Oliv menatap Matt tidak percaya. Apa-apaan Matteo ini? Tiba-tiba menggendongnya didepan teman-temannya dan membawanya pergi.
"Maksud lo apa?" tanya Oliv. Dia masih saja menatap Matteo dari bawah karena Matt masih menggendongnya.
"Apa? Gue cuma nolongin lo," ucap Matteo tanpa melihat lawan bicaranya. Dia terus saja menuruni tangga karena UKS ada di lantai 1. Tapi Matteo sama sekali tidak terlihat kesusahan menuruni tangga sambil menggendong Oliv. Sama seperti tadi pagi yang menaiki tangga, Oliv seperti bukan pengganggu. Tidak, maksudnya apakah Matteo tidak kesusahan menggendong Oliv? Apalagi menaiki dan menuruni tangga? Bagaimanapun Oliv ini kan bukan anak kecil lagi.
"Maksudnya nolongin gue?"
Matt tidak menjawab dan terus saja berjalan membuat Oliv menghembuskan napasnya.
"Matt?" panggil Oliv. Lagi-lagi Matteo hanya menjawab dengan bergumam, mengesalkan.
"Emang gue gak berat, ya? Kok lo kek biasa aja gitu?" tanya Oliv. Matt malah tertawa dengan pertanyaan bodoh Oliv. Oliv tersenyum kecut. Tapi jujur Oliv jadi deg-degan. Ini pertama kalinya Oliv melihat Matteo tertawa, apalagi dengan jarak sedekat ini. Rasanya jantung Oliv akan meledak karena Matteo terlalu tampan.
"Gendong lo, sama kayak gendong anak kecil! Berat badan lo berapa sih?"
"Hmm, 40?" ucap Oliv tidak yakin. Oliv sudah lama tidak menimbang berat badannya, jadi dia kurang yakin dengan jawabannya.
"Bocil," ucap Matteo yang membuat Oliv memukul pundaknya.
Matteo mengaaduh dan tertawa kecil. Bukan karena sakit, tapi pukulannya sama sekali tidak berasa, sama seperti pukulan anak kecil.
Akhirnya sampai UKS. Matteo membuka pintu UKS dengan lututnya kemudian dia mendudukan Oliv di ranjang UKS.
Matt mengambil kotak P3K, kemudian dia mengganti perban Oliv. Oliv hanya memperhatikan saja, tapi dia juga penasaran kenapa Matt menjadi perhatian seperti ini?
"Lo kenapa jadi perhatian? Bukanya lo gak peduli sama sekitar lo?" ucap Oliv membuka suara.
"Tadi pagi ada yang nitipin anaknya ke gue, jadi gue harus jagain dong, kan udah janji. Apalagi itu elo," ucap Matteo yang membuat Oliv memalingkan wajahnya, malu. Oliv yakin wajahnya memerah sekarang.
"Oliv, gimana soal kemarin?" ucap Matt setelah hening beberapa saat. Matt juga masih sibuk mencoba mengganti perban di kaki Oliv.
"Hah? Kemarin yang mana?"
"Kemarin malam."
Oliv menelan salivanya. Oliv mencoba mengingat kejadian kemarin malam itu.
***
Kemarin malam.
Oliv mengerjapkan matanya. Kepalanya terasa sangat pening.
Oliv duduk kemudian melihat sekelilingnya. Tempat ini sangat asing, dimana ini?
Oliv memegang dahinya, tunggu, kenapa sepertinya ada plester?
Oliv melihat ke arah kakinya, kenapa diperban juga?
Oliv mencoba mengingat apa yang terjadi padanya, tiba-tiba seseorang keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk saja di bagian bawahnya, bagian atasnya dibiarkan bertelanjang dada.
Oliv berteriak kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Teriakan Oliv juga membuat orang itu terkejut.
"Oliv, udah bangun?" ucapnya saat melihat Oliv sudah duduk.
Oliv membuka telapak tangannya kemudian melihat sedikit demi sedikit dari celah yang dia buat. Saat Oliv tahu siapa yang ada di depannya, Oliv langsung membuka matanya sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Life
Mystery / ThrillerON GOING *** Tentang remaja ambisius yang menginginkan keadilan dalam hidupnya. Dia, Olivia Clarissa. Luka yang hampir tertutup, lagi-lagi harus terbuka untuk kesekian kalinya. Hal itu membuat Oliv bertindak dengan caranya. Menghilangkan mereka. Men...