0. | PROLOG [New version]

17.9K 1.2K 500
                                    

Kaget, enggak, sih?! 👀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaget, enggak, sih?! 👀

Karena kontrak Double K dengan penerbit sudah berakhir beberapa bulan lalu, ditambah aku kangen banget sama couple satu ini ... I decided to create a new version of their story!

Sebelumnya, aku mau bilang thank you yang kemarin sudah beli novelnya. But today, aku juga akan beri versi terbaru dari kisah Kalandra dan Kaila yang enggak akan kalah seru dari versi Wattpad sebelumnya maupun novel. So, stay tuned!

🔹🔹💠🔹🔹

p r o l o g

Setelah nyaris seminggu tidak dapat tidur nyenyak demi mempertimbangkan—tak hanya satu atau dua hal—akhirnya Kaila berhasil memutuskan, alih-alih lembaran yang berada di pegangannya saat ini telah dibubuhi dengan tanda tangan. Ia tersenyum getir, sementara debaran di dadanya menghadirkan sesak yang cukup menyakitkan.

Tidak mudah sampai di titik ini, wajar bila Kaila sulit untuk melepaskan apa yang selama ini diperjuangkannya. Bukan tentang gaji besar yang memanjakan setiap bulan, melainkan pengalaman serta kepuasan terhadap pekerjaannya. Siapa pun akan di posisi Kaila ketika kerja keras yang dijalaninya mesti ditangguhkan begitu saja.

Banyak yang menyayangkan keputusannya, tetapi Kaila tidak memiliki pilihan lain. Ia mau tak mau mengundurkan diri dari perusahaan raksasa di bidang teknologi informasi yang menjadi impiannya sejak sekolah menengah pertama. Layaknya menikmati mimpi sepanjang malam, kini Kaila dipaksa terjaga.

Fix. Aku ikut kamu.”

Kehadiran tiba-tiba Xander—rekan terbaiknya beberapa tahun terakhir—tak gagal menyentak Kaila dari lamunan panjangnya. Seketika ia mendongak, pun menatap heran Xander yang tampak amat sangat serius. Kaila menggeleng samar, lantas merebut map dari genggaman Xander sesaat sang empu duduk di sisi kanannya.

“Ini … apa?”

Diamnya Xander kian memicu Kaila penasaran, lalu membaca saksama berkas di pegangannya. Untuk beberapa saat, gadis dengan poni pagar itu terlihat tegang dengan tatapan tajam kontan terarah pada Xander. Kaila pun mulai menampakkan mimik muka penuh antisipasi, sementara sepasang tangannya terkepal kuat.

“Xander, i-ini … ma … maksudnya apa?”

I want to follow you wherever you are. Whatever you’re doing, I want in,” kata Xander tanpa keraguan sedikit pun.

“Xander, please ….”

I’m being serious, Kaila.”

Firewall LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang