13. This Present is For You

416 63 20
                                    

jgn nyider pls
disarankan memutar lagu 'Remember Me' biar lebih terasa
*smbil menabur bawang*
•••

4 tahun kemudian

Yujin berjalan menuju kuburan. Mencari nama di batu nisan yang menancap di atas tanah.

Ketemu.

Ia langsung jongkok disebelah gundukan tanah tersebut. Lalu memegang batu nisan tersebut.

"Halo, mama. Apa kabar disana, Ma?" tanya Yujin lembut. "Maaf, Yujin baru pulang. Tau gak ma? Yujin kemarin lulus loh, papa dateng. Tapi sayangnya mama gak ada disana buat foto sama Yujin di hari kelulusan. Yujin lulus dengan IP 4,00. Gimana ma? Bagus kan ma? Yujin juga sekarang dapet tawaran kerja buat jadi MUA, sama designer." jelas Yujin panjang lebar seakan akan ada lawan bicara yang akan menyimaknya.

Namun sebenarnya tidak.

Yujin terdiam sesaat lalu tersenyum pahit, "Mama.. Mama seneng gak liat aku?" Jari jemari panjang Yujin mengelus nama yang terukir di batu nisan tersebut.

"Anak mama. Anak semata wayang mama, udah sukses. Dan cita cita mama dulu yang terhenti, udah Yujin wujudin."

Iya, Mama Yujin dulu bercita cita jadi designer namun karena keadaan tak mendukung, ia lebih memilih jadi ibu rumah tangga.

"Mama Mama, Yujin juga punya temen banyak sekarang. Yujin banyak bersosialisasi. Sekarang Yujin dikenal banyak orang gak kaya dulu yang mainnya sama Sungchan dan Jihoon doang." tambah Yujin dengan nada bercerita.

Meski ia tahu setiap ceritanya tak akan mendapat respon.

"Sekarang Yujin juga tau apa maksud dari kata mama tentang rasa sakit yang berlebih kalo cuma temenan sama mereka doang."

"Mereka berdua ninggalin aku ma. Tanpa ngucapin perpisahan."

"Makasih mama. Udah saranin Yujin masuk ke asrama waktu itu. Kalau gak, Yujin ga akan kaya gini."

"Yujin sayang mama. Yujin berdoa buat mama." Yujin tersenyum pahit, lalu berdiri dan langsung mencari nama lain yang terukir di batu nisan.

Sungchan dan Jihoon.

Yujin menjongkokkan badannya disebelah kuburan Sungchan.

"Chan, apa kabar?" tanya Yujin sambil tersenyum sembari menatap gundukan tanah.

"Gue mau benci lo tapi gak bisa, Chan.." cicitnya lalu tanpa sadar bulir bulir netra terjatuh.

"Kenapa lo gak bilang waktu itu, kenapa lo gak bilang kalo lo punya penyakit yang lo idap?"

"Iya sih gue tau lo ga meninggal karena itu. Tapi tetep aja, kenapa lo ga cerita ke gue?"

"Lo udah janji sama gue, dan lo tau sendiri gue gak suka sahabat gue sendiri mendem sesuatu."

"Tapi kenapa lo ngelakuin?"

"Kenapa Chan?"

"Apa sesusah itu bilang ke gue? Lo bilang terus terusan ke gue jaga makanlah, gaboleh inilah itulah, dan ngerawat gue pas dulu. Tapi apa? Lo ga ngurusin diri lo sendiri."

Crush On You - JinJiChan ꪜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang