lagi kompetisi basket, Kai. Tuh, Kalandra dari pagi enggak ada tanggung jawab apa-apa, padahal dia juga piket!”
Selanjutnya, tatapan Kaila lantas tertuju ke arah seseorang yang terlihat anteng di kursi sambil menyandarkan punggung di dinding. Tidak perlu diragukan, ia sangat hafal dengan kelakuan—yang nahas tidak lain adalah teman sebangkunya tersebut. Mentang-mentang tidak ada guru yang mengawasi langsung, Kalandra tampak tak bersalah atas pengabaiannya.
Tebakan Kaila tidak mungkin salah. Situasi mendukung, sehingga ia jelas tahu jika Kalandra tengah asyik bermain gim di ponsel daripada mengikuti jejak teman-temannya yang lain mencatat. Menasihati sama dengan bohong, apalagi Kaila bukanlah tipe orang yang memiliki kepedulian mendalam.
“Kalandra!”
“Gue enggak dengar!”
Jeritan yang sudah amat diduga, tetapi tetap saja terdengar menyebalkan di telinga Kaila. Seperti hari-hari sebelumnya, Kalandra selalu sukses memancing emosinya. Tak tahu apa dosa Kaila di masa lalu sampai-sampai setiap saat mesti menghadapi sikap kekanak-kanakan Kalandra yang tidak pernah bertobat.
“Berhenti dulu, Kai. Lagi pula, lima menit lagi istirahat. Memang lo enggak capek apa nulis terus?”
Seruan Jarvis—laki-laki yang duduk tepat di belakang Kalandra—dan persetujuan yang terdengar kompak, membuat Kaila mau tidak mau menurut. Ia juga membutuhkan istirahat barang sebentar, apalagi jari-jarinya pegal luar biasa. Namun, niat Kaila untuk kembali ke bangkunya terhenti ketika seseorang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Firewall Love
Romance[18+] [Judul lama: After the Octaeteris] Kembali ke Indonesia dengan maksud kabur dari segenap persoalan selama merantau, Kaila Zakeisha mengiakan ajakan temannya untuk melamar pekerjaan di Roderick. Di situlah ia kembali bertemu Kalandra Mahendra...