Pt. 5 - Patah Hati

16 5 6
                                    

"Tania!" ucap Ayya sambil terus mengejar Tania bersama Zahra.

Akhirnya Tania berhenti berlari saat sampai di taman belakang sekolah. Dia duduk di rerumputan sambil menitikkan air matanya. Ayya dan Zahra menyusul dengan napas tersengal-sengal karena mengejar Tania dari lantai 2 sampai taman belakang yang ada di lantai 1.

Zahra dan Ayya kembali bertatapan. Mereka bingung harus memulai dari mana. Mereka terus saja berbicara dengan bahasa isyarat.

Menggeleng, lirikan mata, kedipan mata dan lain sebagainya.

"Salah gue apa sih?" tiba-tiba Tania buka suara terlebih dahulu. Dia mencoba untuk menghapus air matanya yang selalu menetes walaupun dia tidak ingin.

"Tan--" panggil Zahra, namun ucapnya terpotong karena Tania kembali berbicara.

"Kenapa Oliv khianati gue? Dia itu tahu 'kan kalo gue suka sama Matteo? Tapi kenapa dia khianati gue gini?" ucap Tania menatap Ayya dan Zahra bergantian.

"Tan, gue yakin Oliv gak bermaksud buat gitu. Lo kan tadi dengar sendiri kalo dia gak sengaja ketemu Matt di depan," ucap Zahra.

"Iya, Tan, gue yakin kok Oliv gak bakal--"

"Tapi kenapa tadi Matt gandong Oliv lagi? Kalo mereka gak pacaran, terus apa?" ucap Tania memotong ucapan Ayya.

"Tapi kan tadi lo lihat sendiri kalo Matt mau masuk kelas dan kebetulan Matt lewat waktu Oliv mau jatuh. Oliv juga tadi kayaknya kaget waktu tiba-tiba ada yang gendong dia. Jadi--"

"Jadi apa? Mereka gak pacaran gitu? Darimana buktinya? Bisa aja kan mereka emang udah pacaran diam-diam?"

Kini Ayya dan Zahra diam.

"Kalian tahu sendiri kalo Matteo itu antisosial, kan?" ucap Tania yang diangguki Ayya dan Zahra.

"Tapi tadi apa? Dari pagi, Matt bantuin Oliv sampai gendong dia ke kelas. Abis itu waktu Oliv mau jatuh, tiba-tiba Matt datang dan bantu Oliv. Kalian yakin sama apa yang dibilang Oliv? Dinda aja ngerti kalo mereka pasti pacaran!" ucap Tania sambil terus meneteskan air matanya.

Zahra dan Ayya menghela napasnya. Mereka juga bingung harus menjawab bagaimana, pasalnya mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.

"Ya udah, gimana kalo kita tanya Oliv sekali lagi buat mastiin? Kalo nanti lo masih gak percaya, kita tanya juga sama Matt, gimana? Daripada kita cuma berasumsi, kan mending tanya sama orangnya langsung," ucap Zahra yang diangguki Ayya.

Tania menghapus air matanya, kemudian mengangguk. Dia berdiri kemudian mulai melangkahkan kakinya. "Ayo ke UKS," ucapnya.

Zahra dan Ayya berpandangan kemudian mereka menghela napasnya lega.

***

Ketika Tania akan masuk ke UKS, dia melihat Matteo sedang mengacak rambut Oliv. Tania masih memperhatikannya bersama Ayya dan Zahra. Jujur hatinya sakit, seperti ada belati yang menusuknya lebih dalam dari sebelumnya.

"Ih jadi berantakan," ucap Oliv.

Matteo tertawa. "Ya udah, nih gue rapiin lagi."

Oliv kemudian ikut tertawa.

Mendengarnya, Tania langsung berlari menjauh. Ayya dan Zahra kembali mengikuti Tania. Jujur saja, Ayya dan Zahra juga cukup terkejut dengan kedekatan Oliv dan Matteo. Mereka tidak menyangka jika Oliv benar-benar berkhianat terhadap temannya sendiri.

Ayya dan Zahra masih mengejar Tania. Untung saja saat ini sekolah cukup sepi karena banyak yang masih berada di kelas.

Ayya dan Zahra akhirnya menemukan Tania. Dia sedang menangis 'lagi' di tangga.

Dark LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang