Teachers? Or Husband? (38)

6.2K 367 0
                                    

| |

| |

| |

P

agi harinya, sesuai janji Daffa akan menemani Ananta berkeliling kompleks perumahan mereka, meski beberapa menit ia akan melakukan meeting namun demi sang istri ia rela meluangkan waktunya.

"Sayang, kamu masih kuat?" tanya Daffa yang berjalan didekat Ananta membuat gadis itu menoleh ke arah sang suami.

Kening Ananta berkerut, "Mas ini tuh baru sebentar jalannya, masa udah capek! Aneh deh!"

Daffa terkekeh pelan, kemudian menggandeng tangan Ananta dan tangan yang satunya dipake untuk mengelus perut istrinya itu.

"Kalau capek bilang yah,"

Ananta mengangguk mengiyakan, dengan pandangan yang menatap sekitarnya, begitu asri dan bersih.

"Besok kita jalan jalan lagi yah Mas," pintah Ananta sembari menoleh kesamping tepat dimana Daffa berdiri, membuat lelaki itu langsung mengangguk.

Daffa terus menatap kedepan sesekali menoleh kebelakang, entah perasaannya atau tidak, ia merasa ada yang mengikuti dirinya dan Ananta yang baru beberapa menit lalu keluar dari rumah.

"Sayang!"

Ananta menoleh saat Daffa memanggilnya dengan nada panik.

"Kita pulang," tegas Daffa yang membuat Ananta menjadi bingung melihat mimik wajah suaminya itu seperti panik dan khawatir.

"Kenapa Mas?" tanya Ananta heran yang tak membuat Daffa langsung menjawab pertanyaannya, namun lelaki itu langsung mengangkat tubuh Ananta berjalan balik arah dari arah sebelumnya.

Ananta dibuat kesal, ia ingin memarahi Daffa, namun melihat wajah Daffa yang terlihat memasang wajah datar.

"Mas kenapa sih?" tanya Ananta dengan tangan yang mengelus perlahan rahang bawah Daffa membuat lelaki itu menghela nafas panjang.

"Nggak papa Sayang, Mas mau pulang karna ada rapat penting dikantor," jawabnya yang membuat Ananta mengangguk mengerti.

"Ya udah deh, lain kali aja jalannya!"

Daffa dibuat tersenyum manis mendengar ucapan Ananta sembari terus mendekap tubuh wanitanya itu dalam dekapannya.

Tak perlu waktu lama, Daffa dan Ananta kini sudah sampai didepan rumah mereka, yang disambut beberapa penjaga.

Daffa berjalan masuk kedalam rumah, dan meletakkan Ananta diatas sofa diruang tamu, kemudian meraih handphone miliknya.

"Kenapa?" tanya Ananta sembari menatap Daffa yang terlihat menelpon seseorang.

"Nggak papa," jawabnya dengan memberikan kecupan singkat dikening Ananta.

Ananta hanya mengangguk mengerti, "Mas mau siap siap dulu yah," kata Daffa dengan handphone yang masih melekat di telinganya.

"Iya Mas,"

Daffa langsung berlari menuju kamar mereka, dan membuat Ananta memilih berjalan, menuju dapur karna rasa haus yang menjalar ke tenggorokannya.

Beberapa pelayan menyapa majikannya itu, yang terlihat sedikit kesusahan dalam berjalan, mungkin karna perutnya yang makin membesar dan sebentar lagi akan mengalami persalinan itu.

"Nona mau apa?" tanya salah satu pelayan yang membuat Ananta menoleh menatapnya.

"Mau minum Bi,"

Mas Dan Pak Daffa (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang