PLISS VOTE DULU YAHH🙏
| || |
| |
Daffa berjalan kearah meja makan, yang telah diisi oleh Ananta seorang yang terlihat tenang menikmati makanannya.
"Hai!" sapa Daffa sembari menarik kursi didekat Ananta yang begitu fokus pada makanannya.
"Hmmm.."
Daffa hanya tersenyum saat mendengar jawaban dari Ananta.
"Kalian besok semuanya saya kasih pesangonnya!" ucap Daffa sembari menatap seluruh pelayannya yang mengangguk mengerti, kemudian berjalan meninggalkan Daffa dan Ananta yang kini menatap kaget suaminya.
"Mas! Maksudnya apaan? Hua... mas nge-prank yah?" tanya Ananta sembari menatap seluruh kepergian pelayan yang berjumlah kurang lebih 10 orang itu.
Daffa menggeleng tegas, sembari terus menyantap makanannya.
"Mas nggak main main Ananta! Mulai besok kamu harus bangun pagi, masak terus bersih-bersih. Ngapain coba punya istri tapi masih nyewa pembantu, bisa dibilang kamu harus istri yang baik," kata Daffa yang membuat Ananta melebarkan matanya, tak percaya dengan ucapan Daffa.
"Tapi Mas..
Daffa menggeleng, tanda tak setuju. Membuat Ananta mendengus kesal. Pekerjaan menjadi babu, kini Ananta tekuni kembali, setelah dulu dirinya juga dijadikan babu oleh Amayra dan Dito.
Ananta beranjak dari duduknya, meninggalkan makanannya yang belum sepenuhnya ia habisi, meninggalkan Daffa yang kini menatap geli Ananta.
Ia melakukan ini demi memberikan hukuman kepada Ananta yang selalu saja adu jotos dengan teman temannya. Itu membuat Daffa bertekad merubah Ananta dengan menyibukkan gadis itu dengan pekerjaan rumah tangga.
•••
Daffa melihat Ananta yang duduk diatas ranjang sembari menatap serius kearah layar laptop. Mata bulat Ananta berbinar melihat hal yang berada dihadapannya itu membuat Daffa menjadi ingin tahu apa yang dilihat gadis itu sampai sampai membuatnya terkekeh geli.
"Eh, itu.."
Daffa terkejut saat melihat Ananta tengah menonton sebuah film kartun scooby doo film yang terkesan untuk anak anak.
"Kenapa?" tanya Ananta heran sat melihat ekspresi Daffa.
"Kok nonton gini sih?"
"Karna Ananta mau!" jawab Ananta sembari melirik tajam Daffa yang duduk didekatnya.
"Hmm, biasanya kalau cewe cewe tuh sukanya Drakor atau nggak Drachin!" ucap Daffa yang membuat Ananta menggelengkan kepalanya tak setuju.
"Nggak semuanya begitu, buktinya aku sendiri. Ananta lebih suka film kartun dari pada drama drama luar negeri, yang kebanyakan ada anu anunya," kata Ananta sembari memelankan ucapan akhirnya.
Daffa terkekeh, kemudian mengecup puncak kepala Ananta membuat gadis itu heran.
"Ganti baju sana! Kita jalan jalan," ucap Daffa yang membuat mata Ananta berbinar menatapnya.
"Beneran Mas?" Daffa mengangguk mengiyakan membuat Ananta langsung melompat dari kasur dan berlari menuju kamar mandi setelah menyambar gamis hijau botol miliknya. Daffa hanya tersenyum melihat tingkah istri kecilnya itu.
•••
Langkah pelan Daffa dan Ananta menyusuri jalan disekitar taman, sembari berpegangan tangan, dengan tangan yang satunya lagi memengangi cap es krim coklat.
"Gimana? Seneng nggak?" Tanya Daffa sembari memberikan kecupan singkat di puncak kepala Ananta yang tenang fokus memakan es krim nya.
Ananta mengangguk cepat, matanya tak lepas memandang sekitarnya yang penuh dengan anak anak yang bermain bersama dengan orang tuanya.
"Duduk, yuk Mas!" ajak Ananta yang membuat Daffa mengangguk mengiyakan, mengikuti tarikan pelan sang istri menuju bangku yang berada dibawah pohon rindang.
Ananta kembali fokus kepada es krim nya sedangkan Daffa memilih untuk mengecek handphone nya saat beberapa notifikasi terdengar memenuhi saku celana jeans tempat hpbenda tersebut berada.
Tatapan Daffa menajam, menatao sekitar taman setelah pesan yang dikirim seseorang mengatakan bahwa ia akan mencelakai istrinya, Ananta.
"Pulang yuk!" Daffa bangkit dari duduknya, kemudian menarik pelan tangan Ananta yang jam kah gadis itu menyergit heran melihat tingkah Daffa yang terlihat terburu buru.
"Loh kan kita baru nyampe Mas! Belum juga keliling taman, kok udah mau pulang?" Tanya Ananta yang tak sama sekali Daffa respon, membuat Ananta kesal melihat Daffa.
"Mas, itu..
DOR!!
Ucapan Ananta terpotong dengan adanya suara tembakan yang hampir mengenainya untung saja hanya pundaknya yang terkena membuat gamis yang ia pakai langsung sobek bersamaan dengan darah yang merembes keluar.
Semua orang panik, berlarian mencari perlindungan saat mendengar suara tembakan itu. Sedangkan Daffa jangan tanya lagi, pria itu lebih memilih menggendong Ananta menuju mobil mereka kemudian melajukan mobil tersebut diatas rata rata.
"Mas....sa-kit.. "cicit Ananta sembari menangis kesakitan, dengan darah yang terus mengalir.
"Bertahan Sayang! Mas bawah kamu kerumah sakit yah!" Diotak Daffa hanya terlintas tentang Ananta selebihnya ia acuhkan dengan membawa mobilnya diatas rata rata melewati setiap pengendara yang menghalangi jalannya.
•••
Perasaan Daffa begitu khawatir akan kondisi Ananta, yang tadinya sudah pingsan sebelum sampai dirumah sakit membuat Daffa cemas sekaligus marah. Ia cemas akan kondisi istirnya meski kini sudah berada di dalam perawatan dokter, namun juga marah karna seseorang hampir membuat istrinya kehilangan nyawa.
"Pak Daffa!" panggil Dokter yang baru saja keluar dari ruang ICU yang membuat Daffa langsung bangkit dari duduknya, berlari kecil menuju hadapan sang dokter.
"Bagaimana dok? Apakah istri saya baik baik saja? Apakah ada luka serius? Atau dia sudah sadar? Atau apa dok?" Tanya Daffa berturut turut yang membuat dokter tersebut tersenyum kecil melihat tingkah Daffa.
"Tidak apa apa Pak! Istri Bapak pingsan karna syok dan untuk lukanya pun tak terlalu dalam, jadi dia tak perlu dirawat dan untuk obatnya Bapak tinggal menebus obat yang saya catat di apotik terdekat, dan selebihnya istri Bapak baik baik saja." kata dokter tersebut sembari menyerahkan secarik kertas resep obat yang membuat Daffa bernafas lega.
Daffa perlahan membuka pintu ruangan ICU, matanya perlahan menyusuri ruangan selain jatuh kepada wajah sang istri yang tengah terbaring lemah tak berdaya.
"Sayang.." bisik Daffa saat dirinya kini berdiri didekat Ananta yang sama sekali tak membuat gadis itu terbangun.
Daffa mengelus perlahan puncak kepala Ananta, sembari berjanji akan melindungi gadis kecilnya dari segala bahaya yang mengintai dan Daffa jamin perkataannya itu. Tidak akan ada yang menyakiti Ananta selama ada dirinya, tidak akan.
#BERSAMBUNG
#JANGANLUPAVOTE
INSTAGRAM: @_shantisudrn03
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dan Pak Daffa (SELESAI)
Novela Juvenil(FOLLOW MAKCE DULU YAHH 🖤) "Bapak Siapa?!" Ananta Zalynda "Hey Saya Ini Suami mu! Bukan Bapakmu!" Daffa Alfarizi Pertemuan yang tak terduga membawa Ananta menikahi seorang guru yang bernama Daffa, meski awalnya tak berjalan mulus tapi lama kelamaan...