06. Sesuatu

351 71 3
                                    

•••


"Silahkan pesanannya,"

Yujin sedikit menoleh ke arah pelayan, "Makasih mbak" ucapnya lalu kembali menatap soal soal yang ada di atas meja.

Dua minggu lagi, ada Ujian Nasional di sekolah Yujin. Meski sekolahnya sudah ditentukan, tapi mau gimana lagi? Daripada  malu diantara siswi siswi yang ada di sekolah itu kan? Yah, jadinya mau gamau Yujin ngerjain soal soal.

Dia gak pernah mau beli buku detik detik, karena menurutnya itu menghabiskan duit. Lebih baik dia minta soal soal dari sahabatnya yang udah pernah ngerasain kelas 9 sebelumnya. Ga cuma itu, sekolahnya juga ngasih soal soal jadi itu membantu banget buat Yujin yang mau belajar.

Toh juga ya itu itu aja kan materinya. Gak akan pernah berubah.

"Serius amat?"

Yujin mendongakkan kepalanya di sela sela ia menulis. Dua sahabatnya ini datang menghampiri.

Sungchan sama Jihoon langsung duduk di depan Yujin. "Lama banget ya?" Yujin yang langsung fokus nulis lagi, menggeleng pelan.

Keliatan banget sebenernya dia gamau diganggu.

Sungchan sama Jihoon cuma diem dieman, sambil natap satu sama lain dalam keheningan. Ya gimana gak, Yujin ngajak mereka ke starbucks buat minta soal soal tapi malah Yujin sibuk sendiri.

Ya mereka berdua ga berani buat gangguin sahabat mereka yang lebih muda, apalagi ini masa masa mau ujian.

"Mana soal soalnya?" beberapa menit kemudian, Yujin bersuara, ya meski dia masih sibuk nulis sih.

Jihoon sama Sungchan langsung bukain tas mereka dan naro soal soal di meja. Banyak banget. Ada yang lembar fotocopy an, buku, dan lain lain.

"Hah banyak banget," Yujin menghentikkan aktivitas tulis menulisnya. "Gue mana bisa ngabisin ini sebelum ujian.." keluhnya.

"Ya gimana sih lu, kan lu yang minta" kata Jihoon. "Nah, traktir bakso malang sama siomay ya?" tambahnya sambil cengar cengir. Yujin natap Jihoon kesal, tapi terus dia ngasih satu lembar hijau berbentuk rupiah ke Jihoon. "Beli sendiri. Cukup kan?"

"Omaygat, makasih adikku"

"Jiji gue bukan adek lo!"

Jihoon tersenyum cekikikan, sedangkan Sungchan yang liat mereka berinteraksi merasakan sesuatu yang gaenak di hati nya.

Gatau sih itu apa, tapi Sungchan mencoba gak peduli.

"Jadi, lu mau masuk SMA mana? Lu belum cerita ke kita kayanya" tanya Sungchan yang dianggukin Jihoon.

Yujin menghentikkan aktivitasnya, lalu menyeruput minumannya sedikit, dan menatap dua sahabatnya ini. Sebenernya, dia agak susah ngomongnya, apalagi dia gamau pisah dari mereka berdua.

Yujin menghela napas bentar sebagai jeda, "Gue bakal masuk asrama." katanya datar.

Tercipta keheningan diantara mereka bertiga. Yujin tau, mereka mungkin ga akan marah, tapi rasanya ga enak gitu deh. Tau kan rasanya kalau yang udah bareng dari dulu, tapi pisah gitu aja? :(

Sebenernya Yujin deg degan juga sih, apa respon mereka. Apa mereka bakal kesel, atau bakal bilang ini itu? Atau gimana ya? Yujin jujur penasaran tapi selama ini dia belum dapet respon apa apa.

Jihoon mulai manggut manggut kemudian, "Ooh. Baguslah."

"Keren kok," tambah Sungchan.

Ekspektasi Yujin runtuh. Hah, gitu doang responnya?

"Gitu aja responnya?" tanya Yujin. Sungchan sama Jihoon cuma natap satu sama lain dan menoleh ke arah Yujin bersamaan. "Terus lu mau kita respon gimana?" tanya Jihoon.

Yujin garuk garuk lehernya, "Ya.. Gue kira lu pada marah atau gimana gitu.. Kan kita bareng bareng terus dari dulu.."

"Bareng bareng terus ga menjamin buat ga pisah." celetuk Sungchan.

"Gua tau, lu pasti gamau masuk situ awalnya, tapi ya gimana lagi? Mungkin aja disana ada hal yang menakjubkan yang belum pernah lu liat sebelumnya." ujar Jihoon yang dibalas kerutan dahi Yujin.

"Lo.. Tau darimana kalo gue gamau masuk situ awalnya?"

"Eh.. Ya.. Ya gua ngasal aja kok. Itu asrama apaan?" tanya Jihoon. "Asrama khusus perempuan." jawab Yujin datar.

Dan setelah itu gelak tawa memenuhi penjuru ruangan. Sungchan ketawa, Jihoon ketawa, Yujin bingung.

"Eh eh kenapa sih?"

"Gapapa, lucu aja. Lu yakin mau masuk situ?" tanya Sungchan.

"Ya kan tadi gue udah bilang, gue gamau, tapi mama gue maksa." Yujin melesu.

"Yaudahlah, bagus juga. Lu bersosialisasi sama yang lain kan. Daripada main sama kita mulu." tambah Jihoon yang diangguki Sungchan.

"Gimana jadinya Yujin ketemu siswi siswi disana?" tanya Sungchan sambil cekikikan.

"Gua jadi keinget pas lu sd, lu dijauhin sama anak cewe gara gara suka manjat pohon" tambahnya. Raut wajah Yujin memadam menahan amarah.

"IH DIEM LO!"

"HAHAHA"
"HAHHAHA IYA JUGA" kata Jihoon.

"Hah, yang penting lu bahagia disana Jin. Tenang aja, gua tau lu ini s3 bidang social butterfly." ucap Jihoon yang masih cengar cengir.

"Bener, gua setuju sama Jihoon."

Yujin menarik senyumannya, rasa khawatir yang dia rasakan tadi mulai menghilang perlahan. Jujur aja, Yujin tuh sayaaang banget sama mereka berdua. Mereka berdua selalu bikin Yujin tenang senang, meski banyak polah, dan Yujin selalu berharap persahabatan mereka selalu langgeng.

"Guys, lo semua tau gak,"

"Apaan?"
"Apa?"

"Ada satu hal yang gak gue suka," kata Yujin sambil nunjukkin senyumnya yang maniss banget. "Gue gak suka kalo ada sesuatu diantara kita"

"Sesuatu?" tanya Jihoon. Yujin mengangguk, "Iya. Apa aja. Hal sepele yang bikin kita rusak,"

"Jadiiii," lanjut Yujin.

"Gue harap kalian berdua selalu cerita kalau kalian ada apa apa ya? Biar gak ada trust issues diantara kita, oke?" kata Yujin.

Sungchan menatap Yujin, entah kenapa, saat Yujin ngomong gitu, dadanya sesak. Sesuatu menjanggal di hatinya tapi Sungchan gatau apa.

"Yujin," panggil Sungchan.

"Kalau.. Sesuatu itu, melibatkan perasaan, gimana?"

•••

Crush On You
© drugpounds


Crush On You - JinJiChan ꪜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang