Pt. 8 - Lo Siapa?

12 3 0
                                    

Satu kelas kini menatap Matteo yang duduk di bangkunya dengan satu buah buku di tangannya. Mereka bertanya-tanya, apakah Matt kerasukan? Seperti sebuah keajaiban memang seorang Matteo mau membaca buku.

Sudah beberapa hari ini Matteo tampak sangat berbeda. Dari yang dulunya tidur saat pelajaran, kini memperhatikan penjelasan guru. Dari yang dulunya tidak pernah mengerjakan tugas dan PR, kini mau mengerjakan. Bahkan saat akan ada ulangan harian seperti sekarang, dia belajar. Sungguh aneh.

Mereka melihat ke arah pintu saat pintu dibuka lebar oleh seseorang yang datang dengan tertatih meskipun tidak separah beberapa hari yang lalu. Dia Oliv.

Ayya yang kebetulan baru akan masuk kelas akhirnya membantu Oliv berjalan saat melihat Oliv agak kesakitan.

"Gimana kaki lo, Liv?" tanya Ayya.

"Udah baikan. Ini tinggal kaki kanan aja yang masih agak nyeri," jawab Oliv.

"Bagus deh kalo gitu, jadi besok jadi ikut ke rumah pak Afif, kan?" ucap Ayya.

Oliv menatap Ayya sebentar. Mendengar hal itu Oliv menjadi was-was lagi setelah beberapa hari ini dia tidak memikirkan tentang pak Afif karena sibuk belajar bersama Matteo. Ya, sejak kejadian di UKS itu, Matteo jadi mau belajar meskipun jika hanya bersama Oliv. Tapi Oliv sangat senang karena Matteo mau berusaha sekeras ini.

Tapi kali ini, Oliv jadi teringat lagi tentang pak Afif. Sepertinya Oliv memang tidak akan bisa menghindar lagi sekarang. Gue harus gimana?

Meskipun sepertinya pak Afif belum bercerita apapun dan melaporkannya ke polisi karena sampai saat ini Oliv aman-aman saja, tapi tetap saja Oliv merasa tidak nyaman.

Hey, siapa yang akan merasa tenang setelah melakukan hal gila seperti itu? Ya, mungkin saja ada, misalnya jika dia seorang psikopat.

Tunggu, memikirkan tentang psikopat, Oliv jadi berpikir tentang Matteo yang membunuh orang tapi dia terlihat biasa saja? Apa artinya Matteo psikopat?

Oliv menelan salivanya. Apa benar?

"Liv?" ucap Ayya menyadarkan Oliv yang ditanya malah melamun. Mereka masih berdiri di depan kelas membuat yang lainnya juga memperhatikan mereka.

"Lo kenapa, sih? Gue perhatiin sekarang lo ngelamun terus tahu? Ada masalah, Liv?" ucap Ayya.

"Gue, gak papa kok," ucap Oliv mencoba tersenyum meskipun sepertinya terlihat aneh?

Ayya mengangguk dan tersenyum. "Eh, gimana jadi ikut 'kan besok?" tanya Ayya lagi.

"Besok?" tanya Oliv.

"Iyaa. Lo belum baca grup ya? Kata Tania pak Afif udah pulang, terus kemarin pada diskusi di grup dan udah pada setuju besok ke rumah pak Afif. Atau lo besok ada acara ya jadi gak bisa?"

"Engga. Bisa kok, kan udah sembuh juga," ucap Oliv berusaha untuk tetap biasa saja.

"Ya udah. Btw, besok pulang sekolah langsung ya, Liv, gak pulang dulu," ucap Ayya.

"Oke," ucap Oliv lalu dia berjalan ke arah bangkunya dengan hati-hati.

Oliv duduk kemudian mulai mengeluarkan buku-bukunya. Oliv tidak tenang, namun dia tetap berusaha untuk tenang dan fokus untuk ulangan harian kali ini.

Tanpa disadari, ada yang sedari tadi memperhatikan Oliv diam-diam. Dia mengirimi Oliv pesan kemudian mulai fokus kembali ke bukunya.

Santai aja, besok gue bantu beresin, oke?

Oliv mengecek ponselnya saat ada notifikasi masuk. Oliv terkejut karena pesan itu dari Matteo.

Oliv menelan salivanya kemudian berbalik dan menatap Matteo sebentar. Matteo balas menatapnya, namun Oliv langsung memalingkan wajahnya dan kembali menatap bukunya.

Dark LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang